Muatan Edukasi dalam Dinamika Sejarah dan Fungsi Arsitektur Indis Jambe Dawe (Hotel Kartika Wijaya) di Kota Batu
Main Author: | Y. Paramita S Krisna; Jurusan sejarah. Pembimbing: (I) Drs. Dwi Cahyono, M.Hum, (II) Drs. Slamet Sujud P.J, M.Hum |
---|---|
Format: | PeerReviewed eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sejarah/article/view/781 |
Daftar Isi:
- Bangunan Indis merupakan bangunan kuno yang didirikan pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda sejak awal abad ke-19 sampai pertengahan abad ke-20 (1940-an). Tidak semua bangunan Indis menyimpan peristiwa sejarah yang penting, namun keberadaannya perlu dijaga sebagai bukti sejarah yang penting bagi perkembangan dunia pendidikan. Bangunan Indis ini banyak tersebar di daerah Kota Batu dalam kondisi yang beragam. Salah satu bangunan Indis di Kota Batu yang terawat dan menjadi menyimpan peristiwa sejarah adalah bangunan Jambe Dawe yang sekarang menjadi Hotel Kartika Wijaya. Sejak dibangun pada sekitar tahun 1890 hingga sekarang bangunan ini telah mengalami perubahan fungsi sebanyak tujuh kali. Terjadinya perubahan fungsi itu tidak bisa dilepaskan dari peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di sekitarnya.Objek penelitian ini adalah bangunan Indis Jambe Dawe (Hotel Kartika Wijaya) yang terletak di Kota Batu. Sedangkan fokus kajiannya adalah sejarah dan dinamika fungsi dari Jambe Dawe serta muatan edukasinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui latar sejarah arsitektur Indis Jambe Dawe, (2)Memgetahui ragam fungsi yang pernah diemban arsitektur Indis Jambe Dawe dari masa ke masa sesuai dengan alih kepemilikan sejak tahun 1890, (3)Menjelaskan korelasi antara alih kepemilikan dan alih fungsi Jambe Dawe dari masa ke masa serta dampaknya terhadap eksisitensi bangunan, (4)Menjelaskan muatan edukasi yang terkandung dalam sejarah dan dinamika fungsi arsitektur Indis Jambe Dawe dalam hubungannya dalam arti luas. Penelitian ini merupakan penelitian historis dengan langkah-langkah: (1)pemilihan topik, (2)pengumpulan sumber atau heuristik, (3)kritik, (4)interpretasi, (5)penulisan atau historiografi. Dalam melakukan analisis untuk interpretasi, penelitian menggunakan ilmu bantu arkeologi yang terdiri dari analisis morfologi, analisis teknologi, analisis gaya, analisis kontekstual dan analisis perbandingan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1)Jambe Dawe merupakan bangunan kuno yang memiliki nilai sejarah. Pada saat pertama kali didirikan tahun 1890-an ia berfungsi sebagai villa, (2)Jambe Dawe dalam perkembangannya kemudian berfungsi sebagai rumah tinggal, kamp intenir, Markas Detasemen TNI dan dapur umum, markas militer Belanda, Rumah Rakit khusus AD dan terakhir menjadi hotel, (3)Peralihan fungsi Jambe Dawe ini berdampak terhadap perubahan arsitekturnya. Meski demikian bentuk asli bangunan Induknya tetap dipertahankan, dengan alasan pelestarian benda cagar budaya, (4)di dalam peralihan fungsi dan perubahan arsitektur Jambe Dawe ini itermuat makna edukatif yang berguna baik bagi masyarakat luas maupun bagi para pelajar. Peralihan fungsi Jambe Dawe dapat menjadi pengetahuan tentang kesejarahan lokal Batu. Pelajar juga dapat mengambil Jambe Dawe sebagai salah satu contoh hasil kebudayaan yang ditinggalkan pada masa Pemerintahan Kolonial. Selanjutnya setelah mengetahui kesejarahan Jambe Dawe, diharapkan para pelajar dan masyarakat luas dapat memahami arti penting bangunan kuno, kemudian ikut berperan serta dalam melakakan pelestarian terhadapnya. Karena bangunan Indis merupakan bangunan kuno yang dapat digolongkan dalam benda cagar budaya, sehingga keberadaannya perlu dilestarikan untuk diwariskan kepada generasi yang akan datang.