Makna Simbolis dalam Upacara Tradisional Bersih Desa di Desa Landungsari Kabupaten Malang (sebagai Kajian Folklor)
Main Author: | Fitriani Fitriani; Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang |
---|---|
Format: | PeerReviewed application/msword eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sastra-indonesia/article/view/252 |
Daftar Isi:
- Upacara tradisional bersih desa di Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang merupakan kebudayaan lokal dalam bentuk performance (penyelenggaraan tradisi). Upacara ritual tersebut penuh dengan makna dan simbol-simbol yang membentuk culture system (sistem budaya) pada masyarakatnya. Culture system menghasilkan wujud budaya berupa adat istiadat yang berhubungan dengan sistem sosial dan kebudayaan fisik, sehingga terwujud totalitas kebudayaan yang meliputi ide-ide, aktivitas, dan karya manusia dalam masyarakat. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan makna dan simbol dalam upacara tradisional bersih desa di Desa Landungsari dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data penelitian berupa prosesi upacara bersih desa dan tradisi yang dilestarikan masyarakat Desa Landungsari dalam wujud tanda verbal dan tanda nonverbal pada upacara ritual. Data penelitian diperoleh melalui tahapan observasi partisipatioris dengan peneliti sebagai instrument utama, wawancara mendalam dengan berbagai informan, dan dokumentasi berupa foto. Instrumen lain berupa panduan pengamatan, pedoman wawancara, tape recorder, handy cam, kamera, dan buku harian. Makna dan simbol dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan kajian ilmu semiotika. Analisis semiotika didasarkan satas teori semiotika signifikasi dan teori semiotika komunikasi. Teori semiotika signifikasi menghasilkan fungsi-fungsi tanda yang disepakati secara konvensional oleh masyarakat Desa Landungsari. Sedangkan, teori semiotika komunikasi digunakan peneliti untuk mendukung pengungkapan maksud-maksud tertentu secara fisik dalam prosesi upacara. Hasil analisis data diuji keabsahannya dengan menggunakan teknik perpanjangan keikutsertaan, trianggulasi, dan diskusi dengan teman sejawat. Hasil dari penelitian berupa deskripsi data tentang prosesi upacara bersih desa di Desa Landungsari dan makna simbolis upacara bersih desa di Desa Landungsari Kabupaten Malang. Adapun makna simbolis upacara bersih desa didasarkan pada interpretasi tanda nonverbal dan interpretasi tanda verbal. Interpretasi tanda nonverbal mengacu pada benda-benda dan perilaku di luar kebahasaan yang memiliki makna konotatif bagi masyarakatnya, yaitu (a) objek tanda nonverbal, berupa (1) simbol-simbol keramat, antara lain Pesarehan Sentana, punden Nyi Buyut Wader, punden Mbah Haji Wongsopati, punden Mbah Broyo Siti Aminah, makam pusaka/gaman, dan tombak; (2) simbol-simbol ritual merupakan wujud adaptasi masyarakat Desa Landungsari dengan alam. Simbol-simbol tersebut yaitu opak jajan/opak lanang, opak iwak/opak wedhok, cok bakal, tumpeng, sesaji, kembar mayang, kembang setaman, dupa, kemenyan, ancak, dan sujen. (b) perilaku pelaku upacara dan folk pendukung upacara. Interpretasi tanda verbal mengacu pada unsur kebahasaan, berupa doa yang dituturkan oleh pemimpin doa dalam bahasa Indonesia, bahasa Arab, dan bahasa Jawa (Ujub dan Ekrar). Upacara tradisional bersih desa di Desa Landungsari dilaksanakan setiap satu tahun satu kali pada bulan Agustus di Dusun Rambaan, Dusun Bendungan, dan Dusun Klandungan Desa Landungsari Kabupaten Malang. Adapun prosesi dalam upacara bersih desa terdiri dari tiga tahapan, antara lain: (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap penutupan.