Hubungan Principal-Agent Masyarakat Nelayan Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo

Main Author: ERISA ARI UTAMI; Mahasiswa
Format: PeerReviewed eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: , 2015
Online Access: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/Geografi/article/view/44486
Daftar Isi:
  • ABSTRAK Utami, Erisa Ari. 2015. Hubungan Principal-Agent Masyarakat Nelayan Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Singgih Susilo, M.S, M.Si (II) Satti Wagistina, S.P, M.Si Kata Kunci: Karakteristik, Kelembagaan Informal, Hubungan Juregen dan Nelayan Potensi sumber daya kelautan memunculkan aktivitas yang bergerakdibidang perikanan, yakni penangkapan ikan. Aktivitas penangkapan ikan membentuk hubungan principal-agent antara juregen dan nelayan. Akibat hubungan tersebut nelayan menjadi ketergantungan terhadap juregen, karena juregen pemilik modal utama yang memiliki kapal dan peralatan penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, kelembagaan informal, dan hubungan juregen dan nelayan di Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survey. Penentuan jumlah sampel menggunakan metode Cluster Sampling, yaitu juregen dan nelayan. Penentuan responden menggunakan teknik Simple Random Sampling, yang dihitung dengan rumus Slovin sehingga didapat jumlah sampel 32 juregen dan 92 nelayan. Data primer dikumpulkan melalui wawancara menggunakan pedoman wawancara. Data dianalisis menggunakan tabulasi tunggal, guna mendeskripsikan karakteristik juregen dan nelayan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik juregen dan nelayan di Kecamatan Mayangan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan SLTA dengan rata-rata pengalaman melaut juregen18 tahun dan nelayan 16 tahun. Pendapatan yang diperoleh juregen rata-rata Rp. 22.591.000/bulan dan nelayan Rp. 3.213.000/bulan. Usia sebagian besar juregen dan nelayan berada pada usia produktif, dengan rata-rata usia juregen 37 tahun dan nelayan 35 tahun. Beban tanggungan dari kedua responden sebagian besar sama yakni 2 orang, kepemilikan peralatan melaut nelayan di Kecamatan Mayangan menyewa kepada juregen. Penangkapan ikan menjadi mata pencaharian utama juregen dan nelayan, sehingga tidak ada usaha lain untuk meningkatkan pendapatan. Hubungan informal juregen dan nelayan tercipta karena adanya kontrak kerja, hutang-piutang, dan juga pembagian pendapatan, sedangkan hubungan juregen dan nelayan saling terikat karena adanya hubungan kekeluargaan atau kekerabatan, lingkungan tempat tinggal, dan rasa saling membutuhkan. Saran kepada pihak pemerintah Kota probolinggo, diharapkan untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada para juregen dan nelayan dalam upaya peningkatan keterampilan masyarakat nelayan. ABSTRACT Utami, Erisa Ari. 2015. Principal-Agent of Fishermen Society in Mayangan Subdistrict Probolinggo City. Skripsi. Geography Education Study of Faculty of Social Science UniversitasNegeri Malang. Supervisors: (I) Drs. Singgih Susilo, M.S, M.Si(II) Satti Wagistina, S.P, M.Si Key Word:Characteristics, Informal Institutions, Relationship between Skippers and Fishermen Marine resource potential evokeincrease the fishery activity. Fish catching activity composed the principal-agent relationship between skippers and fishermen. The effect of the relationship is that fishermen happened to depend on the skippers, because the skippers are the main fund possessors who owned the ship and the equipment for fish catching. The aims of this research are to discover the characteristics, informal institutions, and relationship between skippers and fishermen at Mayangan Subdistrict Probolinggo City. This research is designed as the descriptive quantitative research with the use of survey method. The selection of sample quantity is determined by using Cluster Sampling method, namely skippers and fishermen. The respondent selection is determined by the use of Simple Random Sampling technique, which is counted by Slovin’s formula so that the total of quantity sample obtained is 32 skippers and 92 fishermen. Primary data is collected by interview with the use of interview instrument. The data is analyzed using singular tabulation in order to describe the characteristics of skippers and fishermen. The result of this research discovered that the characteristics of skipper and fisherman at Mayangan Sub-District are mostly their education degree is SLTA with the average experience to sail the seas are 18 years for skippers and 16 years for fishermen. The average income of the skippers is Rp. 22.591.000/month and for the fishermen is Rp. 3.213.000/month. The majority age of skippers and fishermen is in the productive age; on average for the skippers is 37th and 35th for the fishermen. The responsibility expense for both of respondent is mostly the same, which are 2 people. The equipment ownership of fishermen at Mayangan Sub-District is loaned from the skippers. Fish catching becomes the main livelihood of skipper and fishermen, therefor they has no other effort to improve their income. The informal relationship between skippers and fishermen is contrived due to a business contract, liability, and income distribution, while the relationship between skippers and fishermen is tied to each other because of the existence of family relationship, domicile, and the need notion toward each other (a mutually beneficial relationship). Suggestion for Probolinggo City Government is that the Government is expected to give information and training to the skippers and fishermen in order to improve the ability of fishermen society.