Pengaruh Penerapan Pembelajaran Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan dan Jigsaw dalam Memberdayakan Keterampilan Metakognitif, Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa Berkemampuan Akademik Rendah Kelas X SMA yang Berbeda

Main Author: Romy Mareni; Mahasiswa
Format: PeerReviewed eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: SKRIPSI Jurusan Biologi - Fakultas MIPA UM , 2013
Online Access: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/biologi/article/view/27397
Daftar Isi:
  • ABSTRAK Mareni, Romy. 2013. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan dan Jigsaw dalam Memberdayakan Keterampilan Metakognitif, Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa Berkemampuan Akademik Rendah Kelas X SMA yang Berbeda. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang, Pembimbing: (I) Prof. Dr. A. D. Corebima, M.Pd, (II) Dr. Susriyati Mahanal, M.Pd. Kata Kunci: pemberdayaan berpikir melalui pertanyaan, jigsaw, keterampilan metakognitif, hasil belajar biologi, retensi, kemampuan akademik rendah. SistemMinimal Passing Level (MPL) mengakibatkan terbentuknya pola­risasi sekolah berkemampuan akademik tinggi dan akademik rendah. Keterampil­an metakognitif pada siswa berakademik rendah belum diberdayakan, akibatnya keterampilan metakognitif yang dimiliki masih sangat rendah sehingga hasil bela­jar yang mereka capai juga rendah, begitu pula retensinya. Padahal pada pembela­ja­ran Biologi siswa diharapkan dapat memberdayakan ketersampilan metakognitif sehingga pencapaian hasil belajarnya tinggi, begitu pula dengan retensinya. Pem­be­­la­jaran Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) berpotensi melatih siswa menemukan konsep-konsep Biologi secara mandiri untuk meningkatkan ke­te­rampilan metakognitif, hasil belajar, dan retensi siswa. Strategi Jigsaw membe­ri­­kan kesempatan yang sama kepada seluruh siswa untuk aktif terlibat dalam pe­ne­muan konsep, diskusi, dan berkomunikasi dengan yang lain serta mengkondisi­kan siswa untuk saling ketergantungan positif sehingga dapat meningkatkan keterampilan metakognitif, hasil belajar, dan retensi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pembelajaran Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dan Jigsaw dalam member­daya­kan keterampilan metakognitif, hasil belajar Biologi, dan retensi siswa ber­kemampuan akademik rendah. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu atau quasi experiment dengan desain penelitian Non-equivalent Pretest Postest Control GroupDesign. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA PGRI Kepanjen dan SMA PGRI Lawang semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Sampel penelitian adalah kelas X SMA PGRI Kepanjen dan kelas X.3 SMA PGRI Lawang. Instrumen penelitian terdiri atas rubrik keterampil­an metakognitif yang terintegrasi dengan tes esai dan dan soal tes untuk mengases keterampilan metakognitif, hasil belajar, serta retensi. Tes esai dilaksanakan pada awal dan akhir pembelajaran, kemudian tes retensi dilaksanakan setelah dua minggu pelaksanaan postes. Data hasil penelitian kemudian dianalisis meng­gunakan ANAKOVA. Pengujian terhadap konsistensi pelaksanaan sintaks pembe­la­jar­an dilakukan dengan analisis regresi. Pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 0,05. Seluruh analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Jigsaw berpengaruh lebih kuat daripada PBMP dalam meningkatkan keterampilan metakognitif yaitu sebesar 210,16% sedangkan PBMP sebesar 130,26%. Pembelajaran PBMP ber­pengaruh lebih kuat daripada Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar kognitif yaitu sebesar 200,57% sedangkan Jigsaw sebesar 154,68%. Pembelajaran Jigsaw berpengaruh lebih kuat dalam memberdayakan retensi keterampilan metakognitif yaitu sebesar 6,86% sedangkan PBMP sebesar 4,24%. Pembelajaran PBMP ber­pengaruh lebih kuat dalam memberdayakan retensi hasil belajar kognitif daripada Jigsaw yaitu sebesar 19,73% sedangkan Jigsaw sebesar 15,32%. Terkait hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran agar penelitian yang sejenis terus dikembangkan dengan kombinasi beberapa strategi pembelajaran yang lain pada berbagai jenjang pendidikan. Guru juga harus lebih tegas agar pembelajaran terlaksana secara konsisten. Penting untuk mengatur waktu seefisien mungkin sehingga pembelajaran dapat terselesaikan sesuai rencana.