Perencanaan Kawasan Pesisir Untuk Ekowisata Di Tulamben, Karangasem Bali

Main Author: Kusumawardani, Astari
Format: Thesis
Terbitan: IPB (Bogor Agricultural University) , 2010
Online Access: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/15477
Daftar Isi:
  • Indonesia mempunyai keragaman yang tinggi dalam ekosistem (tere.sterial dan akuatik) serta bentukan fisik (features, forms, and forces). Keragaman ini merupakan daya tarik utama yang menjadikan wilayah pesisir sebagai wilayah yang paling berpotensi, terutama dalam pengembangan sektor pariwisata Salah satu tujuan utamanya adalah Pulau Bali yang memiliki berbagai potensi wisata alamo Wilayah pesisir pada wnwnnya memiliki panorama keindahan yang dapat dijadikan obyek rekreasi dan pariwisata yang sangat menarik dan menguntungkan. Namun seiring dengan berkembangnya industri pariwisata ini, kawasan pesisir mengalami tekanan ekologis yang semakin parah dan kompleks. Di beberapa daerah pesisir, tingkat kerusakan ekologis tersebut telah mencapai atau melampaui daya dukung lingkungan dan kapasitas keberlanjutarmya., sehingga diperlukan tindakantindakan perbaikan dalam bentuk perencanaan fisik kawasan pariwisata di daerah pesisir pantai. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk perkembangan pariwisata daerah adalah melalui perencanaan kawasan yang berkonsep ekowisata. Ekowisata merupakan suatu konsep wisata yang mencerminkan wawasan lingkungan dan mengikuti kaidah-kaidah keseimbangan dan kelestarian yang bertujuan mengintegrasikan tujuan konservasi alam dengan tujuan pembangunan ekonomi dengan melibatkan masyarakat lokal. Studi ini merencanakan suatu kawasan pesisir pantai yang berkonsep ekowisata sehingga tercipta keseimbangan antara kapasitas ekologis tapak dengan penggunaannya sebagai kawasan wisata. Studi dimulai dengan mempersiapkan konsep dan pengembangannya berdasarkan pengertian dari ekowisata. Setelah pengambilan data lapangan, dilanjutkan dengan memilah data sesuai dengan konsep yang dibagi untuk dianalis dan direncanakan tata ruang wisatanya Tujuannya adalah untuk menghasilkan kawasan perencanaan ekowisata yang optimal. Pembagian ruang tiap zona didasarkan pada hasil identifikasi rona dan aktivitas yang dalam setiap ruang. Hasil identifikasi zona konservasi berupa area yang memiliki kriteria sebagai swnberdaya kritis, vegetasi dan fauna yang langka dan terancam punah, kawasan lindung dan berfungsi lindung serta areal rawan bencana. Hasil identifikasi kemudian dikelompokkan kedalam ruang inti dan ruang penyangga konservasi. Identifikasi zona wisata ditentukan berdasarkan kriteria kondisi awal sumberdaya sebagai obyek wisata, nilai estetik (view) dan keinginan wisatawan akan kegiatan wisata lain selain yang sudah ada. Zona sosial-ekonomi bertujuan untuk menghindari kompetisi kepentingan antara ekonomi dan lingkungan, mengikutsertakan masyarakat setempat dalam menjalankan pariwisata secara lokal serta sebagai a1ternatif mata pencaharian selain dari sektor wisata. Identifikasi yang dilakukan terdiri atas identifikasi mata pencaharian penduduk dan kondisi eksisting fasilitas sosial-ekonomi. Jalur sirkulasi dilakukan untuk membatasi pengunjung masuk kedalam satu zona dan mengatur waktu peIjaianan berupa altematif-altematif jalur wisata. Jalurjalur penghubung dalam tata sirkulasi ini adalah jalur utama., jalur wisata dan jalur a1ternatif. Jalur utama menghubungkan zona dan melalui lima desa dalam kawasan. Jalur wisata menghubungkan titik-titik atraksi wisata dan didalamnya terdapat jalurjalur a1ternatif yang merupakan variasi peIjaianan bagi pengunjung kawasan Tulamben. Fungsinya adalah untuk mengurangi jumlah pengunjung untuk masuk dalam zona inti konservasi secara bersamaan dan dalam jumlah banyak. Selanjutnya juga berfungsi untuk variasi rute peIjalanan sehingga tiap pengunjung memiliki pilihan untuk beIjalan sesuai dengan kemampuannya. Zona ekowisata di kawasan pesisir Tulamben mempunyai beberapa atraksi wisata yaitu, alam bavlllh laut untuk olahraga diving, habitat tanaman lontar, pantai berpasir hal us, desa nelayan serta aktivitas yang dapat dilakukan seperti berkemah dan berkuda. Atraksi dapat berada di dalam zona inti konservasi dan juga di penyangga konservasi. Dua atraksi yang berada di dalam inti konservasi mempunyai akses sendiri untuk jalur wisata sehingga pengunjung yang ingin masuk dapat terkontro1. Atraksi \visata yang berada di luar zona inti konservasi dilengkapi dengan fasilitas pelayanan temporer sementara fasilitas pelayanan permanen dipusatkan pada satu areal. Fungsinya adalah untuk mengurangi dampak negatif pembangunan pada kealamian tapak. Perencanaan kawasan ekowisata ini mengakomodasi kebutuban wisata dengan meminimalkan dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya sehingga tercipta keseimbangan antara kapasitas ekologis tapak dengan penggunaan wisata.