Pengaruh Temperatur Post Weld Heat Treatment Pada Pengelasan SMAW Terhadap Kekuatan Tarik, Kekerasan, dan Struktur Mikro Pada Baja Karbon Rendah
Main Author: | Adi Saputro; MAHASISWA |
---|---|
Format: | PeerReviewed eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
SKRIPSI Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik UM
, 2015
|
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TM/article/view/46373 |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Saputro, Adi. 2015. Pengaruh Temperatur Post Weld Heat Treatment (PWHT) Pada Pengelasan SMAW Terhadap Kekuatan Tarik, Kekerasan Dan Struktur Mikro Pada Baja Karbon Rendah. Skripsi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Heru Suryanto, S.T., M.T. (II) Drs. Solichin, S.T., M. Kes. Kata Kunci : PWHT, Las SMAW, Kekuatan Tarik, Kekerasan, Baja Karbon Rendah Proses penyambungan logam dengan pengelasan sudah sering diaplikasikan dalam industry fabrication, salah satu jenis pengelasan yang banyak dipakai adalah Shielded Metal Arc Welding (SMAW). Panas yang dihasilkan cenderung tidak terdistribusi secara merata antara logam las, logam dasar, daerah HAZ dan tegangan sisa timbul setelah pengelasan. Tentu diperlukan aplikasi PWHT untuk mengurangi tegangan sisa yang terkunci di dalam suatu struktur sebagai akibat proses pabrikasi. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pengaruh temperatur (PWHT) terhadap kekerasan baja karbon rendah hasil pengelasan SMAW, (2) Untuk mengetahui pengaruh temperatur (PWHT) terhadap kekuatan tarik baja karbon rendah hasil pengelasan SMAW, (3) Untuk mengetahui pengaruh temperatur (PWHT) terhadap Struktur Mikro baja karbon rendah hasil pengelasan SMAW. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Proses PWHT digunakan variasi temperatur 150C, 300C, dan 450C. Spesimen standar uji tarik berdasarkan standar JIS 2201. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang dilakukan dengan cara merangkum hasil penelitian dari pengamatan pada hasil uji tarik, kekerasan dan struktur mikro. Data yang diperoleh berupa nilai rerata ditampilkan dalam bentuk tabel, dan grafik sehingga lebih mudah untuk dibandingkan dengan penelitian lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kekuatan tarik terendah dimiliki oleh spesimen tanpa PWHT sebesar 40,55 kg/mm Nilai kekuatan tarik tertinggi dimiliki oleh spesimen dengan PWHT temperatur 450C dengan nilai 44,31 kg/mm dengan prosentase kenaikan sebesar 9,3 %. Nilai kekerasan tertinggi dimiliki oleh spesimen dengan PWHT pada temperatur 150C dengan nilai 76,6 HRB yang mengalami kenaikan prosentase sebesar 11,34% dibandingkan raw material , hal ini terjadi karena pada temperatur 150C tergolong PWHT suhu rendah. Pada suhu ini spesimen tidak mengalami penurunan kekerasan tetapi tegangan sisa sebagian besar hilang. Meningkatnya kekerasan pada temperatur tersebut diakibatkan karena banyaknya unsur mangan.