Analisis kesediaan menerima dana kompensasi di tempat pembuangan akhir sampah Cipayung kota Depok Jawa Barat
Main Author: | Ramadhan, Adhita |
---|---|
Terbitan: |
, 2010
|
Online Access: |
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11442 |
Daftar Isi:
- Saat ini sampah merupakan masalah nasional di Indonesia, terutama di kota-kota besar dengan jumlah penduduk yang padat. Hal ini terkait dengan paradigma lama pengelolaan sampah yaitu, sampah hanya dikumpulkan, diangkut, dan dibuang di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) tanpa adanya pengolahan sampah. Kota Depok merupakan salah satu kota di Indonesia dengan jumlah penduduk yang padat dan keterbatasan lahan, oleh karena itu Kota Depok hanya memiliki satu TPAS yaitu TPAS Cipayung. Sejak berdirinya TPAS Cipayung dari tahun 1987-2007, Pemkot Depok belum memiliki Unit Pengolahan Sampah (UPS). Sampah di TPAS Cipayung selama ini hanya ditimbun terus menerus, sehingga saat ini TPAS menjadi over limit. Hal ini menimbulkan eksternalitas negatif berupa penurunan kualitas lingkungan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar TPAS. Masyarakat yang terkena dampak negatif dari keberadaan TPAS berhak menerima kompensasi. Masyarakat menunut adanya penanganan lebih lanjut dari Pemkot Depok untuk mengatasi masalah ini. Pemkot Depok berinisiatif untuk memberikan dana kompensasi kepada masyarakat Cipayung yang terkena dampak negatif, sebagai ganti rugi atas penurunan kualitas lingkungan namun besarnya nilai kompensasi belum ditentukan. Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui besar dana kompensasi yang bersedia diterima masyarakat. Adapun tujuan lain yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: (1) mengkaji persepsi masyarakat Kelurahan Cipayung terhadap keberadaan TPAS Cipayung, (2) menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan masyarakat dalam menerima dana kompensasi,(3) mengkuantifikasikan besarnya nilai dana kompensasi yang bersedia diterima masyarakat dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Cipayung, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan pendekatan Contingent Valuation Method dengan alat analisis yaitu analisis regresi logistik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan masyarakat menerima dana kompensasi, analisis regresi berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai dana kompensasi yang bersedia diterima masyarakat, dan analisis Willingness to Accept untuk mengkuantifikasikan besarnya nilai dana kompensasi yang bersedia diterima masyarakat. Kondisi lingkungan Cipayung setelah keberadaan TPAS dinilai oleh masyarakat sekitar mengalami penurunan kualitas lingkungan apabila dibandingkan dengan kondisi sebelum didirikannya TPAS. Sebagian besar masyarakat menyatakan bersedia menerima dana kompensasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan masyarkat untuk menerima dana kompensasi adalah tingkat pendidikan dan jarak rumah dari lokasi TPAS. Nilai dana kompensasi yang bersedia diterima masyarakat atas keberadaan TPAS sebesar Rp 54.300,00/bulan/KK dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut adalah tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, jarak rumah dari TPAS, besarnya biaya yang dikeluarkan responden untuk menggulangi dampak negatif, dan pendapatan.