Pengembangan Modul Angiospermae untuk Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas

Main Author: Ester Maya Wahyu Susanti; Mahasiswa UM
Format: PeerReviewed eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: SKRIPSI Jurusan Biologi - Fakultas MIPA UM , 2012
Online Access: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/biologi/article/view/19845
Daftar Isi:
  • ABSTRAK Pembelajaran dengan modul memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah baik dari segi waktu, dana, fasilitas maupun tenaga guna mencapai tujuan pembelajaran secara optimal sehingga pembelajaran dengan menggunakan modul merupakan salah satu metode yang dapat dikembangkan.Berdasarkan observasi yang dilakukan pada SMA Laboratorium UM modul yang dibuat oleh guru di SMA berisikan materi dan latihan soal. Komponen-komponen yang seharusnya ada pada modul tidak lengkap. LKS yang ada pada modul sangat kurang karena lebih menekankan pada rangkuman materi dan latihan soal. Modul yang demikian kurang melibatkan siswa secara aktif. Sekolah membutuhkan contoh modul yang mempunyai komponen lengkap untuk digunakan sebagai suatu bahan ajar pembelajaran di kelas. Pembelajaran inkuiri merupakan salah satu strategi pembelajaran konstruktivistik. Belajar akan lebih bermakna bila siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan atau keterampilan yang diajarkan dan mampu mengaitkan informasi yang didapat sebagai pengetahuan yang dimilikinya. Strategi pembelajaran inkuiri terbimbing menuntut siswa lebih aktif sehinggasiswa mempunyai pengalaman menggali pengetahuannya sendiri melalui kegiatan eksperimen. Topik modul membahasAngiospermae sebagai tumbuhan dalam Kingdom Plantae dan menjadi materi yang paling banyak dibahas. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk berupa modul. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan adalah Metode Borg dan Gall yang memiliki 10 tahapan. Penelitian ini mencapai tahap kelima yaitu Persepsi lapangan awal karena penelitian ini untuk jenjang Strata 1. Draf hasil pengembangan divalidasi oleh 3 validator untuk Persepsi kelayakan. Persepsi keterbacaan ditujukan pada 10 siswa. Instrumen validasi dan keterbacaan berupa angket. Persepsi keterbacaan dilaksanakan untuk mengetahui keterbacaan modul. Hasil validasi dan Persepsi keterbacaan dianalisis untuk mengetahui kriteria kelayakan modul. Revisi/perbaikan modul dilaksanakan bertolak dari saran dan komentar yang peroleh dari angket. Hasil penelitian dan pengembangan modul memenuhi kriteria kevalidan modul. Hasil diperoleh dari analisis validator berupa penilaian terendah adalah 78% dan data tertinggi adalah 100% kriteria tersebut adalah valid. Data yang diperoleh siswa adalah 65% dan data tertinggi adalah 93%. Hasil tersebut memenuhi kriteria valid. Disarankan menerapkan modul di kelas dalam bentuk penelitian eksperimen atau PTK untuk lebih memantapkan validitas modul ini.