Manajemen Konflik Interpersonal Pasangan Suami Istri Tunanetra

Main Author: Dita Ratnasari; mahasiswa
Format: PeerReviewed eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Skripsi Jurusan Psikologi - Fakultas Pendidikan Psikologi UM , 2016
Online Access: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/Fak-Psikologi/article/view/52907
Daftar Isi:
  • ABSTRACT Ratnasari, Dita. 2016. Manajemen Konflik Interpersonal Pasangan Suami Istri Tunanetra. Skripsi, Jurusan Psikologi, Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Nur Eva, S.Psi., M.Psi, (II) Farah Farida Tantiani, S.Psi., M.Psi.Kata Kunci: manajemen konflik interpersonal, pernikahan, tunanetraSalah satu tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah. Hal tersebut berlaku juga pada tunanetra. Dalam suatu pernikahan konflik akan muncul karena adanya perbedaan latar belakang dan pengalaman dari setiap individu. Konflik antara pasangan suami istri disebut sebagai konflik interpersonal. Apabila konflik tidak dimanajemen dengan baik maka akan menimbulkan dampak yang lebih buruk pada sebuah pernikahan, yaitu perceraian. Tunanetra memiliki beberapa karakteristik khusus salah satunya adalah adanya rasa curiga terhadap orang lain dan juga mudah tersinggung. Hal tersebut dapat menimbulkan konflik pada pernikahan pasangan tunanetra.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen konflik interpersonal pasangan suami istri tunanetra sehingga pernikahan mereka dapat bertahan sampai lebih dari 5 tahun yang merupakan waktu krisis atau penyesuaian dalam pernikahan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi deskriptif. Pengambilan data dengan menggunakan metode wawancara dengan subjek penelitian berjumlah tiga pasang suami istri tunanetra yang berdomisili di Kabupaten Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap pasangan suami istri tunanetra tidak hanya mengalami satu jenis konflik interpersonal dalam pernikahannya. Konflik-konfik interpersonal yang muncul yaitu policy conflict, value conflict, konflik atribusional, konflik dinyatakan-tidak dinyatakan, dan pseudoconflict. Tidak hanya satu tipe manajemen konflik yang digunakan dalam penyelesaian konflik pada ketiga pasangan suami istri tunanetra, melainkan beberapa manajemen konflik yang digunakan sesuai dengan prioritas suatu konflik. Dalam memanajemen konflik-konflik tersebut, ada beberapa cara yang sama-sama dilakukan oleh ketiga pasangan suami istri tunanetra yaitu, kolaborasi (kerjasama), menghindar, kompromi, dan mengikuti kemauan pihak lain. Ditemukan jenis manajemen konflik interpersonal mendominasi pada pasangan suami istri tunanetra kedua. Cara mendominasi digunakan pada situasi masalah yang tidak terlalu krusial. Selain beberapa jenis manajemen konflik tersebut, ditemukan juga aspek religiusitas yaitu keyakinan yang kuat terhadap Tuhan yang memberikan dampak penting dalam penyelesaian konflik interpersonal dalam pernikahan. Selain itu saling mempercayai, dan verbal agressiveness juga digunakan sebagai manajemen konflik interpersonal yang lain. Penelitian ini juga menggali tentang makna konflik bagi pasangan suami istri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga pasangan suami istri tunanetra memaknai konflik yang muncul pada pernikahan sebagai suatu hal yang positif yang dapat mempererat hubungan sehingga konflik dapat dimanajemen dengan baik.