Pengaruh Penggunaan Model Pendidikan Moral Berbeda dan Perbedaan Jenis Kelamin terhadap Kematangan Moral Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Main Author: Aloysius Hardoko; Program Studi Teknologi Pembelajaran, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Malang, Pembimbing: (I) Prof. Dr. I Wayan Ardhana,MA, (II) Prof. Dr. I Nyoman S. Degeng, M.Pd, (III) Prof. Dr. H. M.Dimyati.
Format: PeerReviewed
Bahasa: ind
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/970
Daftar Isi:
  • Dalam ruang lingkup materi kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan (KBK,2004;KTSP,2007)menekankan pada muatan moral yang berorientasi pada pembentukan warga negara yang baik, sehingga strategi pembelajaran yang digunakan juga bertumpu pada prinsip penggunaan model pendidikan moral. Pendidikan moral pada hakekatnya memiliki strategi, metode dan model pendidikan moral yang secara umum dapat dilihat pada kajian teori. Salah satu unsur penting dan memegang peranan dalam pendidikan moral adalah penggunaan model pendidikan moral yang tepat dan bervariasi, sehingga mampu meningkatkan kematangan moral siswa. Dalam praktek pembelajaran pendidikan moral di sekolah melalui Pendidikan Kewarganegaraan, pada umumnya belum dilaksanakan. Banyak guru yang masih belum mengenal model pendidikan moral tersebut dan terjebak dalam metode konvensional berupa penyampaian informasi melalui ceramah dan tanya-jawab. Hal ini bersumber pada ketidaktahuan guru dalam menerapkan model pendidikan moral yang lain, seperti penggunaan model pendidikan moral moral reasoning dan consideration model. Secara teoritis, model pendidikan moral, baik yang dikembangkan berdasarkan pendekatan kognitif maupun yang dikembangkan berdasarkan pendekatan afektif memiliki potensi untuk meningkatkan kematangan moral siswa dengan pola pembelajaran non-indoktrinatif dan non-relativistik. Model moral reasoning berorientasi kepada pengembangan kemampuan berpikir moral mengenai pemecahan masalah moral dengan membuat alasan moral. Sedangkan, consideration model berorientasi pada pengembangan kemampuan berpikir moral mengenai kesejahteraan orang lain atau kepedulian kepada orang lain. Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh penggunaan model pendidikan moral dengan harapan mendapatkan model yang lebih sesuai dengan karakteristik dan tujuan pendidikan moral di Indonesia melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Variabel bebas yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah model pendidikan moral, diklasifikasikan dalam dua bagian, yaitu model moral reasoning dan consideration model. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah perbedaan jenis kelamin siswa. Temuan penelitian menunjukkan kemampuan menalar dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin. Diklasifikasikan ke dalam kelompok laki-laki dan perempuan. Sedangkan variabel tergantung ditetapkan kematangan moral siswa yaitu kematangam moral keadilan (moral judgement) dan kematangan moral kepedulian (care). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah 1) terdapat perbedaan kematangan moral keadilan, antara siswa yang belajar menggunakan model moral reasoning dan yang belajar menggunakan consideration model dalam PKn, 2) terdapat perbedaan kematangan moral keadilan antara siswa laki-laki dan perempuan, baik yang belajar dengan moral reasoning maupun consideration model. 3) terdapat interaksi antara penggunaan model pendidikan moral (MR dan CM) dengan perbedaan jenis kelamin terhadap kematangan moral keadilan siswa. 4) terdapat perbedaan kematangan moral kepedulian, antara siswa yang belajar menggunakan model moral reasoning dan yang belajar menggunakan consideration model dalam PKn, 5) terdapat perbedaan kematangan moral kepedulian antara siswa laki-laki dan perempuan, baik yang belajar dengan moral reasoning maupun consideration model. 6) terdapat interaksi antara penggunaan model pendidikan moral (MR dan CM) dengan perbedaan jenis kelamin terhadap kematangan moral kepedulian siswa. Penelitian ini adalah penelitian quasi- eksperimen menggunakan rancangan factorial 2 x 2. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Mardiwiyata, SMP Islam Cokro, SMP Cor Yesu, dan SMP Salahuddin yang peringkatnya setara dan distribusi jenis kelamin yang seimbang, dan berada di kota Malang. Pemilihan subyek dan pemberian perlakuan dilakukan secara cluster. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu 8 x pertemuan, mulai sejak tanggal 2 Pebruari 2007 sampai dengan tanggal 15 Mei 2007. Alat ukur kematangan moral siswa yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan instrumen adaptasi Kohlberg dan Mc.Phail dalam bentuk ceritera dillema situasi sosial-moral. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis menggunakan analisis statistik parametrik ANOVA dua jalur.