Pengembangan Bahan Ajar Menulis Cerpen dengan Strategi Pemodelan untuk Siswa SMA/MA Kelas X
Main Author: | Ruli Andayani; Perpustakaan UM |
---|---|
Format: | PeerReviewed application/msword application/pdf eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2010
|
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sastra-indonesia/article/view/6741 |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Andayani, Ruli. 2010. Pengembangan Bahan Ajar Menulis Cerpen dengan Strategi Pemodelan untuk Siswa SMA/MA Kelas X. Skripsi, Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Hj. Yuni Pratiwi, M.Pd., (II) Azizatus Zahro', S.Pd., M.Pd. Kata kunci: pengembangan bahan ajar, menulis cerpen, strategi pemodelan Penelitian pengembangan ini dilatarbelakangi oleh sejumlah masalah, yakni cerpen-cerpen karya siswa sebagai penulis pemula masih memiliki banyak kelemahan. Kelemahan-kelemahan umum yang sering dilakukan adalah (1) masalah pembukaan cerpen yang terlalu bertele-tele, (2) komposisi yang tidak proporsional, (3) bahasa yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan tidak memerhatikan ketepatan ejaan, (4) penutup cerpen yang mudah ditebak, dan (5) judul yang tidak sesuai dengan isi. Selain itu, siswa juga sering mengalami kesulitan dalam menulis cerpen, terutama dalam hal mencari ide sehingga acapkali siswa malas untuk menulis. Agar proses pembelajaran menulis cerpen dapat berlangsung dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan, yakni siswa memiliki keterampilan menulis cerpen, paling tidak ada dua hal harus dipenuhi oleh para guru sebagai pembimbing. Pertama, guru harus mampu menyusun strategi pembelajaran menulis cerpen yang tepat dan mendukung kelancaran proses pembelajaran. Strategi adalah suatu pola umum interaksi kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah ditargetkan. Strategi ini harus tercermin dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kedua, guru dituntut agar mampu menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan (1) model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menulis cerpen dan (2) model bahan ajar pembelajaran menulis cerpen dengan strategi pemodelan yang dikemukakan oleh Albert Bandura. Dalam teori pemodelan, pembelajaran dilakukan dalam 4 fase, yakni fase attention (perhatian), fase retensi (mengulang kembali), fase reproduksi (menghasilkan karya), dan fase motivasi (pemberian semangat kepada siswa dalam bentuk pujian, penghargaan, dan hadiah agar siswa tetap giat belajar). Rancangan penelitian ini diadaptasi dari model desain sistem pembelajaran Dick dan Carey tahun 2005. Berdasarkan model tersebut, dalam penelitian ini ada 4 tahap pengembangan yang dilakukan, yakni (1) tahap prapengembangan, (2) tahap pengembangan, (3) tahap uji coba, dan (4) tahap revisi. Pelaksanaan pengembangan dilakukan berdasarkan temuan analisis kebutuhan bahan ajar yang dilakukan pada tahap prapengembangan. Produk hasil pengembangan selanjutnya diujicobakan untuk mengetahui kelayakan produk, yakni melalui uji ahli, uji praktisi, dan uji kelompok kecil (siswa SMA). Data dalam penelitian ini berupa data numerik dan data verbal. Data numerik diperoleh dari hasil penilaian ahli, praktisi, dan siswa terhadap produk, yakni berupa skor. Data verbal dibedaakan menjadi data tertulis dan data lisan. Data tertulis berupa catatan, komentar, kritik, maupun saran-saran yang dituliskan oleh subjek coba pada lembar penilaian, sedangkan data verbal lisan berupa informasi lisan ketika wawancara langsung dengan ketiga kelompok uji. Hasil wawancara selanjutnya ditranskripsikan agar dapat dianalisis. Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai human instrument. Sebagai instrumen penunjang digunakan angket penilaian dan pedoman wawancara bebas. Analisis data dilakukan dengan cara (1) mengumpulkan data verbal tertulis yang diperoleh dari angket penilaian, (2) mentranskrip data verbal lisan, (3) menghimpun, menyeleksi, dan mengklasifikasi data verbal tulis dan hasil transkrip verbal lisan berdasarkan kelompok uji, dan (4) menganalisis data dan merumuskan simpulan analisis sebagai dasar untuk melakukan tindakan terhadap produk yang dikembangkan, apakah harus direvisi atau diimplementasi. Penelitian pengembangan ini menghasilkan dua produk, yakni (1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menulis cerpen dan (2) bahan ajar menulis cerpen. Kedua produk tersebut disusun berdasarkan strategi pemodelan Albert Bandura. Kegiatan pembelajaran dalam RPP dibagi menjadi 3 tahap, yakni tahap pembuka, inti, dan penutup. Sedangkan fase-fase pemodelan dijabarkan sebagai berikut: fase perhatian (attention) dan retensi tercermin pada pertemuan pertama, fase reproduksi pada pertemuan kedua, sedangkan fase motivasi pada pertemuan ketiga. Pada fase perhatian, kegiatan yang dilakukan siswa adalah membaca contoh cerpen yang menarik secara bergantian. Pada fase retensi, kegiatan yang dilakukan adalah menuliskan kembali cerpen yang sudah dibaca. Pada fase reproduksi kegiatan yang dilakukan adalah latihan menulis cerpen sampai benar-benar menghasilkan cerpen utuh. Kegiatan pada tahap motivasi adalah memajang cerpen karya siswa yang dilanjutkan dengan pemberian hadiah kepada siswa yang paling aktif selama pembelajaran dan siswa yang dengan karya cerpen terbaik. Bahan ajar ini berisi petunjuk-petunjuk menulis cerpen secara bertahap, yakni sejak mencari ide, mengembangkan ide menjadi tahapan-tahapan alur, latihan mendeskripsikan tokoh, latar, peristiwa, sampai pada tahap menghasilkan cerpen secara utuh. Sistematika penulisan bahan ajar dilakukan secara berurutan mengikuti langkah-langkah menulis cerpen. Bahasa yang digunakan adalah ragam formal dan komunikatif, tampilan bahan ajar dibuat menarik dan dicetak di kertas A4 80 gram dengan dominasi warna biru. Dari penelitian pengembangan yang telah dilakukan, diperoleh simpulan bahwa RPP dan bahan ajar yang dikembangkan disusun berdasarkan teori pemodelan. Produk pengembangan ini dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan siswa dalam menulis cerpen sebab di dalam produk tersebut ditawarkan sejumlah solusi pemecahan masalah. Bahan ajar yang dikembangkan telah sesuai dengan kebutuhan siswa. Sebagai langkah pemanfaatan produk hasil pengembangan, disarankan siswa menggunakan bahan ajar ini dalam pembelajaran menulis cerpen, mencermati setiap langkah-langkah pembelajaran, dan menanyakan kepada guru jika ada yang tidak dimengerti. Sedangkan guru disarankan untuk menggunakan bahan ajar ini sebagai sumber utama dalam pembelajaran menulis cerpen. Selanjutnya, produk pengembangan dapat disebarluaskan dalam forum MGMP, dan ditulis dalam jurnal penelitian. Langkah-langkah pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam pengembangan bahan ajar menulis kreatif lain, baik menulis sastra, karya tulis ilmiah, maupun karya tulis ilmiah populer.