PERBANDINGAN POTENSI ANTARA STRATEGI PEMBELAJARAN TPS DAN JIGSAW DALAM MEMBERDAYAKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF, RETENSI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA BERKEMAMPUAN AKADEMIK RENDAH PADA SMA YANG BERBEDA

Main Author: ria novita ayu komalasari; MAHASISWA
Format: PeerReviewed eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: SKRIPSI Jurusan Biologi - Fakultas MIPA UM , 2013
Online Access: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/biologi/article/view/27581
Daftar Isi:
  • ABSTRAK Komalasari, Ria Novita Ayu. 2013. Perbandingan Potensi antara StrategiPembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Jigsaw terhadapKeterampilan Metakognitif, Retensi, dan Hasil Belajar Biologi SiswaBerkemampuan Akademik Rendah di SMA yang Berbeda. Skripsi,Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Biologi, Universitas NegeriMalang. Pembimbing: (1) Prof. Dr. A.D Corebima, M.Pd (II) Dr.Susriyati Mahanal, M.Pd Kata kunci: think pair share, jigsaw, keterampilan metakognitif, retensi, hasilbelajar kognitif Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatanpendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemenpendidikan. Namun, sistem pendidikan di Kota dan Kabupaten Malang yangmengatur tentang tata cara penerimaan siswa baru secara online denganberpatokan pada MPL (Minimum Passing Level) NUN dapat membatasi siswauntuk memperoleh kesempatan pendidikan yang sama. Pola penerimaan siswabaru yang dilakukan dengan menggunakan pola tersebut, mengakibatkantimbulnya polarisasi antar sekolah, yaitu adanya sekolah-sekolah yangberkualifikasi tinggi dan sekolah yang berkualifikasi rendah. Pada sekolah yangberkualifikasi tinggi, berkumpullah siswa yang memiliki NUN tinggi. Begitu pulasebaliknya sekolah yang berkualifikasi rendah didominasi oleh siswa yangmemiliki NUN rendah atau bahkan mungkin tersisih dari PSB secara online.Kondisi yang memprihatinkan yang terjadi pada sekolah-sekolah yangberkualifikasi rendah adalah selain siswa-siswi yang bersekolah disana adalahsiswa yang homogen, yaitu sama-sama memiliki tingkat akademik yang rendah,kondisi pembelajaran yang berlangsung juga masih belum melibatkan peran siswasecara aktif. Jika kondisi yang demikian terus berlanjut, maka tujuan pendidikannasional yang menginginkan adanya pemerataan pendidikan, peningkatan mutudan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan tidak akan tercapai, karenasiswa yang bersekolah pada sekolah berkualifikasi rendah akan jauh tertinggalbaik dari segi pembelajarannya maupun fasilitas penunjang pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi di SMA Islam Malang dan SMA PGRILawang diketahui bahwa kedua sekolah tersebut tergolong ke dalam sekolahberlevel akademik rendah. Kesimpulan tersebut selain didasarkan pada dataobservasi awal dan wawancara yang telah didapatkan juga didasarkan pada datadari Diknas Pendidikan Kota dan Kabupaten Malang. Indikasi yang nampak padasiswa yang bersekolah pada level akademik yang rendah adalah rendahnya nilaiUN yang didapatkan, selain itu siswa yang memiliki level akademik rendahmemiliki hasil belajar yang rendah, keterampilan metakognitif yang rendah karena100% siswa masih belum memiliki pengaturan diri terhadap proses belajarnya,dan daya ingat (retensi) yang rendah pula. Meskipun input dari siswa tergolongrendah, namun diharapkan terjadi peningkatan output bagi siswa-siswa tersebut.Perlunya suatu strategi pembelajaran yang sesuai agar siswa-siswa tersebut dapatmeningkatkan hasil belajar, kemampuan metakognitif, dan retensi sehingga siswayang bersekolah di sekolah berkualifikasi rendah memiliki daya saing dengan sekolah-sekolah berkualifikasi tinggi. Berdasarkan hal tersebut peneliti bermaksudmelakukan penelitian yang bertujuan untuk membandingkan potensi strategipembelajaran TPS dan Jigsaw terhadap keterampilan metakognitif, retensi, danhasil belajar Biologi siswa berkemampuan akademik rendah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental (QuasiExperimental Research) dengan menggunakan sampel kelas XA di SMA IslamMalang sebagai kelas yang akan diterapkan strategi pembelajaran TPS dan kelasX3 SMA PGRI Lawang sebagai kelas yang akan diterapkan strategi pembelajaranJigsaw. Data keterampilan metkognitif didapatkan dengan cara menghitung skorjawaban pre-test dan post-test siswa dengan menggunakan rubrik metakognitifyang dikembangkan oleh Corebima (2009), kemudian dianalisis secara statistikmenggunakan Anakova 1 jalur. Data hasil belajar kognitif didapatkan dengan caramenghitung skor jawaban pre-test dan post-test siswa dengan menggunakanpenilaian nonrubrik yang telah dibuat oleh peneliti, kemudian dianalisis secarastatistik menggunakan Anakova 1 jalur. Data retensi didapatkan dengan caramenghitung skor jawaban post-test dan retensi siswa dengan menggunakanpenilaian rubrik untuk mengukur retensi keterampilan metakognitif dan penilaiannonrubrik untuk mengukur retensi hasil belajar kognitif. Skor yang diperolehkemudian dianalisis secara statistik menggunakan Anakova 1 jalur. Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa Strategi tidak berpengaruh atautidak terdapat perbedaan signifikan antara strategi pembelajaran TPS dan Jigsawterhadap keterampilan metakognitif. Strategi tidak berpengaruh atau tidak terdapatperbedaan signifikan antara strategi pembelajaran TPS dan Jigsaw terhadap hasilbelajar kognitif. Strategi tidak berpengaruh atau tidak terdapat perbedaansignifikan antara strategi pembelajaran TPS dan Jigsaw terhadap retensiketerampilan metakognitif maupun retensi hasil belajar kognitif. Bertitik tolak dari penelitian ini, beberapa saran yang dapat diajukanpeneliti untuk calon peneliti dan guru sekolah adalah (1) Hendaknya dilakukanpenelitian lebih lanjut terhadap keterampilan metakognitif siswa , baik oleh calonpeneliti yang akan melakukan penelitian ataupun oleh pihak sekolah dalam hal iniguru mata pelajaran terkait. (2) Bagi guru dalam mengajar perlu adanya variasidalam strategi pembelajaran salah satunya yaitu TPS dan Jigsaw dan dapat jugamenerapkan strategi pembelajaran lainnya. (3) Keterampilan metakognitifsebaiknya ditanamkan dan dibiasakan pada siswa sedini mungkin.