Studi Intrusi Air Laut ke Dalam Akuifer Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner di Pantai Sendang Biru Malang

Main Author: NOVITA WAHYUNINGSIH; Mahasiswa
Format: PeerReviewed eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: SKRIPSI Jurusan Kimia - Fakultas MIPA UM , 2015
Online Access: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/kimia/article/view/39906
Daftar Isi:
  • ABSTRAK Wahyuningsih, Novita. 2015. Studi Intrusi Air Laut ke Dalam Akuifer Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner di Pantai Sendang Biru Malang. Skripsi, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Burhan Indriawan, S.Si, M.Si, (II) Sujito, S.Pd, M.Si. Kata Kunci: Intrusi Air Laut, Akuifer, Metode Geolistrik, Resistivitas Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran akuifer yang terintrusi air laut di daerah Pantai Sendang Biru, Kabupaten Malang. Intrusi air laut merupakan peristiwa meresapnya air laut ke zona air tanah. Litologi batuan lokasi penelitian yang berupa batu gamping, pasir, dan lempung. Litologi batuan tersebut memiliki kepadatan rendah yang dapat mempermudah terjadinya intrusi air laut. Penelitian ini menggunakan metode geolistrik konfigurasi Wenner dengan 4 elektroda, yakni 2 elektroda arus dan 2 elektroda potensial. Penelitian ini dilakukan pada 4 lintasan dengan arah tegak lurus garis pantai. Pengolahan data hasil pengukuran menggunakan software Res2Dinv, dan diperoleh hasil interpretasi penampang bawah permukaan 2 dimensi.Pendugaan adanya intrusi air laut dapat diketahui berdasarkan hasil interpretasi software Res2Dinv berupa penampang 2 dimensi bawah permukaan yang memiliki nilai resistivitas yang rendah. Lintasan 1 pada koordinat 08°25'50,71" S dan 112°41'07,46" E sampai 08°25'52,83" S dan 112°41'09,90" E.Akuifer terintrusi air laut1terletak padakedalaman 6,76– 10,5 m, bentangan 32,0– 40,0 m, dengan nilai resistivitas 0,0235– 0,107 Ωm. Akuifer terintrusi air laut 2 terletak pada kedalaman 6,76– 17,3 m, bentangan 44,0– 54,0 m, dengan nilai resistivitas 0,00515– 0,107 Ωm.Akuifer terintrusi air laut 3terletak pada kedalaman 10,2– 10,5 m, bentangan 75,0 – 78,0 m, dengan nilai resistivitas 0,107 Ωm.Lintasan 2pada koordinat 08°25'51,61" S dan 112°41'06,85" sampai 08°25'52,82" S dan 112°41'08,47" E.Akuifer terintrusi air laut1terletak kedalaman 6,76 – 9,94 m, bentangan 22,0 – 32,0 m, dengan nilai resistivitas 0,728 Ωm. Akuifer terintrusi air laut 2terletak pada kedalaman 3,88 – 13,4 m, bentangan 34,0 – 42,0 m, dengan nilai resistivitas 0,214– 0,728 Ωm. Lintasan 3pada koordinat 08°25'50,26" S dan 112°41'08,18" E sampai 08°25'51,35" S dan 112°41'09,37" E.Akuifer terintrusi air laut1terletak pada kedalaman 9,94– 17,3 m, bentangan 32,0 – 44,0 m, dengan nilai resistivitas 0,0428 – 0,597 Ωm. Akuifer terintrusi air laut 2terletak pada kedalaman 1,25 – 13,4 m, bentangan 64,0 – 77,0 m, dengan nilai resistivitas 0,0428 – 0,597 Ωm. Akuifer terintrusi air laut 3terletak pada kedalaman 6,76– 9,94 m, bentangan 80,0– 84,0 m, dengan nilai resistivitas 0,597 Ωm. Lintasan 4 pada koordinat 08°25'53,48" S dan 112°41'05,06" E sampai 08°25'54,82" S dan 112°41'06,08" E.Akuifer air tawar 1terletak pada kedalaman 3,88– 6,76 m, bentangan 16,0– 24,0 m, dengan nilai resistivitas 2,97 – 5,71 Ωm.Akuifer air tawar 2terletak pada kedalaman 1,25 – 9,94 m, bentangan 45,0– 58,0 m, dengan nilai resistivitas 2,97– 5,71 Ωm.