Pengelolaan Hutan Mangrove Berbasis Masyarakat di Desa Penunggul Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan
Main Author: | HAMDA WIKSONO; Mahasiswa |
---|---|
Format: | PeerReviewed eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2015
|
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/Geografi/article/view/39863 |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Wiksono, Hamda. 2015. Pengelolaan Hutan Mangrove Berbasis Masyarakat di Desa Penunggul Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan. Skripsi, Jurusan Geografi FIS Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Dwiyono Hari Utomo, M.Pd., M.Si (II) Ir. Juarti, M.P Kata kunci: Pengelolaan Hutan Mangrove, Berbasis Masyarakat, Penunggul. Hutan mangrove yang berada di Indonesia merupakan hutan mangrove terluas dengan 22% luas mangrove dunia. Hal ini mendapatkan perhatian yang serius baik dari lembaga dan pemerintah daerah Kabupaten Pasuruan dalam menangani serta melestarikan keberadaannya. Rencana Sesuai dengan Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pasuruan 2009-2029 tentang pantai berhutan bakau (mangrove) sudah merencanakan penanaman hutan mangrove di sepanjang pantai utara Kabupaten Pasuruan seluas 411 ha. Salah satu desa yang berhasil dalam mengelola hutan mangrove adalah Desa Penunggul Kecamatan Nguling Pasuruan. Berawal dari menanam untuk menghindari banjir rob ketika pasang air laut membuat hutan mangrove terjaga dan lestari. Terjaganya hutan ini tidak lepas dari suatu pengelolaan yang dilakukan masyarakat dengan baik. Berkaitan dengan itu, maka diperlukan pembahasan mengenai pengelolaan hutan mangrove berbasis masyarakat tersebut. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik hutan mangrove dan pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Penunggul Kecamatan Nguling Pasuruan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan pertimbangan masyarakat Desa Penunggul yang ikut berpartisipasi dan memanfaatkan hutan mangrove. Pengumpulan data dengan teknik observasi dan wawancara. Instrumen yang digunakan berupa daftar pertanyaan dan pewawancara bebas menggali. Analisis data dimulai dari editing, koding, dan tabulasi tunggal, yang selanjutnya didiskripsikan dari tabulasi tunggal. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh dua simpulan hasil penelitian sebagai berikut. Karakteristik hutan mangrove yang meliputi tekstur tanah lempung berdebu dan pasir berlempung, dengan gelombang riak (Ripples), tingkat abrasi yang terjadi sangat kecil, salinitas air kategori air payau (0,8%-0,19%), pasang surut terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam satu hari. Vegetasi mangrove ada empat jenis yang terdiri dari Avicennia alba, Avicennia marina, Rhizophora mucronata dan Rhizophora apiculata. Fauna hutan mangrove ada empat belas spesies yang terdiri dari bandeng, belanak, glodok, keong, tiram, kerang hijau, kadal, biawak, ular, burung kuntul putih, kepting bakau, udang putih, rajungan, dan capung. Pengelolaan hutan mangrove meliputi persemaian ada empat jenis tanaman yang dipilih karena dapat menahan abrasi dan banjir rob, sistem penanaman menggunakan banjar harian dengan tipe zonasi tanaman yang khas, pemeliharaan hanya dilakukan penyulaman dan kontrol terhadap faktor perusak, pemanfaatan hutan mangrove hasil kayu tidak diperbolehkan sebab akan merusak kelestarian hutan sehingga pemanfaatan berupa non kayu, tempat pendidikan dan penelitian, serta ekowisata, dan pemasaran produk-produk non kayu belum berjalan dengan optimal sebab pemanfaatan yang dilakukan juga tidak maksimal. Sehingga butuh pertisipasi dan kerjasama lebih baik dari masyarakat, pemerintah, maupun pihak yang ikut bekerjasama dalam kegiatan pengelolaan hutan mangrove ini. ABSTRACT Wiksono, Hamda. 2015. Community Based Mangrove Forest Management in Penunggul village Nguling Subdistrict, Pasuruan Regency. Thesis, Departement of Geography, Faculty of Social Science, State University of Malang. Advisors: (I) Drs. Dwiyono Hari Utomo, M.Pd, M.Si, (II) Ir. Juarti, M.P. Keywords: Mangrove Forest Management, Community-Based, Penunggul Village. Mangrove forests in Indonesia is largest with 22% of mangroves forest in the world is in Indonesia. This condition has got serious attention either from an institute or Pasuruan government in handling and preserving its existence. In accordance with the Spatial Plan (RTRW) of Pasuruan on 2009-2029 about the sea shore with mangrove, it has already been planned the planting of mangrove along the north coast of Pasuruan for about 411 hectares area. One of the villages that succeeded in managing the mangrove forest is Penunggul Village Nguling Subdistrict, Pasuruan Regency. Starting from planting the mangrove to avoid “tidal flood” when the tides are high, keep the mangrove forest in good and sustainable condition. The preservation of these forests cannot be separated from the management that is performed well by the society. In connection, it would require a discussion about the management of the community-based mangrove forest. This study was conducted to determine the characteristics of mangrove forests and the management carried out by people in the Penunggul village Nguling District of Pasuruan. The type of this research is descriptive. Sampling was done by purposive sampling technique with the consideration that Penunggul village communities have participated and got the advantage of mangrove forests. The data collection is done by observation and interview techniques. Instruments are used in the form of a list of questions and the interviewer is free to dig the information. Data analysis starts from editing, coding, and single tabulation, which further is described as single tabulation. Based on the research results, two conclusions are obtained as the following. Characteristics of mangrove forests that include dusty clay and argillaceous sand textured soil, with waves ripples, the small level of abrasion, the the water salinity in brackish water category (0.8% -0.19%), tides occur in twice high tides and twice low tide in one day. There are four types of mangrove vegetation consisting of Avicennia alba, Avicennia marina, Rhizophora mucronata and Rhizophora apiculata. There are fourteen species of Mangrove forest fauna consisting of milkfish, mullet, Glodok, snails, oysters, mussels, lizards, lizards, snakes, birds, white egrets, mangrove crabs, white shrimps, crabs, and dragonflies. Mangrove forests management covers the maintenance and there are four types of plant chosen because they can withstand abrasion and tidal flood, the planting system uses a daily flood with the typical zoning type of plants, the maintenance is only done by stitching and controling the destructive factors, the utilization of mangrove forest wood products are not allowed because it would damage the sustainability of the forest so that the use of such non-timber, education and research sites, as well as eco-tourism, and marketing of non-timber products has not run optimally because the utilization is also not optimal. So it needs better participation and cooperation of the people, the government, and the parties involved to cooperate in this mangrove forest management activities.