Daftar Isi:
  • ABSTRACT Wijaya, Octavia Maharani. 2015. Women’s “Ritual” of Returning Compliment in Instagram. Thesis. English Department, Faculty of Letters, State University of Malang. Advisor 1: Maria Hidayati, S.S., M.Pd. Advisor 2: AuliaApriana, S.S., M.Pd. Keywords: Compliment, Compliment Response, Women’s Compliment Response, Instagram This research is aimed at finding the tendency of women’s responses toward compliments given in social media, Instagram. Compliment and compliment responses are two things that cannot be separated. As cited from Holmes (1995), although women and men are likely to accept compliments with an agreeing comment, women tend to disagree more often than men in responding compliments. This means that women have more various responses toward compliments. Holmes further proposed three major types of compliment responses found across gender; they are Accepting, Rejecting, and Deflecting. Each major types are further divided into several subcategories. In order to get a better understanding about the compliment responses, the researcher also analyzed the maxims used and flouted in those responses. In analyzing the maxims, the researcher used the theories of maxims proposed by Leech (1993). Leech stated that there are six maxims that are related to politeness and face; Tact Maxim, Generosity Maxim, Approbation Maxim, Agreement Maxim, Modesty Maxim and Sympathy Maxim. By using descriptive design and qualitative approach, the researcher used those two theories in analyzing the data. The data of the research were collected from social media Instagram, with 25 subjects chosen. The data is taken in two phases with time difference to see the tendency of women responses toward compliment. The researcher found that the most frequent type of response is Return Compliment, with consistent frequency throughout both phases (32%). In accordance to the responses, the most frequent maxims that are used are Approbation Maxim and the combination of Approbation and Modesty Maxim. Those maxims were found mostly in Return Compliment and combinations of response type that also used Return Compliment. It is also found that the subjects used Return Compliment based on their proximity to the complimenters. When the compliment came from someone with close relationship (best friends, close friends), complimentees tended to baldly accept it. However, when the compliment came from acquaintances, complimentees tended to use Return Compliment. This findings are supported by Herbert’s statement (1990): intimacy can change the parameters set by speech acts and reduce the need to tend carefully to the complimenter’s face. This result showed that women in Instagram tended to use Return Compliment as the type of responses toward compliments. It also indicates that modesty manner is still highly perceived among today’s women, especially in Instagram. Upon reading the result of the research, the readers should learn on how to respond compliment appropriately considering the politeness strategy and positive face of both complimenter and complimentee. The researcher also expected students from Linguistics to use this study as a reference of applying theory of Pragmatics in the linguistics phenomena in the daily life. Lastly, future researchers of Compliment and Compliment Response are expected to get inspired and broaden the focus into other types of compliments and consider the cultures, also norms of society as the probable reason behind certain types of compliment responses. ABSTRAK Wijaya, Octavia Maharani. 2015. Women’s “Ritual” of Returning Compliment in Instagram. Skripsi. Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I): Maria Hidayati, S.S., M.Pd., Pembimbing (II): Aulia Apriana, S.S., M.Pd. Keywords: Pujian, Respon Pujian, Respon Pujian Wanita, Instagram Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kecenderungan wanita dalam merespon pujian di sosial media, yakni Instagram. Pujian dan respon pujian adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Seperti yang dikutip dari Holmes (1995), walaupun wanita dan pria cenderung menerima pujian dengan komentar yang menandakan persetujuan (agreeing comment), wanita lebih cenderung menolak atau mengingkari pujian bila dibandingkan dengan pria. Hal ini berarti bahwa wanita memiliki lebih banyak macam respon terhadap pujian. Selanjutnya, Holmes membuat tiga kategori besar dari macam respon terhadap pujian yang digunakan baik wanita maupun pria; Accepting, Rejecting, Deflecting. Setiap kategori besar itu masih memiliki beberapa macam subkategori. Untuk memahami respon pujian lebih baik, dalam hal ini peneliti juga menganalisa maksim yang digunakan atau dilanggar dalam repson pujian tersebut. Dalam menganalisa maksim, peneliti menggunakan teori maksim milik Leech (1993). Leech mengemukakan bahwa ada enam macam maksim yang berhubungan dengan norma kesopanan dan juga muka; Maksim Bijak, Maksim Dermawan, Maksim Pujian, Maksim Persetujuan, Maksim Rendah Hati, dan Maksim Simpatik. Dengan menggunakan desain deskriptif dan pendekatan kualitatif, peneliti menggunakan dua teori diatas dalam menganalisa data. Data dari penelitian ini didapatkan dari sosial media Instagram, dengan 25 subjek terpilih. Data dari penelitian ini diambil dalam dua fase dengan perbedaan waktu untuk melihat kecenderungan dari wanita dalam merespon pujian. Peneliti menemukan bahwa tipe respon yang paling banyak muncul adalah Return Compliment, dengan frekuensi yang konsisten di kedua fase (32%). Sesuai dengan respon tersebut, maksim yang paling sering muncul adalah Maksim Pujian dan kombinasi dari Maksim Pujian dan Maksim Rendah Hati. Maksim-maksim tersebut banyak ditemukan di respon pujian tipe Pengembalian Pujian dan juga tipe-tipe respon kombinasi yang menggunakan Pengembalian Pujian. Ditemukan juga bahwa subjek-subjek menggunakan Pengembalian Pujian berdasarkan kedekatan mereka pada pemberi pujian. Bila pujian datng dari seseorang yang dekat dengan mereka (sahabat atau teman baik), subjek cenderung menerimanya dengan langsung. Meski demikian, jika pujian datang dari seorang kenalan, subjek cenderung menggunakan Pengembalian Pujian. Penemuan ini didukung oleh pernyataan Herbert (1990): kerukunan atau kedekatan dapat merubah parameter dari tindak tutur dan mengurangi kebersediaan untuk memperhatikan muka dari pemberi pujian dengan baik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa wanita di Instagram cenderung menggunakan Return Compliment sebagai respon mereka terhadap pujian. Hal ini megindikasikan bahwa perilaku rendah hati masih dijunjung tinggi di kalangan wanita, khususnya di media sosial Instagram. Dalam membaca hasil dari penelitian ini, pembaca diharapkan bisa belajar mengenai bagaimana seharusnya seseorang merespon pujian secara baik dan benar, dengan memperhatikan strategi kesantunan dan muka positif dari kedua pihak; pemberi dan penerima pujian. Peneliti juga mengharapkan bahwa mahasiswa Linguistik dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi dalam pengaplikasian teori Pragmatik dalam fenomena linguistik di kehidupan sehari-hari. Terakhir, peneliti selanjutnya yang memilih topik Pujian dan Respon Pujian diharapkan bisa terinspirasi dan bisa memperluas fokus penelitian mereka ke tipe Pujian lainnya, dengan memperhatikan budaya, juga norma sosial yang mungkin bisa menjadi faktor pendukung dari tipe-tipe Respon Pujian tertentu.