PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE CO-OP CO-OP DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

Main Author: Rian Octavianti
Format: Lainnya
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/11170
Daftar Isi:
  • Hakekat pembelajaran fisika adalah adanya proses dan produk. Proses merupakan tahapan untuk menemukan atau membuktikan suatu teori atau fakta yang sudah ada sebelumnya. Dalam hal ini, fakta atau teori yang sudah ada sebelumnya disebut produk. Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk memperbaiki, memperbaharui, dan membantu siswa dalam memahami konsepkonsep fisika adalah melalui penerapan model pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, maka solusinya adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memperoleh suatu konsep dengan melakukan percobaan, berdiskusi dan menyampaikan pendapat adalah model cooperative Learning tipe co-op co-op disertai metode eksperimen. Tujuan dari penelitian ini adalah: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan tempat penelitian ditentukan menggunakan cara purposive sampling area. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Sukorambi. Responden penelitian ditentukan setelah dilakukan uji homogenitas menggunakan SPSS 16. Penentuan sampel penelitian dengan cluster random sampling. Rancangan penelitian menggunakan one group vii post-test design. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, dan tes. Analisis data menggunakan uji persentase kemampuan berfikir kreatif untuk mengetahui seberapa besar kemampuan berfikir kreatif siswa yang diajar menggunakan model cooperative learning tipe co-op co-op disertai metode eksperimen. Kemudian analisis data menggunakan SPSS 16 untuk mengkaji taraf signifikansi perbedaan hasil belajar. Data hasil observasi memperlihatkan bahwa prosentase aktivitas kemampuan berfikir kreatif siswa yang di ukur menggunakan observasi aktivitas siswa dalam berfikir kreatif secara klasikal yaitu mencapai 49.85% yang termasuk dalam kriteria kurang kreatif. Sedangkan yang di ukur dengan tes kemampuan berfikir kreatif mencapai 75.30% yang termasuk dalam kriteria cukup kreatif. Jadi skor rata-rata siswa dalam berfikir kreatif adalah mencapai 55.0% yang termasuk dalam kriteria kurang kreatif. Data hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah sebesar 79.76. Sedangkan data hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen yang dilihat dari nilai pos-tes menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan eksperimen. Pada kelas kontrol nilai rata-ratanya adalah sebesar 59 sedangkan pada kelas eksperimen adalah sebesar 68.62. Berdasarkan analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa