Manajemen Pelaksanaan Teaching Factory Dalam Mempersiapkan Lulusan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi

Main Author: defris hanindya edwiyan pradana
Format: PeerReviewed eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: SKRIPSI Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik UM , 2018
Online Access: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TM/article/view/70001
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TM/article/download/70001/64530
Daftar Isi:
  • ABSTRAK Pradana, Defris Hanindya Edwiyan. 2018. Manajemen Pelaksanaan Teaching Factory Dalam Mempersiapkan Lulusan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi. Skripsi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr. Yoto, S.T., M.Pd., M.M. (2) Drs. Solichin, S.T., M.Kes Kata Kunci: manajemen, pelaksanaan, teaching factory, dunia kerja Salah satu tujuan sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif; Hal ini merupakan tuntutan yang diujikan oleh industri agar lulusan SMK mampu bersaing di pasar kerja. Salah satu langkah SMK dalam persiapan menghadapi tuntutan industri adalah dengan dilaksanakannya teaching factory. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas lulusan yang berkompeten dan siap kerja, serta untuk menambah modal pembiayaan penyelenggaraan pendidikan. Agar penyelenggaraan teaching factory berjalan dengan lancar perlu didukung dengan manajemen pelaksanaan yang baik. Kegunaan penelitian ini antara lain: (1) Sebagai bahan masukan bagi pengelola teaching factory agar dapat mengambil langkah-langkah menjadi lebih baik; (2) Sebagai bahan pengembangan untuk belajar dan meningkatkan prestasi diri siswa dalam kegiatan teaching factory di sekolah; (3) Sebagai bahan masukan bagi industri untuk mengambil langkah-langkah kebijakan dalam kerjasama kegiatan teaching factory; dan (4) Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya yang terkait dengan teaching factory. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif. Sumber data diperoleh dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang humas, kepala program keahlian teknik sepeda motor, kepala laboratorium teknik sepeda motor. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara bebas dan mendalam, studi dokumentasi dan observasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pelaksanaan teaching factory meliputi: (1) Persiapan teaching factory diantaranya sarana prasarana untuk pelaksanaan teaching factory berupa tempat yang baik dan alat alat yang lengkap; persiapan guru pembimbing yang telah memiliki sertifikat pelatihan Yamaha dan VEDC; persiapan pegawai/mekanik yang juga telah memiliki sertifikat pelatihan; persiapan siswa sebagai peserta didik; persiapan promosi yang dilakukan oleh seluruh warga sekolah; modal untuk teaching factory yang berupa sarana dan prasarana yang lengkap, siswa yang terampil dan guru yang professional. (2) Pelaksanaan teaching factory meliputi peran guru pembimbing yang bertugas sebagai fasilitator dan pemberi berbagai keputusan; peran pegawai/mekanik sebagai pelaksana pembelajaran dan mekanik; peran siswa sebagai peserta didik yang mengikuti jalannya pembelajaran; manajemen waktu dan kerja yang dilakukan dari hari senin sampai hari sabtu jam 07.00 WIB sampai 15.30 WIB; proses produksi/jasa yaitu mencari konsumen, mendeteksi kerusakan sepeda motor, perbaikan, pengetesan, dan pengembalian; standarisasi produk/jasa dilakukan oleh guru dan teknisi. (3) Evaluasi teaching factory meliputi jumlah rata-rata sepeda motor yang masuk service dalam sehari yaitu rata-rata 7 sepeda motor; jumlah omset yang masuk rata-rata pada setiap minggu sejumlah Rp4.000.000; jumlah biaya operasional dan laba kegiatan teaching factory kurang lebih sejumlah Rp12.000.000 dan untuk laba kurang lebih adalah Rp3.000.000. (4) Faktor pendukung dan penghambat meliputi faktor pendukung internal dan eksternal yang diantaranya sarana prasarana yang lengkap, guru yang terlatih, suasana yang kondusif, dukungan dari lingkup sekolah, dukungan dari orang tua, tetangga siswa, kerjasama MOU dan perusahaan yang memiliki ikatan dengan SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi; dan faktor penghambat internal dan eksternal diantaranya siswa yang tidak hadir, guru yang kurang, tempat yang tidak sering dilalui pengguna sepeda motor, kurangnya minat masyarakat untuk mencervis di SMK, kurangnya minat siswa dan jadwal yang sibuk. Kepada pengelola teaching factory diharapkan segera mengaplikasikan sistim blok untuk meningkatkan pembelajaran. Kepada siswa diharapkan untuk banyak membaca dan lebih aktif dalam pembelajaran praktik maupun teori untuk meningkatkan kompetensi diri. Kepada industri mitra diharapkan untuk lebih memperhatikan pelaksanaan kegiatan teaching factory yang bertujuan agar industri mitra dapat mengambil langkah-langkah kebijakan dalam kerjasama kegiatan teaching factory menjadi lebih baik. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan referensi pada penelitian sejenis.