Pengukuran nilai target strength ikan pelagis dengan menggunakan sistem akustik BIM terbagi di perairan Selat Makassar dan Laut Sulawesi
Main Author: | Abdilah, Budi |
---|---|
Format: | Thesis |
Terbitan: |
, 2010
|
Online Access: |
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/22056 |
Daftar Isi:
- Aplikasi sistem akustik untuk pendugaan stok ikan atau gerombolan ikan sudah mulai digunakan dalam usaha perikanan. Dalam penggunaan di lapangan {insitu condition), sistem akustik ini lebih menitikberatkan kepada pengukuran nilai target strength (TS). Penelitian ini bertujuan untuk menduga kisaran nilai target strength ikan pelagis, melihat penyebarannya secara spasial (vertikal dan horizontal) serta secara temporal (siang dan malam hari) dan melihat hubungan antara faktor oseanografi (suhu dan salinitas) dengan penyebaran ikan pelagis di daerah penelitian. Pengambilan data di lapangan dilaksanakan pada tanggal 12-15 Mei 2001 di Perairan Selat Makassar dan Laut Sulawesi dalam proyek "Joint Cruise Programme" yang dilaksanakan oleh P30 LIPI Jakarta dan Ocean Research Institute (ORI) University of Tokyo Jepang dengan menggunakan kapal Baruna Jaya VII. Data yang diambil meliputi: data akustik, data posisi geografis tiap ESDU dan data oseanografi (suhu dan salinitas). Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SIMRAD EK 500 scientific echosounder {Split beam transducer 120 KHz), CTD {Conductivity Temperature Depth) Sea Bird 9] 1 SBE Plus, GPS {Global Positioning System) model Shipmate GN 30 dan Software post processing (Excel dan Surfer versi 7,0). Penyebaran nilai TS-secara vertikal menunjukkan kecenderungan yang sama baik di Selat Makassar maupun Laut Sulawesi, dimana penyebarannya didominasi oleh nilai TS -55,0 ~ -53,5 dB. Dari data terlihat bahwa total target di Selat Makassar untuk seluruh strata kedalaman sebanyak 1.550 ekor ikan. sedangkan di Laut Sulawesi sebanyak 2.237 ekor ikan. Jumlah target pada nilai TS -55,0 ~ -53,5 dB di Selat Makassar sebanyak 911 ekor ikan, sedangkan di Laut Sulawesi sebanyak 1.582 ekor ikan Nilai TS terbesar di Selat Makassar yaitu -41,5 ~ -40,0 dB yang terdeteksi pada strata kedalaman I dan strata kedalaman VII masing-masing 1 ekor ikan dan di Laut Sulawesi TS terbesar yaitu -43,0 - -41,5 dB yang berada pada strata kedalaman I sebanyak 1 ekor ikan. Hal ini menunjukan bahwa nilai TS yang terdeteksi di Laut Sulawesi lebih kecil dibandingkan dengan Selat Makassar. Penyebaran secara horizontal menunjukan bahwa pada strata kedalaman I nilai TS terbesar di Selat Makassar berada pada ESDU 326 yaitu -41,5 ~ -40,0 dB, sedangkan di Laut Sulawesi berada pada ESDU 719 dengan nilai TS -43,0 ~ -41,5 dB. Pada strata kedalaman II sampai strata kedalaman VI target menyebar merata pada kisaran nilai TS -55,0 dB sampai dengan -44,5 dB. Pada penyebaran secara temporal terlihat bahwa jumlah target yang terdeteksi lebih banyak berada pada periode malam hari dibandingkan pada siang hari. Jumlah target yang terdeteksi pada malam hari di Selat makassar sebanyak 1.477 ekor ikan dan pada siang hari sebanyak 73 ekor ikan sedangkan di Laut Sulawesi pada periode malam berjumlah 1.899 dan pada siang hari sebanyak 338 ekor ikan. Penyebaran ini kemungkinan disebabkan karena adanya kebiasaan migrasi vertikal harian dari ikan pelagis dimana pada waktu siang hari ikan pelagis muncul sedikit di atas lapisan termoklin kemudian beruaya ke lapisan permukaan pada sore hari dan pada waktu malam hari akan menyebar pada lapisan antara permukaan dan lapisan termoklin. Keadaan oseanografi di daerah penelitian menunjukan kisaran yang masih berada pada kondisi yang sesuai untuk penyebaran ikan pelagis di daerah tersebut. Dari hasil pengukuran di Selat Makassar suhu dibawah permukaan (2,5 meter) berkisar antara 29,89 - 30,0 °C dan di Laut Sulawesi suhu dibawah permukaan (2,5 meter) berkisar antara 28,61 - 30,0 °C. Kisaran Salinitas di Selat Makassar pada lapisan dibawah permukaan (2,5 meter) antara 33,26 - 33,35 %<, dan di Laut Sulawesi berkisar antara 31.70 - 33,30 7lK)