Peningkatan Kemampuan Apresiasi Novel Siswa Kelas XI dengan Menggunakan Metode Analisis Wacana Kritis (AWK)

Main Author: Zeri Mei Anawati; Perpustakaan UM
Format: PeerReviewed application/msword application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sastra-indonesia/article/view/5288
Daftar Isi:
  • ABSTRAKAnawati, Zeri Mei. 2009. Peningkatan Kemampuan Apresiasi Novel Siswa Kelas XI dengan Menggunakan Metode Analisis Wacana Kritis (AWK). Skripsi, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: Dr. Wahyudi Siswanto, M.Pd.Kata kunci: apresiasi, novel, analisis wacana kritis Pembelajaran sastra di sekolah sampai saat ini masih kurang optimal. Banyak siswa yang kurang mengenal karya sastra, terutama novel. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya metode yang digunakan oleh guru untuk menarik minat siswa agar mau mengenal novel. Metode Analisis Wacana Kritis diperkenalkan kepada siswa dalam kegiatan apresiasi novel. Metode ini tidak hanya melihat novel sebagai karya sastra saja, namun melihat novel sebagai produk sosial-budaya-kemasyarakatan. Selain belajar novel, siswa diajak belajar tentang konteks sejarah dan ideologi yang ada pada sebuah novel. Tujuan penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan apresiasi novel siswa kelas XI IPA SMA Diponegoro Malang dengan menggunakan metode Analisis Wacana Kritis pada aspek alur, latar, tokoh/penokohan, amanat, tema, dan biografi pengarang. Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus tindakan. Adanya siklus II pada penelitian ini karena banyak siswa yang masih belum berhasil pada siklus I jika diukur dengan KKM (75). Selain itu, pada siklus I masih terdapat kekurangan-kekurangan pada pelaksanaan tidakan. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung pada bulan Oktober-November 2009. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI IPA SMA Diponegoro Tumpang Malang dengan jumlah siswa 20, 13 putri dan 7 putra. Hasil pada siklus I menunjukkan tingkat apresiasi siswa masih di bawah KKM, selain pada aspek amanat dan biografi pengarang. Sedangkan hasil pada siklus II, semua siswa sudah melebihi KKM. Pada siklus II menunjukkan siswa sudah mampu menyimpulkan dan menjelaskan alur, latar, tokoh/penokohan, amanat, tema, dan biografi pengarang novel dengan tepat. Selain itu, siswa juga dapat mengaitkan keenam unsur novel tersebut dengan konteks zaman pada novel dan konteks zaman pada saat ini. Kemampuan siswa secara klasikal pada siklus II mengalami peningkatan dari rerata nilai 73 menjadi 94. Rerata nilai pada tiap aspek juga mengalami peningkatan. Rerata nilai pada aspek alur meningkat dari 71 menjadi 93, pada aspek latar meningkat dari 71 menjadi 85, pada aspek tokoh/penokohan meningkat dari 66 menjadi 93, pada aspek amanat meningkat dari 77 menjadi 98, pada aspek tema meningkat dari 71 menjadi 100, pada aspek biografi pengarang meningkat dari 85 menjadi 100. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan apresiasi novel siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode Analisis Wacana Kritis. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian ini adalah (1) metode Analisis Wacana Kritis dapat digunakan sebagai salah satu alternatif metode dalam pembelajaran apresiasi novel, (2) pemilihan novel harus disesuaikan dengan tahapan usia dan perkembangan psikologis siswa.