Identifikasi Pemahaman Konseptual dalam Materi Termokimia melalui Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills) Siswa Kelas XI IPA SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Tahun Pelajaran 2009/2010

Main Author: Ika Lismarina; Perpustakaan UM
Format: PeerReviewed eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: SKRIPSI Jurusan Kimia - Fakultas MIPA UM , 2010
Online Access: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/kimia/article/view/7486
Daftar Isi:
  • ABSTRAK Lismarina, Ika. 2010. Identifikasi Pemahaman Konseptual dalam Materi Termokimia melalui Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills) Siswa Kelas XI IPA SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi, Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Ida Bagus Suryadharma, M. S., (II) Drs. Mahmudi, M. Si. Kata kunci: pemahaman konseptual, kemampuan berpikir tingkat tinggi, termokimia. Ilmu kimia mengkaji bidang yang sangat luas, tidak hanya sekedar memecahkan soal-soal, namun juga mempelajari deskripsi fakta kimia, peristilahan khusus, dan aturan-aturan kimia. Dalam hal ini pemahaman konseptual siswa dalam kimia sangat diperlukan, yaitu pemahaman tentang hal-hal yang berhubungan dengan konsep (arti, sifat, dan uraian suatu konsep). Tingkat pemahaman konseptual siswa dapat ditunjukkan berdasarkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa melalui tingkatan berpikir pada taksonomi Bloom meliputi tingkat analisis, evaluasi dan cipta yang masih berlandaskan kemampuan berpikir tingkat rendahnya (pengetahuan, pemahaman dan aplikasi). Salah satu materi dalam kimia yang pemahaman konseptualnya melibatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah materi termokimia. Pada materi termokimia siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep mengenai asas kekekalan energi, entalpi dan perubahannya serta memahami perhitungan matematika dalam menentukan perubahan entalpi reaksi melalui percobaan, hukum Hess, perubahan entalpi pembentukan, dan energi ikatan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui persentase siswa SMA kelas XI IPA yang dapat menjawab pertanyaan tingkat berpikir rendah dan tingkat berpikir tinggi dalam materi termokimia; (2) mengetahui persentase siswa SMA kelas XI IPA yang dapat menjawab pertanyaan tingkat berpikir rendah tetapi salah dalam menjawab pertanyaan tingkat berpikir tinggi dalam materi termokimia; (3) mengetahui persentase siswa SMA kelas XI IPA yang dapat menjawab pertanyaan tingkat berpikir tinggi tetapi salah dalam menjawab pertanyaan tingkat berpikir rendah dalam materi termokimia; (4) mengetahui persentase siswa SMA kelas XI IPA yang tidak dapat menjawab pertanyaan tingkat berpikir rendah dan tingkat berpikir tinggi dalam materi termokimia; dan (5) mengetahui perbandingan kemampuan berpikir tingkat rendah dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA kelas XI IPA dalam materi termokimia. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang tahun pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari 50 siswa. Instrumen penelitian berupa tes objektif yang tersusun dari 30 soal tingkat berpikir rendah dan tinggi, yaitu 15 soal tingkat berpikir rendah dan 15 soal tingkat berpikir tinggi yang dibuat berpasangan dengan 5 alternatif jawaban. Hasil verifikasi tes menunjukkan bahwa validitas isi tes sebesar 96% dan reliabilitas 0,86. Analisis data menggunakan teknik analisis data deskriptif yang meliputi analisis persentase tingkat pemahaman konseptual berdasarkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam 4 kategori sesuai jawaban terhadap tes yang kemudian hasilnya dideskripsikan. Untuk perbandingan kemampuan berpikir tingkat rendah dan tingkat tinggi siswa dilakukan dengan uji beda (uji t). Hasil penelitian menunjukkan: (1) siswa kelas XI IPA SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang tahun pelajaran 2009/2010 yang dapat menjawab pasangan pertanyaan tingkat berpikir rendah dan tinggi dalam materi termokimia dengan benar mencapai 53,20%; (2) dapat menjawab pertanyaan tingkat berpikir rendah tetapi salah dalam menjawab pertanyaan tingkat berpikir tinggi mencapai 17,47%; (3) dapat menjawab pertanyaan tingkat berpikir tinggi tetapi salah dalam menjawab pertanyaan tingkat berpikir rendah mencapai 21,33%; (4) tidak dapat menjawab pasangan pertanyaan tingkat berpikir rendah dan tingkat berpikir tinggi mencapai 8,00%; (5) tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir tingkat rendah dengan tingkat tinggi siswa kelas XI IPA SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang tahun pelajaran 2009/2010 dalam materi termokimia, yaitu artinya kemampuan berpikir tingkat rendah dengan tingkat tinggi siswa adalah seimbang akan tetapi masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar dalam pembelajaran di sekolah senantiasa membiasakan siswa memahami konsep-konsep dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang selalu dilandasi dengan kemampuan berpikir tingkat rendahnya untuk mempertahankan dan meningkatkan pemahaman konseptual siswa.