Pemanfaatan Minyak Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) sebagai Insektisida Nabati untuk Pengendalian Larva Crocidolomia binotalis Zell
Main Author: | Naevi Mariyani Muslim; Perpustakaan UM |
---|---|
Format: | PeerReviewed eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
SKRIPSI Jurusan Biologi - Fakultas MIPA UM
, 2010
|
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/biologi/article/view/8193 |
Daftar Isi:
- Kata kunci: Minyak biji jarak pagar, Insektisida nabati, Mortalitas, Selenothrips rubrocinctus G. Jarak pagar (Jatropha curcas L.) famili Euphorbiaceae adalah tanaman yang mengandung senyawa kimia phorbol ester, curcin dan tryglyserida yang berpengaruh terhadap kehidupan serangga. Berdasarkan senyawa kimia tersebut, jarak pagar berpotensi sebagai insektisida nabati yang relatif aman terhadap lingkungan. Selenothrips rubrocinctus merupakan hama yang bersifat polifagus. Selain menyerang tanaman jarak pagar, serangga ini juga menjadi hama pada beberapa jenis tanaman budidaya lain, antara lain jambu mete, kopi, kakao, manggis, alpukat, mangga, makadamia, jambu biji, kacang tanah dan kapas. Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangga hama ini terutama terjadi pada daun, bunga dan buah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian aksesi, konsentrasi dan waktu pengamatan yang berbeda yang mempunyai pengaruh paling kuat terhadap mortalitas larva S. rubrocinctus. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dalam faktorial. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2009 di Laboratorium Entomologi Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (BALITTAS) Karangploso Malang. Perlakuan terdiri atas tiga aksesi minyak biji jarak pagar aksesi IP. 1A (Improf Population) adalah aksesi yang didapat/diperoleh dari tanaman hasil pilihan dalam kebun induk dari Asembagus, yang memiliki produktivitas tinggi, kandungan minyak juga tinggi, aksesi SM 111 adalah aksesi yang berasal dari Nusa Tenggara Barat dan aksesi SP 8 adalah aksesi yang berasal dari Sulawesi Selatan) dengan berbagai konsentrasi yaitu kontrol air, kontrol air + detergen, 5 ml minyak biji jarak pagar + 1 g detergen/L air, 10 ml minyak biji jarak pagar + 1 g detergen /L air, 20 ml minyak biji jarak pagar + 1 g detergen /L air, 40 ml minyak biji jarak pagar + 1 g detergen /L air. Larva S. rubrocinctus disemprot dengan insektisida nabati sesuai konsentrasi, menggunakan alat “spray chamber”. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Diulang 5 kali, setiap ulangan terdiri dari 50 larva S. rubrocinctus. Pengamatan dilakukan pada 24 jam, 48 jam, 72 jam, 96 jam, dan 120 jam setelah penyemprotan dan di tandai dengan data mortalitas. Analisis data menggunakan analisis faktorial dan dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian aksesi, konsentrasi dan waktu pengamatan yang berbeda memberikan pengaruh terhadap mortalitas larva S. rubrocinctus. Pemberian macam aksesi yang berpengaruh paling kuat terhadap mortalitas larva S. rubrocinctus adalah SP 8 hingga 35,31 %. Konsentrasi yang berpengaruh paling kuat terhadap mortalitas larva S. rubrocinctus adalah 40 ml minyak biji jarak pagar + 1 g detergen/L air hingga 28,84 %. Sedangkan waktu pengamatan yang berpengaruh paling kuat terhadap mortalitas larva S. rubrocinctus adalah pada 120 jam hingga 31,32 %.