Pengaruh Kondisi Elektroda E 7016 Terhadap Struktur mikro dan Uji Tarik Sambungan Las SMAW Pada Plat Baja St.37
Main Author: | Arief Rahman Hakim; Mahasiswa |
---|---|
Format: | PeerReviewed eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
SKRIPSI Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik UM
, 2015
|
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TM/article/view/39096 |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Hakim, Arief Rahman. 2014. Pengaruh Kondisi Elektroda E 7016 Terhadap Struktur mikro dan Uji Tarik Sambungan Las SMAW Pada Plat Baja St.37. Skripsi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I): Drs. Solichin, S.T, M.Kes, (II) Drs. Yuni Sunarto, M.Pd. Kata Kunci: kondisi elektroda, pengelasan SMAW, struktur mikro, kekuatan tarik, baja St.37 Pada dunia industri dan kontruksi, teknik pengelasan banyak digunakan untuk penyambungan logam. Pengelasan SMAW dengan menggunakan plat baja St.37 banyak digunakaan, karena baja St.37 memiliki banyak kelebihan terutama proses pengelasan dengan menggunakan elektroda jenis low hydrogen, hasil lasannya akan memiliki nilai kekuatan tarik yang baik dan akan mengurangi terjadinya retak las. Namun welder beamsumsi kondisi elektroda tidak berpengaruh sehingga banyak yang menyepelekan kondisi elektroda low hydrogen sehingga kandungan hidrogennya berubah-ubah karena telah terkena udara bebas, terkena air, hingga kondisi pengovenan yang kurang tepat. . Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan struktur mikro dan uji tarik sambungan las yang dihasilkan menggunakan 4 macam kondisi elektroda, yaitu elektroda tanpa dilembabkan, elektroda dilembabkan, elektroda dicelup air, dan elektroda di oven. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analisis kualitatif. Sedangkan untuk menguji hipotesis adanya pengaruh variasi kondisi elektroda terhadap kekuatan uji tarik pada baja St.37 digunakan analisis One Way Anova. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Pertama, ada perubahan struktur mikro sambungan las yang dihasilkan dengan menggunakan kondisi elektroda tanpa dilembabkan, terlihat sementit yang berukuran kecil dan merata. Ferit dan perlitpun terlihat lebih besar dan banyak. Untuk sambungan las yang dihasilkan dengan menggunakan kondisi elektroda dilembabkan di udara bebas, terlihat perlit dan ferit mendominasi dan sementit mulai banyak terlihat dalam bentuk yang kecil-kecil. Untuk sambungan las yang dihasilkan dengan menggunakan kondisi elektroda yang dicelupkan ke dalam air, terlihat sementit dan perlit yang mendominasi. Untuk sambungan las yang dihasilkan dengan menggunakan kondisi elektroda yang dipanaskan dalam oven elektroda hingga 1500C, terlihat sementit mulai mengecil dan hampir merata di semua bagian. Ferit dan perlit terlihat banyak dengan bentuk yang agak besar. Kedua, ada perbedaan kekuatan maksimum uji tarik sambungan las yang dihasilkan dengan menggunakan kondisi elektroda tanpa dilembabkan, rata-rata adalah 50,44 . Untuk kekuatan maksimum uji tarik sambungan las yang dihasilkan dengan menggunakan kondisi elektroda dilembabkan di udara bebas adalah 49,38 . Untuk kekuatan maksimum uji tarik sambungan las yang dihasilkan dengan menggunakan kondisi elektroda yang dicelupkan ke dalam air adalah 47,82 . Dan untuk kekuatan maksimum uji tarik sambungan las yang dihasilkan dengan menggunakan kondisi elektroda yang dipanaskan dalam oven elektroda hingga 1500C adalah 51,02 .