pengaruh varietas, kondisi, bentuk, dan waktu tunda giling tebu terhadap kualitas tebu giling
Main Author: | Fawait Afnani; Mahasiswa UM |
---|---|
Format: | PeerReviewed eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
SKRIPSI Jurusan Kimia - Fakultas MIPA UM
, 2011
|
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/kimia/article/view/16727 |
Daftar Isi:
- ABSTRAKAfnani, Fawait. 2011. Pengaruh Varietas, Kondisi, Bentuk, dan Waktu Tunda Giling Tebu terhadap Kualitas Tebu Giling. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr. H. Subandi, M. Si., (II) Bambang Eddy Santoso, S.ST. Kata kunci: varietas tebu, kondisi tebu, bentuk tebu, waktu tunda giling, kualitas tebu. Tebu giling merupakan tebu yang siap atau segera digiling lalu diperas menjadi nira. Jika tebu giling dikenakan suatu perlakuan maka akan menimbulkan suatu pengaruh terhadap kualitas maupun kuantitas nira yang akan diproses menjadi gula. Nira tebu yang mengandung sukrosa diperoleh dari tebu yang diperah oleh unit penggilingan setelah melalui proses yang ada didalam unit pencacah tebu. Pada proses pembuatan gula, mutu nira harus diperhatikan agar diperoleh kualitas gula yang baik. Hal ini harus didukung oleh pemilihan varietas yang unggul untuk penyesuaian terhadap iklim, kesuburan tanah, dan topografi. Varietas tebu (PS 864, PSJT 941, dan PS 862) adalah varietas yang sering digunakan untuk pulau Jawa khususnya Jawa Timur. Dengan berkembangnya metode pemanenan tebu secara mekanis yang disertai dengan pembakaran tebu, tebu dipotong-potong dan waktu tunda penggilingan yang lama akan membentuk polisakarida antara lain dekstran yang diikuti dengan naiknya vikositas dan perubahan bentuk hablur sehingga menyulitkan pengelolahan dan analisis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh (1) varietas tebu (PS 864, PSJT 941, dan PS 862) terhadap kualitas tebu giling, (2) kondisi tebu (hijau dan dibakar) terhadap kualitas tebu giling, (3) bentuk tebu (lonjoran dan potongan) terhadap kualitas tebu giling, (4) waktu tunda giling (0, 5, dan 12 hari) terhadap kualitas tebu giling, (5) interaksi antar perlakuan (varietas tebu, kondisi tebu, bentuk tebu, waktu tunda giling) terhadap parameter (susut berat tebu, KNPP, brix, pol, sukrosa, gula reduksi, dan dekstran).Penelitian ini dilakukan di laboratorium Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan. Desain penelitian adalah eksperimental laboratories, dimana variabel bebas dalam penelitian ini adalah varietas tebu, kondisi tebu, bentuk tebu dan waktu tunda giling. Sedangkan variabel terikat yaitu (susut berat tebu, KNPP, brix, pol, sukrosa, gula reduksi, dan dekstran). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) varietas PSJT 941 paling tahan terhadap susut berat dan kenaikan kadar dekstran, sedangkan PS 862 mempunyai KNPP, % brix, pol (% brix), sukrosa (% brix), dan gula reduksi (% brix) paling tinggi, (2) tebu bakar mengalami penurunan kualitas dibandingkan tebu hijau. Tebu bakar mengalami penurunan KNPP, % brix, pol (% brix), sukrosa (% brix), gula reduksi (% brix), dan dekstran (% brix), (3) tebu yang dipotong-potong mengalami penurunan susut berat tebu, KNPP, % brix, gula reduksi (% brix), tetapi mengalami kenaikan untuk pol (% brix), sukrosa (% brix), dan dekstran (% brix) dibanding tebu yang tidak dipotong (lonjoran), (4) semakin lama waktu tunda, maka tebu akan mengalami penurunan berat, KNPP, % brix, pol (% brix), sukrosa (% brix), dekstran (% brix), tetapi gula reduksi (% brix) yang semakin tinggi, (5) susut berat tebu dan dekstran (% brix) dipengaruhi oleh interaksi antara kondisi dan waktu tunda giling, kadar KNPP dipengaruhi oleh interaksi antara kondisi dan waktu tunda giling serta juga dipengaruhi oleh interaksi antara bentuk tebu dan waktu tunda giling, % brix, pol (% brix), dan sukrosa (% brix) dipengaruhi oleh interaksi antara kondisi dan varietas tebu. Kadar gula reduksi (% brix) dipengaruhi oleh interaksi antara kondisi dan varietas tebu serta juga interaksi antara varietas dan waktu tunda giling.