Pemanfaatan Gelombang Ultrasonik untuk Peningkatan Efisiensi Ekstraksi Minyak dari Alga Spirogyra sp

Main Author: Nur Farida Alfiati; Perpustakaan UM
Format: PeerReviewed eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: SKRIPSI Jurusan Kimia - Fakultas MIPA UM , 2011
Online Access: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/kimia/article/view/11834
Daftar Isi:
  • ABSTRAK Alfiati, Nur Farida. 2011. Pemanfaatan Gelombang Ultrasonik untuk Peningkatan Efisiensi Ekstraksi Minyak dari Alga Spirogyra sp. Skripsi, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Subandi, M.Si, (II) Dr. Endang Suarsini, M.Ked. Kata Kunci: alga Spirogyra sp., ekstraksi, minyak, gelombang ultrasonik Eksplorasi minyak bumi yang terus-menerus akan mengakibatkan cadangan minyak bumi akan habis, sehingga diperlukan energi pengganti yang bersifat terbarukan. Salah satunya adalah biodiesel dari minyak alga. Alga Spirogyra sp. berpeluang sebagai bahan baku biodiesel. Hal ini karena alga Spirogyra sp. memiliki kandungan minyak nabati yang cukup banyak, laju pertumbuhan tinggi, kelimpahan di alam sangat banyak, dan tidak membutuhkan lahan luas dalam pembiakan. Namun, umumnya ekstraksi minyak yang menggunakan pelarut memerlukan waktu cukup lama. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa gelombang ultrasonik dapat mempercepat pemisahan fase gliserin dari fase biodiesel pada sintesis biodiesel, maka dalam penelitian ini digunakan gelombang ultrasonik untuk peningkatan efisiensi ekstraksi minyak dari alga Spirogyra sp. Penelitian ini bertujuan: (1) memanfaatkan gelombang ultrasonik untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi minyak dari alga Spirogyra sp.; (2) mengetahui karakter minyak alga Spirogyra sp. yang diperoleh. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris. Alga Spirogyra sp. yang telah dikeringkan, digerus hingga diperoleh serbuk alga. Sejumlah serbuk alga yang sama beratnya (± 20 gram), diekstraksi minyaknya menggunakan pelarut n-heksana dengan tiga metode, yaitu ekstraksi ultrasonik, Soxhletasi, dan maserasi. Variasi waktu pada ekstraksi ultrasonik adalah 10, 30, 50, 70, 90, 110, dan 130 menit. Pada Soxhletasi, ekstraksi dilakukan hingga pelarut n-heksana tidak lagi membawa ekstrak. Begitu pula pada maserasi, ekstraksi dilakukan dengan dibantu pengadukan berkecepatan 200 rpm dan penggantian pelarut tiap 1 jam hingga pelarut tidak lagi membawa ekstrak. Pada perolehan yield minyak alga hasil ekstraksi yang setara, dibandingkan waktu ekstraksi dari ketiga metode ekstraksi tersebut. Semakin singkat waktu ekstraksi maka semakin efisien ekstraksi minyak alga. Minyak alga yang diperoleh selanjutnya dikarakterisasi meliputi densitas, indeks bias, bilangan asam, bilangan penyabunan, dan bilangan iod. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pada yield minyak alga hasil ekstraksi yang setara (± 0,35 %), metode ekstraksi ultrasonik hanya memerlukan waktu ekstraksi 70 menit, sedangkan Soxhletasi memerlukan 5400 menit dan maserasi memerlukan 3600 menit. Dengan demikian, dari segi waktu, metode ekstraksi ultrasonik mampu meningkatkan efisiensi ekstraksi sampai 77 kali dibanding Soxhletasi dan 51 kali dibanding maserasi; (2) minyak hasil ekstraksi dari alga Spirogyra sp. mempunyai densitas 0,934 g/mL; indeks bias 1,474; bilangan asam 70,7256 mg KOH/1 g minyak; bilangan penyabunan 493,98 mg KOH/1 g minyak; dan bilangan iod 3,4153 g I2/100 g minyak.