Karakteristik Sitologi Vagina Selama Siklus Estrus dan Gejala Klinis Estrus pada Banteng (Bos javanicus d’Alton 1823)

Main Authors: Setiadi, Dedi Rahmat, Agil, Muhammad , Arifiantini, R Iis , Sajuthi, Dondin, Manansang, Jansen, Tri Hastuti, Yohana, Rambu Liwa, Setyaningsih
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: IPB University , 2020
Online Access: http://journal.ipb.ac.id/index.php/actavetindones/article/view/32723
http://journal.ipb.ac.id/index.php/actavetindones/article/view/32723/20702
Daftar Isi:
  • Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari karakteristik gambaran sel-sel ephitelial vagina dan gejala klinis estrus pada banteng. Sebanyak 2 ekor banteng betina yang sehat, sudah dewasa kelamin dan pernah beranak diobservasi secara klinis selama siklus estrus normal dan dilakukan pengambilan sampel ulas vagina. Observasi gejala klinis estrus dan ulas vagina dilakukan tiga kali dalam seminggu dan 5 hari berturut-turut menjelang sampai sesudah estrus. Pemeriksaan fisik ini terdiri atas pemeriksaan simptomatis dengan melihat gejala-gejala yang timbul dari luar seperti gelisah, adanya kebengkakkan, kemerahan, kebasahan pada vulva, naik menaiki, melenguh (meskipun pakan cukup tersedia), keluar lendir jernih transparan. Tingkah laku ketika banteng sedang estrus memperlihatkan perilaku saling naik menaiki sesama banteng dan diam ketika dinaiki, sedangkan tanda klinis lainnya seperti kemerahan, kebengkakan, dan lendir serviks tidak terlihat dengan jelas. Sel-sel ephitel yang diperoleh adalah parabasal, intermediet, superfisial dan kornifikasi. Sel superfisial mendominasi (50,20%) pada saat estrus diikuti sel kornifikasi (38,51%), sel intermediet (26,82%) dan sel parabasal 13,44% selama 3 siklus estrus. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa naik-menaiki sesama banteng pada saat estrus merupakan tanda klinis yang paling jelas terlihat dan teknik sitologi vagina dapat digunakan dalam penentuan siklus estrus banteng.