Efikasi Tiga Isolat Cendawan Entomopatogen Beauveria bassiana (Vuill.) Balsm dalam Mengendalikan Hama Boleng Cylas formicarius (F.) (Coleoptera: Formicidae) pada Ubi Jalar

Main Author: Bayu Dwi Pangestu; Mahasiswa UM
Format: PeerReviewed eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: SKRIPSI Jurusan Biologi - Fakultas MIPA UM , 2011
Online Access: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/biologi/article/view/16867
Daftar Isi:
  • ABSTRAK Pangestu, Bayu Dwi. 2011. Efikasi Tiga Isolat Cendawan Entomopatogen Beauveria bassiana (Vuill.) Balsm dalam Mengendalikan Hama Boleng Cylas formicarius (F.) (Coleoptera: Formicidae) pada Ubi Jalar. Skripsi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Sofia Ery Rahayu, S.Pd, M.Si, (II) Dr. Yusmani Prayogo, M.Si. Kata Kunci: Efikasi, kerapatan konidia, Cylas formicarius, mortalitas Ubi jalar merupakan salah satu tanaman ubi-ubian yang memiliki prospek sangat baik untuk menjamin ketersediaan pangan masyarakat. Hama boleng (Cylas formicarius) masih merupakan masalah utama pada tanaman ubi jalar, terutama yang ditanam pada musim kemarau atau pada lahan-lahan kering. Pengendalian hayati dengan memanfaatkan patogen serangga merupakan salah satu alternatif pengendalian yang sangat prospektif mengendalikan serangga. Beauveria bassiana merupakan cendawan entomopatogen yang potensial dan dapat digunakan untuk mengendalikan C. formicarius di lapangan. Penelitian ini bertujuan mengkaji efikasi tiga isolat Puncak Bogor, Probolinggo, dan Tumpang dengan kerapatan konidia cendawan entomopatogen B. bassiana dalam mengendalikan hama boleng C. formicarius. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan memberikan suspensi konidia cendawan entomopatogen B.bassiana kepada imago C. formicarius. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) disusun secara faktorial. Faktor pertama adalah tiga jenis isolat cendawan B. bassiana yang berasal dari (PCK) Puncak Bogor, (PB) Probolinggo, dan (TMP) Tumpang. Faktor kedua adalah lima tingkat kerapatan konidia yaitu (1) 106/ml air; (2) 107/ml air; (3) 108/ml air; (4) 109/ml air; dan (5) 1010/ml air. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik Anova Ganda menggunakan program SPSS for Windows dengan taraf uji 5%. Apabila terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan (MDRT). Hasi penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga isolat B.bassiana yang di uji mampu menginfeksi dan mematikan imago C. formicarius. Isolat TMP menyebabkan mortalitas imago C.ormicarius yang tertinggi yaitu 84,50% dibandingkan dengan isolat PCK yaitu 77,25% dan PB yaitu 76,25%. Semakin tinggi kerapatan konidia B.bassiana yang disemprotkan ke imago C. formicarius, semakin efektif dalam membunuh serangga uji. Namun demikian, pada kerapatan konidia B.bassiana 108/ml merupakan kerapatan konidia yang optimal dalam mengendalikan imago C. formicarius.