Prevalensi Telur Cacing Parasit Sapi Perah Friesian Holstein di Unit Pelaksana Teknis Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Batu
Main Author: | Nurul Hidayati; Mahasiswa |
---|---|
Format: | PeerReviewed eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
SKRIPSI Jurusan Biologi - Fakultas MIPA UM
, 2014
|
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/biologi/article/view/32700 |
Daftar Isi:
- ABSTRAKHidayati, Nurul. 2014. Prevalensi Telur Cacing Parasit Sapi Perah Friesian Holstein di Unit Pelaksana Teknis Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Batu. Skripsi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Endang Suarsini, M. Ked., (II) Drs. Masjhudi, M.PdKata Kunci: Prevalensi, telur cacing, sapi perah.Unit Pelaksana Teknis Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (UPTPT dan HMT) Batu adalah salah satu unit pelaksana teknis lingkup dinas peternakan propinsi Jawa Timur yang memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai unit pembibitan dan pemuliaan ternak, khususnya sapi perah dan hijauan makanan ternak. Sapi perah periode laktasi yang diternakkan diharapkan menghasilkan susu semaksimal mungkin tetapi jika sapi perah terjangkit penyakit maka akan menurunkan produksi susu, menurunkan kualitas susu dan berbahaya bagi pedet yang minum air susu tersebut. Sapi perah yang terinfeksi cacing parasit sulit untuk didiagnosis secara pasti. Pemeriksaan tinja sapi dapat digunakan untuk mendiagnosis secara pasti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan prevalensi telur cacing parasit yang ditemukan pada tinja sapi perah Friesian Holstein di UPTPT dan HMT Batu.Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan tujuan untuk mengetahui jenis dan jumlah telur cacing parasit pada tinja sapi perah. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA UM pada bulan Januari-Februari 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan sapi perah periode laktasi di UPTPT dan HMT Batu. Sampel penelitian ini adalah 15 ekor sapi perah di UPTPT dan HMT Batu. Metode dalam pemeriksaan tinja sapi perah menggunakan metode natif dan metode sentrifuse (Sumarwanta dan Puspita, 2011). Data yang diambil berupa ciri morfologi yang meliputi panjang, diameter, warna, dan kondisi telur cacing. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Penentuan jenis telur cacing parasit merujuk pada buku Veterinary Parasitology (Ballweber, 2001) dan Veterinary Helminthology and Entomology (Monnig, 1950).Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis telur yang ditemukan pada tinja sapi perah Friesian Holstein di UPTPT dan HMT Batu adalah Fasciola hepatica, Ascaris sp., Bunostomum sp., Dipylidium caninum, Monieza sp., Haemonchus sp., dan Trichostrongylus sp. Prevalensi telur cacing parasit pada tinja sapi perah paling tinggi adalah Ascaris sp. (40%), diikuti Fasciola hepatica (33,4%), Bunostomum sp. (26,7%), Trichostrongylus sp. (13,4%), Dipylidium caninum (6,7%), Monieza sp. (6,7%) dan Haemonchus sp. (6,7%).