Studi tentang Batik Gentongan pada Zulfah Batik di Desa Paseseh Kecamatan Tanjungbumi Kabupaten Bangkalan Madura
Main Author: | Melida Widyawati; MAHASISWA |
---|---|
Format: | PeerReviewed eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
SKRIPSI Jurusan Tata Busana - Fakultas Teknik UM
, 2016
|
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TIBusana/article/view/44892 |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Widyawati, Melida.2013. Studi Tentang Batik Gentongan pada Zulfah Batik di Desa Paseseh, Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan Madura. Skripsi, Jurusan Teknologi Industri, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dra. Nurul Aini, M.Pd., (II) Dra. Endang Prahastuti, M.Pd. Kata kunci: Batik Gentongan Salah satu kota yang memiliki batik dengan ciri khas dan corak tersendiri adalah Madura. Batik Madura memiliki kualitas seni yang tinggi pada setiap motifnya dan pewarnaan yang cukup berani. Salah satu batik Madura yang memiliki tingkat kesulitan pada motifnya dan pewarnaan dengan menggunakan pewarna alami adalah batik gentongan tepatnya di Desa Paseseh Kecamatan Tanjungbumi. Batik gentongan memiliki banyak tarikan garis pada desainnya dan ragam motif diambil dari motif tumbuhan, binatang maupun benda yang terinspirasi dari lingkungan sekitar. Proses pewarnaan batik gentongan menggunakan pewarna alami dan media gentong. Tradisi menggunakan gentong merupakan tradisi yang sudah turun-temurun dan masih dipertahankan sampai sekarang. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan batik gentongan di desa Paseseh, kecamatan Tanjungbumi, kabupaten Bangkalan Madura. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu motif batik gentongan dan proses pewarnaan batik gentongan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Informan adalah pemilik industri Zulfah Batik, dan dua karyawan pada Zulfah batik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis model interaksi Miles dan Huberman dengan tahapan (1) pengumpulan data, (2) reduksi dan penyajian data, (3) penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan yaitu motif pada batik gentongan terdiri dari motif cong-congan, sabut, til cantil, panji susi, dan geje sekereng. Motif tersebut merupakan motif yang paling klasik dan paling banyak diminati oleh konsumen. Dilihat dari visualisasi motifnya, ditemukan golongan motif hias tumbuh-tumbuhan, motif hias binatang imajinatif, motif hias benda teknologis. Motif batik gentongan pada Zulfah Batik terdiri dari ornamen utama, tambahan dan isen-isen motif. Warna yang ditampilkan pada batik gentongan antara lain merah, hijau, biru dan coklat. Faktor- faktor yang mempengaruhi terciptanya motif pada batik gentongan antara lain potensi alam dan budaya dari Madura khusunya Tanjungbumi, keinginan untuk memberikan pesan kepada masyarakat lewat motif yang diciptakan, dan kondisi masyarakat Tanjungbumi Madura. Saran dalam penelitian ini adalah motif pada batik gentongan lebih dikembangkan dan divariasikan dari berbagai motif hias yang ada terutama terkait potensi daerah yang dimiliki Madura. Bagi peneliti lain disarankan untuk menggali informasi lainnya yang belum ada pada penelitian ini. Manfaat bagi pelajar maupun masyarakat umum dapat digunakan sebagai sumber informasi dan referensi mengenai batik gentongan yang ada di Tanjungbumi Madura. ABSTRACT Widyawati, Melida.2013. A Study of “Gentongan Batik” in “Zulfah Batik” at Paseseh Village, Tanjungbumi, Bangkalan, Madura.Thesis, Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, State University of Malang. Advisors: (I) Dra. Nurul Aini, M.Pd., (II) Dra. Endang Prahastuti, M.Pd. Keyword : Gentongan Batik Madura is one of cities that has batik with specific characteristics and patterns. Maduranese batiks has high art quality in every motif and brave enough coloring. One of Maduranese batiks that has high level of difficulty in making its motive and coloring by using natural dye, is gentongan batik in Paseseh village, Tanjungbumi. Gentongan batik has towed lines in its design and the motif styles are taken from plants, animals, and surrounding tings motif. Coloring processes of gentongan batik use natural dye and traditional media, gentong (an earthen pot). The tradition of using gentong has been done from generation to generation and is still maintained until now. The objective of this study is to describe gentongan batik in Paseseh village, Tanjungbumi, Bangkalan, Madura. The problems to be observed in this study are motif and coloring process of gentongan batik. This study employed descriptive qualitative research. The informant is the owner and two workers of Zulfah Batik industry. Data collections were carried out by interview, observation, and documentation study. The data were analyzed using Miles dan Huberman’s interaction model analysis: (1) collecting data, (2) reduction and presenting data, and (3) drawing conclusion. Based on the result of the study, it was concluded that gentongan batik’s motif consisted of cong-congan, sabut, tilcantil, panjisusi, and geje sekereng motif. Those motifs are classic motifs that is liked by consumers. From the visualization motif, it was found that the ornament motifs were inspired from plants, imaginary animals, and technology utensils motif. In Zulfah Batik itself, the motifs consisted of main ornament, additional and isen-isen motif. The colors of gentongan batik were red, green, blue, and brown. The influential factors of motif creation in gentongan batik were: culture and natural potency of Madura especially Tanjungbumi, the eagerness to give messages the society through motif creation, and society’s condition of Tanjungbumi, Madura. Based on the conclusions of the study, suggestions are offered. For the batik industry owner, the motif in gentongan batik should be developed into several other motif ornament variations that has been existed especially related to region potency of Madura. For other researcher, it is suggested to excavate other information that has not been in this study. For the students and public society, it can be used as information and reference sources about gentongan batik at Tanjungbumi, Madura.