Analisis pengelolaan kebun dan produktivitas kelapa sawit serta hubungannya dengan hirarki desa-desa di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Provinsi Sumatera Utara
Main Author: | Suwartika, Onie |
---|---|
Other Authors: | Sitorus,Santun R.P., SP,Dyah Retno Panuju |
Terbitan: |
IPB (Bogor Agricultural University)
, 2011
|
Online Access: |
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/51175 |
Daftar Isi:
- Kelapa sawit merupakan komoditas unggulan yang dewasa ini sangat diminati untuk dikelola atau ditanam, baik oleh BUMN, perkebunan swasta maupun petani (perkebunan rakyat). Produktivitas kelapa sawit perlu diketahui agar dapat disusun suatu sistem pengelolaan perkebunan dengan tingkat produktivitas yang tinggi sehingga mampu bersaing di pasar dunia serta dapat meningkatkan tingkat perkembangan desa-desa di sekitar areal perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan kebun dan pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) serta tingkat produktivitas kelapa sawit di kebun inti dan plasma, mengetahui struktur biaya usahatani antar kelas umur tanaman di kebun plasma dan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kelapa sawit, serta mengetahui hirarki perkembangan desa-desa. Pengelolaan kebun dan pengolahan TBS di PT. Perkebunan Nusantara-III Kebun Torgamba dari proses Pembibitan sampai pengangkutan hasil panen sudah baik karena telah mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) Perusahaan. Namun, semangat atau etos kerja pekerja kebun tergolong masih kurang baik terutama dari masyarakat lokal, dilihat antara lain dari kurangnya disiplin jam masuk dan pulang kerja serta keseriusan dalam bekerja. Tingkat produktivitas kelapa sawit antar Afdeling di kebun inti berbeda nyata. Produktivitas tertinggi terdapat pada Afdeling VII sedangkan produktivitas terendah terdapat pada Afdeling I. Umur tanaman 27 tahun menghasilkan produktivitas tertinggi sedangkan umur tanaman 3 tahun menghasilkan produktivitas terendah. Produktivitas kelapa sawit di kebun inti lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas kelapa sawit di kebun plasma. Pada status kepemilikan lahan yang sama yaitu lahan milik sendiri di kebun plasma, produktivitas tanaman umur 6-10 tahun dan 11-15 tahun berbeda nyata dengan produktivitas tanaman umur > 21 tahun, produktivitas tanaman pada kelompok umur 0-5 tahun berbeda nyata dengan produktivitas tanaman umur 11-15 tahun. Pada kelompok umur yang sama dengan status kepemilikan lahan berbeda menghasilkan produktivitas yang berbeda pula. Produktivitas tanaman umur 11-15 tahun yang dikelola di lahan sewa lebih tinggi (16 ton/ha) dibandingkan dengan produktivitas tanaman umur 11-15 tahun di lahan milik sendiri (15 ton/ha) dan lahan garap (8 ton/ha). Penggunaan input usahatani dengan biaya usahatani tertinggi adalah pada kelas umur tanaman 0-5 tahun. Semakin meningkat umur tanaman maka biaya usahatani yang dibutuhkan semakin rendah. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas kelapa sawit di kebun plasma adalah pendidikan petani, teknik pemupukan, umur tanaman dan bibit, pekerjaan sampingan dan status kepemilikan lahan. Berdasarkan hasil analisis skalogram tahun 2003 dan 2008, dalam kurun waktu 5 tahun, beberapa desa di Kecamatan Torgamba telah mengalami perubahan hirarki baik berupa peningkatan atau penurunan dan sebagian lagi tetap. Desa yang mengalami peningkatan perkembangan ada 2 yaitu desa Asam Jawa dan desa Torgamba. Desa yang mengalami penurunan perkembangan ada 4 yaitu desa Beringin Jaya, Bangai, Rasau, dan Aek Raso. Sisanya ada 8 desa yang tidak mengalami perubahan perkembangan (hirarki tetap), yaitu desa Aek Batu, Bunut, Pinang Dame, Bukit Tujuh, Pangarungan, Teluk Rampah, Sungai Meranti, dan Torganda.