Studi Struktur Keadaan Transisi Metilasi Kuersetin Menggunakan Metode Density Functional Theory
Main Author: | YENY PUSPITA ANGGRAENY; Mahasiswa |
---|---|
Format: | PeerReviewed eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
SKRIPSI Jurusan Kimia - Fakultas MIPA UM
, 2016
|
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/kimia/article/view/46870 http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/kimia/article/download/46870/0 |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Kuersetin merupakan salah satu senyawa golongan flavonoid yang bersifat antioksidan. Dari senyawa kuersetin dapat dihasilkan senyawa lain yang memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar yaitu dengan memetilasi gugus hidroksil. Reaksi metilasi kuersetin telah dilakukan secara eksperimen dan sudah diketahui produk akhir yang dihasilkan tetapi energi aktivasinya belum diketahui. Oleh karena itu dilakukan penelitian secara teoritis untuk mengetahui (1) energi aktivasi metilasi kuersetin dan (2) reaktivitas gugus 3’ -OH, 4’ -OH, dan 5 -OH pada reaksi metilasi kuersetin. Penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu (1) optimasi geometri dan perhitungan energy reaktan dan produk, (2) optimasi geometri keadaan transisi, (3) perhitungan energi keadaan transisi, dan (4) perhitungan Intrinsic Reaction Coordinate (IRC) struktur keadaan transisi. Metode yang digunakan adalah DFT dengan fungsi hybrid B3LYP dan himpunan basis 6-311G+. Penelitian mengenai metilasi kuersetin menghasilkan tiga struktur keadaan transisi yaitu keadaan transisi metilasi 3’-OH, metilasi 4’-OH dan metilasi 5-OH. Energi aktivasi (Ea) metilasi 3’-OH adalah sebesar 117,778 kkal/mol, energi aktivasi 4’-OH 31,091 kkal/mol dan energi aktivasi metilasi 5-OH adalah sebesar 93,308 kkal/mol. Energi aktivasi metilasi 4’-OH mempunyai nilai yang lebih rendah daripada metilasi 3’-OH dan metilasi 5-OH sehingga laju reaksi metilasi 4’-OH lebih cepat daripada 3’-OH dan 5-OH. Hal ini berarti 4’-OH memiliki kereaktifan yang lebih besar daripada 3’-OH dan 5-OH pada reaksi metilasi.