PENGARUH MODEL LATIHAN (SHADOW) BULUTANGKIS MENGGUNAKAN SHUTTLECOCK DAN TANPA SHUTTLECOCK TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN (AGILITY) ATLET PB LING TIDAR KOTA MALANG

Main Author: Izza Puspita Cahya Ningrum; Mahasiswa
Format: PeerReviewed eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: , 2017
Online Access: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/Penjaskes/article/view/58778
Daftar Isi:
  • ABSTRAK Ningrum, Izza Puspita Cahya. 2017. Pengaruh Model Latihan (Shadow) Bulutangkis Menggunakan Shuttlecock dan Tanpa Shuttlecock Terhadap Peningkatan Kelincahan (Agility) Atlet PB LING Tidar Kota Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Dr. Siti Nurrochmah, M.Kes, (2) Febrita Paulina Heynoek, S.Pd.,M.Pd. Kata kunci: Latihan Shadow, Zig-Zag Run, Kelincahan, Bulutangkis Latihan bulutangkis di PB LING Kota Malang belum menyerupai permainan bulutangkis yang sebenarnya, oleh karena itu penting dilakukan penelitian yang bentuk latihannya mendekati permainan sesungguhnya seperti bentuk latihan shadow, maka telah dilakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Latihan Shadow Menggunakan Shuttlecock dan Tanpa Shuttlecock Terhadap Kemampuan Kelincahan". Dalam olahraga bulutangkis, kondisi fisik olahraga sangat dibutuhkan untuk menunjang peningkatan kemampuan fisik atlet PB LING Kota Malang, salah satu kondisi fisik yang dibutuhkan adalah kelincahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara latihan shadow menggunakan latihan shuttlecock dan tanpa shuttlecock terhadap kemampuan kelincahan pada atlet PB LING Kota Malang. Rancangan penelitian dilakukan dengan desain kelompok kontrol pretest posttest. Sampel 30 diambil menggunakan teknik purposive random sampling. Dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes dan non tes, dan pengumpulan data menggunakan teknik pengukuran bentuk tes fisik, teknik eksperimen dan observasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis varian satu jalur (ANAVA) dan menggunakan uji Leat Significance Difference (LSD) dan teknik uji taraf signifikan α = 0,05. Analisis varian menggunakan data beda hasil pretest dan posttest diperoleh F hitung 6.65 dan F tabel α = 0,05 untuk 4,18. Oleh karena F hitung > F tabel α 0,05, artinya kemampuan kelincahan terdapat peningkatan. Hasil analisis uji lebih lanjut adalah LSD diperoleh besar mean 9,41 > LSD 8,3, artinya terdapat perbedaan yang signifikan. Oleh karena t hitung > t tabel α = 0,05 berarti latihan shadow tanpa shuttlecock lebih baik dibandingkan dengan latihan shadow menggunakan shuttlecock. Kesimpulan bahwa ada perbedaan kemampuan kelincahan sebelum dan sesudah latihan shadow menggunakan shuttlecock, ada perbedaan kemampuan kelincahan sebelum dan sesudah latihan shadow tanpa shuttlecock, dan latihan shadow tanpa shuttlecock lebih baik dibandingkan dengan latihan shadow menggunakan shuttlecock α = 0,05. Saran bagi pelatih jika ingin meningkatkan kelincahan diharapkan dapat dipresentasikan oleh penelitian lain dalam persiapan untuk meneliti lebih dalam dan mengembangkan bentuk penelitian lain dengan variabel yang berbeda dengan subjek penelitian yang lebih luas.