Pengelolaan Pemupukan Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis, Jacq) di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan

Main Author: Purwanto, Haryo
Terbitan: IPB (Bogor Agriculture University) , 2010
Online Access: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/15456
Daftar Isi:
  • Kelapa sawit (Elaeis guineensis, Jacq) adalah salah satu komoditi perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam penghasil devisa bagi negara. Luasan dan produksi tanaman kelapa sawit mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kegiatan pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatnya kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Kegiatan magang ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang budidaya tanaman kelapa sawit sekaligus pengolahannya, memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja dalam pengelolaan kebun kelapa sawit baik teknis maupun manajerial. Selain itu, tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah untuk mempelajari pengelolaan pemupukan tanaman kelapa sawit serta pengaruhnya terhadap produksi kelapa sawit, untuk kemudian dibandingkan dengan studi pustaka. Data yang diperoleh dalam kegiatan magang ini adalah data primer (metode langsung) dan data sekunder (metode tidak langsung). Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung melalui pengamatan yang dilakukan penulis di lapangan meliputi ketepatan jenis, ketepatan waktu, ketepatan dosis, ketepatan cara pemupukan, jumlah HK yang dipakai pada pemupukan, gejala kekurangan hara tanaman, diskusi langsung dengan BHL dan staf. Hasil pengamatan pengelolaan pemupukan di PT Cipta Futura Plantation menunjukkan bahwa jenis pupuk yang digunakan di perusahaan ini sudah sesuai dengan kebutuhan, ketepatan waktu pemupukan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan kondisi iklim (curah hujan dan hari hujan), dosis pupuk yang digunakan di lapangan belum sesuai dengan standar perusahaan. Perlakuan cara pemupukan belum sesuai dengan standar perusahaan dikarenakan aplikasi pupuk di samping pelepah baru diterapkan di perusahaan ini. Gejala defisiensi unsur hara yang dialami tanaman kelapa sawit disebabkan oleh kondisi tanaman rimbun dengan gulma yang terletak pada jurangan, jarak tanaman yang terlalu rapat, kondisi tanah di piringan yang keras, dan tanaman tergenang. Pemupukan yang kurang efektif akan mengakibatkan menurunnya produktivitas tanaman kelapa sawit.