Isolasi, Karakterisasi,Identifikasi, dan Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi n-Heksana–Etil Asetat Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)
Main Author: | VRITTA AMROINI WAHYUDI; Mahasiswa UM |
---|---|
Format: | PeerReviewed eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
SKRIPSI Jurusan Kimia - Fakultas MIPA UM
, 2012
|
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/kimia/article/view/21429 |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan jamur Basidiomycota yang dapat dimanfaatkan sebagai jamur konsumsi (edible mushroom) ataupun sebagai jamur pengobatan (medicinal mushroom). Jamur tiram putih diketahui berfungsi sebagai zat antitumor, antiviral (antivirus),nerve tonic (obat untuk syaraf), hypercholesterolemia-hyperlipidemia (obat untuk kelebihan kolesterol dan lemak), dan antibakteri-antiparasit.Adanya komponen fenolik dan komponen flavonoid pada jamur tiram putih menyebabkannya berpotensi sebagai antioksidan. Tujuan penelitianuntuk mengetahui langkah-langkahmemperoleh komponen murni dari ekstrak jamur tiram putih,karakter dan identitas komponen murni dari ekstrak jamur tiram putih, dan aktivitas antioksidan komponen murni dari ekstrak jamur tiram putih. Penelitian dilakukan dengan empat tahap utama yaitu, (1) pembuatan simplisia, (2) ekstraksi dan fraksinasi, (3) karakterisasi dan identifikasi, dan (4) uji aktivitas antioksidan.Setiap akhir tahap ekstraksi dan fraksinasi, dilakukan identifikasi dengan kromatografi lapis tipis (KLT).Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH. Langkah-langkah untuk memperoleh komponen murni fraksi n-heksana–etil asetat (Fraksi B2) yaitu, fraksinasi ekstrak jamur tiram putih dengan kloroform, penentuan eluen yang tepat dengan kromatografi lapis tipis (KLT), dan pemisahan dengan kromatografi kolom menggunakan campuran eluen n-heksana–etil asetat = 9:1.Komponen murni fraksi n-heksana–etil asetat berwarna putih, berbentuk kristal jarum, memiliki Rf sebesar 0,175 (dengan eluen n-heksana–etil asetat = 9:1), memiliki titik lebur 153°-154°C, larut baik pada aseton, sedikit larut pada metanol, dan tidak larut pada n-heksana. Komponen murni fraksi n-heksana–etil asetat memiliki panjang gelombang maksimal(λmaks) 282 nm sehingga mengindikasikan adanya sistem terkonjugasi. Berdasarkan spektrum IR, komponen murni fraksi n-heksana–etil asetat memiliki gugus hidroksil dan ikatan rangkap C=C non aromatik. Komponen murni fraksi n-heksana–etil asetat memiliki aktivitas sebagai antioksidan.