tudi Pengaruh Perlakuan Panas Pada Hasil Pengelasan Baja St 60 Ditinjau dari Kekuatan Tarik Bahan, Kekerasan, Dan Struktur Mikro
Main Author: | Mohamad Farid Abdurozaq; Mahasiswa |
---|---|
Format: | PeerReviewed eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
SKRIPSI Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik UM
, 2013
|
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TM/article/view/26219 |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Abdurozaq, Mohamad Farid. 2013. Studi Pengaruh Perlakuan Panas Pada Hasil Pengelasan Baja St 60 Ditinjau dari Kekuatan Tarik Bahan, Kekerasan, Dan Struktur Mikro. Skripsi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Solichin, S.T, M.Kes, (II) Prihanto Tri Hutomo, S.T, M.T Kata Kunci: baja St. 60, pengelasan, annealing, kekuatan tarik, kekerasan, struktur mikro Sifat mekanik tidak hanya tergantung pada komposisi kimia suatu paduan, tetapi juga tergantung pada struktur mikronya. Suatu paduan dengan komposisi kimia yang sama dapat memiliki struktur mikro yang berbeda, dan sifat mekaniknya pun akan berbeda pula. Ini tergantung pada proses pengerjaan yang dialami, terutama proses laku-panas yang diterima selama proses pengerjaan. Salah satu proses perlakuan panas setelah pengelasan yang dapat membebaskan tegangan sisa hasil pengelasan yaitu annealing. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan tarik, kekerasan, dan struktur mikro pada baja St 60 setelah dilas dengan menggunakan las SMAW, sebelum dan sesudah diberikan perlakuan annealing. Metode dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Sedangkan desain penelitiannya adalah penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium. Teknik analisis data menggunakan analisis one way anova. Langkah analisis statistik yaitu, Uji normalitas data, Uji homogenitas data, dan Uji hipotesis penelitian anova. Analisis statistik tersebut digunakan untuk pengujian dan membuktikan hipotesis. Objek penelitian ini adalah baja karbon menengah St 60 dengan jumlah sampel 12 batang uji dengan masing-masing variasi temperatur 3 batang uji yang kemudian diberi perlakuan yakni pengelasan SMAW kemudian annealing dengan variasi temperatur 6000 C, 7000 C,dan 8000 C dengan waktu holding 15 menit. Proses selanjutnya dilakukan pengujian tarik, kekerasan, dan foto mikro. Berdasarkan analisis data tersebut, diperoleh empat hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, pada tanpa perlakuan annealing nilai rata-rata kekuatan tarik 635,561 MPa, nilai kekerasan rata-rata 232,83 HVN, dan struktur mikro terdiri dari sementit, perlit, dan ferit. Kedua, pada annealing temperatur 6000C nilai rata-rata kekuatan tarik 660,712 MPa, nilai kekerasan 269,86 HVN, dan struktur mikro butir-butir ferit sudah berubah menjadi relatif bulat dibanding pada raw material. Ketiga, pada annealing temperatur 7000C nilai rata-rata kekuatan tarik 638,478 M.Pa, nilai kekerasan 269,53 HVN mengalami penurunan 0,35 HVN dari annealing 6000C, dan pada strukur mikro, ferit dan perlit masih mendominasi. Keempat, pada annealing temperatur 8000C nilai rata-rata kekuatan tarik 580,067 MPa, nilai kekerasan 226,1 HVN, dan pada strutur mikro,terjadi pertumbuhan butir-buti ferit dan terjadi rekristalisasi pada butir-butir perlit. Dari hasil analisis data dengan one way anova dinyatakan nilai rata-rata kekuatan tarik dan kekerasan pada baja St 60 setelah mengalami proses annealing dengan variasi temperatur 6000C, 7000C, dan 8000C tersebut berbeda. Pada pengujian kekuatan tarik, nilai rata-rata kekuatan tarik baja St 60 paling tinggi dicapai pada proses annealing pada temperatur 6000C, sedangkan angka rata-rata kekuatan tarik terendah berada pada kelompok baja yang mengalami proses annealing dengan temperatur 8000C. Tingkat kekuatan tarik baja St 60 yang telah diannealing dengan temperatur 6000C memiliki nilai rata-rata 660,712 MPa, pada baja yang diannealing dengan temperatur 7000C memiliki nilai 638,478 MPa dan yang diannealing dengan temperatur 8000C memiliki nilai rata-rata 580,067 MPa. Nilai kekerasan baja St 60 paling tinggi hasil perlakuan panas yang dicapai sebesar 280,3 HVN dan terendah ditunjukkan dengan angka 204,2 HVN, sedangkan pada baja St 60 yang tanpa perlakuan mempunyai nilai kekerasan rata-rata sebesar 232,83 HVN. Hal ini membuktikan bahwa variasi temperatur yang digunakan berpengaruh terhadap nilai kekerasan dalam proses annealing. Kekerasan turun sangat tajam ketika annealing dilakukan pada temperatur 7000 C sampai 8000 C. Hal ini menunjukkan bahwa proses rekristalisasi yang diikuti oleh pertumbuhan butir memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap penurunan kekerasan baja. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai kekuatan tarik turun seiring semakin tinggi temperatur annealing. Nilai kekerasan mengalami penurunan dengan semakin tinggi temperatur annealing. Hal ini menunjukkan bahwa proses rekristalisasi yang diikuti pertumbuhan butir memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap penurunan kekuatan tarik dan kekerasan.