Factors Which Make Students of Intensive Course Program Speak and Reluctant to Speak
Main Author: | Satrio Hadisaputro; Mahasiswa |
---|---|
Format: | PeerReviewed |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sastra-inggris/article/view/39352 |
Daftar Isi:
- Hadisaputro, Satrio, 2015. Factors Which Make Students of Intensive Course Program Speak and Reluctant to Speak. Skripsi, Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Prof. Ali Saukah, M.A. Ph.D, (II) Dr. Ekaning Dewanti Laksmi, M.Pd. M.A. Kata Kunci: Faktor berbicara bahasa Inggris, Motivasi siswa, Intensive course Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi siswa untuk berbicara. Penelitian ini berfokus pada pengaruh faktor eksternal dan internal eksternal terhadap kemampuan berbicara siswa. Faktor eksternal terkait dengan jumlah siswa dalam satu kelas dan kewajiban menggunakan bahasa inggris dikelas dan faktor internal terkait dengan pengaruh individu, teman sekelas dan guru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner sebagai pengumpulan data. Kuisioner terdiri dari 30 pertanyaan. Hasil dari kuesioner digunakan sebagai analisa data dari penelitian ini. Populasi yang digunakan adalah mahasiswa intensive course jurusan sastra inggris Universitas Negeri Malang. 110 kuesioner disebar dan 83 kuesioner telah diisi dan dianalisa. Dari hasil analisa data, diperoleh fakta bahwa beberapa faktor yang dapat membuat siswa berbicara adalah sebagai berikut (1) ukuran kelas yang ideal menurut mahasiswa adalah 21-25 siswa per kelas, (2) mahasiswa akan berbicara dalam bahasa inggris jika itu diharuskan berbicara bahasa inggris didalam kelas, (3) teman sekelas mempengaruhi mahasiswa untuk berbicara, jika teman mereka berbicara dalam bahasa inggris maka mahasiswa akan meresponnya dengan bahasa Inggris juga, (4) dosen atau guru yang dapat bersahabat dengan mahasiswa mempengaruhi mahasiswa untuk berbicara. Sedangkan beberapa faktor yang dapat membuat mahasiswa tidak termotivasi untuk berbicara adalah (1) kepercayaan diri mahasiswa karena keterbatasan penguasaan bahasa Inggris ketika mereka berbicara dengan teman mereka dan menjawab pertanyaan didalam kelas, (2) pandangan dari mahasiswa bukan bahasa Inggris, (3) teman mereka tidak berbicara dalam bahasa inggris sehingga membuat mereka tidak berbicara dalam bahasa Inggris, (4) mahasiswa merasa malu ketika ingin berbicara, dan (5) penguasaan bahasa Inggris dari Dosen atau Guru. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi siswa untuk berbicara antara lain (1) ukuran kelas yang sesuai yaitu 21-25 siswa perkelas, (2) membuat aturan tentang wajib berbahasa inggris didalam kelas, (3) teman sekelas mempengaruhi siswa untuk berbicara dan (4) hubungan siswa dan guru dapat membuat siswa berbicara. Faktor yang membuat siswa tidak ingin berbicara antara lain (1) siswa tidak percaya diri terhadap kemampuan berbahasa inggris yang dimiliki, (2) siswa malu terhadap kemampuanya, (3) kehadiran siswa bukan bahasa inggris diluar kelas dan (4) rendahnya kemampuan berbicara siswa yang menyebabkan mereka tidak ingin berbicara bahasa inggris.
- ABSTRAK Hadisaputro, Satrio. 2015. Factors Which Make Students of Intensive Course Program Speak and Reluctant to Speak. Skripsi, Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Prof. Ali Saukah, M.A. Ph.D, (II) Dr. Ekaning Dewanti Laksmi, M.Pd. M.A. Kata Kunci: Faktor berbicara bahasa Inggris, Motivasi siswa, Intensive course Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi siswa untuk berbicara. Penelitian ini berfokus pada pengaruh faktor eksternal dan internal eksternal terhadap kemampuan berbicara siswa. Faktor eksternal terkait dengan jumlah siswa dalam satu kelas dan kewajiban menggunakan bahasa inggris dikelas dan faktor internal terkait dengan pengaruh individu, teman sekelas dan guru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner sebagai pengumpulan data. Kuisioner terdiri dari 30 pertanyaan. Hasil dari kuesioner digunakan sebagai analisa data dari penelitian ini. Populasi yang digunakan adalah mahasiswa intensive course jurusan sastra inggris Universitas Negeri Malang. 110 kuesioner disebar dan 83 kuesioner telah diisi dan dianalisa. Dari hasil analisa data, diperoleh fakta bahwa beberapa faktor yang dapat membuat siswa berbicara adalah sebagai berikut (1) ukuran kelas yang ideal menurut mahasiswa adalah 21-25 siswa per kelas, (2) mahasiswa akan berbicara dalam bahasa inggris jika itu diharuskan berbicara bahasa inggris didalam kelas, (3) teman sekelas mempengaruhi mahasiswa untuk berbicara, jika teman mereka berbicara dalam bahasa inggris maka mahasiswa akan meresponnya dengan bahasa Inggris juga, (4) dosen atau guru yang dapat bersahabat dengan mahasiswa mempengaruhi mahasiswa untuk berbicara. Sedangkan beberapa faktor yang dapat membuat mahasiswa tidak termotivasi untuk berbicara adalah (1) kepercayaan diri mahasiswa karena keterbatasan penguasaan bahasa Inggris ketika mereka berbicara dengan teman mereka dan menjawab pertanyaan didalam kelas, (2) pandangan dari mahasiswa bukan bahasa Inggris, (3) teman mereka tidak berbicara dalam bahasa inggris sehingga membuat mereka tidak berbicara dalam bahasa Inggris, (4) mahasiswa merasa malu ketika ingin berbicara, dan (5) penguasaan bahasa Inggris dari Dosen atau Guru. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi siswa untuk berbicara antara lain (1) ukuran kelas yang sesuai yaitu 21-25 siswa perkelas, (2) membuat aturan tentang wajib berbahasa inggris didalam kelas, (3) teman sekelas mempengaruhi siswa untuk berbicara dan (4) hubungan siswa dan guru dapat membuat siswa berbicara. Faktor yang membuat siswa tidak ingin berbicara antara lain (1) siswa tidak percaya diri terhadap kemampuan berbahasa inggris yang dimiliki, (2) siswa malu terhadap kemampuanya, (3) kehadiran siswa bukan bahasa inggris diluar kelas dan (4) rendahnya kemampuan berbicara siswa yang menyebabkan mereka tidak ingin berbicara bahasa inggris.