Penilaian Kesehatan Pohon Plus Kayu Afrika (Maesopis eminii Engl.) Di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Sukabumi Dengan Metode FHM (Forest Health Monitoring)

Main Author: Aprianti, Radna Rika
Terbitan: IPB (Bogor Agricultural University) , 2011
Online Access: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49737
Daftar Isi:
  • Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan merupakan sebuah gerakan yang mengawali kegiatan massal rehabilitasi lingkungan yang diharapkan akan terus berlangsung paling tidak lima tahun ke depan. Gerakan ini membutuhkan bibit berkualitas dalam jumlah yang besar, terutama bibit pohon yang termasuk kedalam jenis pohon cepat tumbuh (fast growing) seperti Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.). Benih berkualitas dapat diperoleh dari pohon plus (pohon induk terseleksi). Pohon plus M. eminii di HPGW dipilih berdasarkan sifat fenotipe (sifat yang tampak) seperti tinggi total, tinggi bebas cabang, dan diameter, tetapi belum dilakukan penilaian terhadap kondisi kesehatan pohon. Oleh sebab itu dikakukan penelitian penilaian kesehatan pohon plus, sehingga dapat diketahui apakah pohon plus tersebut dapat dijadikari sebagai sumber benih atau tidak. Forest Health Monitoring (FHM) merupakan suatu program yang umum dirancang untuk menentukan status, perubahan, dan kecenderungan indikator dari kondisi hutan dalam waktu tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebaran pohon plus, menentukan tingkat kesehatan pohon plus, dan mengetahui kelayakan pohon plus sebagai sumber benih. Penelitian ini dilakukan selama bulan Juli 2006 di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW), Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: kompas, meteran, pita ukur, haga hypsometer, sunto clinometer, golok, kamera digital, kalkulator, mistar, busur, kertas label, plastik, tally sheet, peta batas HPGW, peta tanah HPGW, dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah pohon plus Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.) yang terdapat di HPGW. Pembuatan peta penyebaran pohon plus M. eminii dilakukan secara manual dengan mengambil titik ikat pada pal batas, pengukuran dilakukan terhadap azimuth, jarak lapang dan kelerengan. Pengukuran terhadap kiteria kerusakan pohon (TDLI) meliputi lokasi terjadinya kerusakan, tipe kerusakan, dan tingkat keparahan yang ditimbulkan pada pohon. TDLI digunakan untuk menilai kesehatan pohon. VCR (Visual Crown Rating) diukur dengan menggunakan parameter Rasio Tajuk Hidup (Live Crown Ratio-LCR), Kerapatan tajuk (Crown density-Cden), Transparansi Tajuk (Foliage Transparancy-FT), Diameter Tajuk (Crown Diameter Width dan Crown Diameter at 90°), Dieback (CDB). VCR digunakan untuk menilai kesehatan tajuk pohon. Penilaian kualitas tapak dilakukan terhadap parameter Kapasitas Tukar Kation (KTK). Penyabaran ponon plus M. eminii di HPGW tersebar tidak merata dan lebih banyak terdapat di Punggung (pemancar TVRI) hingga lereng (stasiun DAS). tingkat Kesehatan pohon plus umumnya berada pada kondisi yang baik. Berdasarkan kondisi tajuk pohon plus kayu afrika yang ada di HPGW 59,4 % (19 pohon) memiliki nilai VCR yang tinggi (4); 34,4 % (11 pohon) nilai VCRnya sedang (3); 6,2 % (2 pohon) yang memiliki nilai VCR rendah, dan tidak ada pohon plus yang memiliki nilai VCR sangat rendah. Berdasarkan skor TDLI (kerusakan pohon) 27 pohon dalam keadaan sehat, 5 pohon dalam keadaan rusak ringan dan tidak ditemukan pohon plus dalam keadaan rusak sedang dan rusak berat. Pohon plus M. eminii yang terdapat di HPGW sebagian besar layak sebagai pohon plus (26 pohon /81,2 %). Terdapat enam pohon (18,8%) yang tidak layak sebagai pohon plus yaitu P 002, P 003, P 012, P 013, P 020, dan P 032.