Daftar Isi:
  • Keterampilan menulis sangat penting dalam proses pembelajaran terutama bagi siswa SD. Di SD, keterampilan menulis telah diajarkan sejak siswa duduk di kelas I. Setelah duduk di kelas IV, siswa seharusnya telah terampil menulis, tetapi kenyataan menunjukkan bahwa keterampilan menulis siswa masih sangat rendah. Rata-rata nilai keterampilan menulis siswa kelas IV SD Negeri 11 Mataram semester 1 menunjukkan, siswa yang mencapai SKBM 70 hanya 14 orang dari 36 siswa (38 % dari jumlah siswa). Salah satu penyebabnya guru kurang termotivasi memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang menyenangkan siswa untuk belajar menulis. Untuk mengatasi masalah tersebut, dipilihlah salah satu strategi yang efektif untuk memotivasi siswa dalam menulis yaitu penggunaan strategi pemetaan pikiran. Pembelajaran keterampilan dengan strategi pemetaan pikiran ini dikhususkan pada menulis cerita yang terdiri atas empat tahap, yaitu pemunculan gagasan, pengembangan gagasan, penulisan, dan penyajian. Dipilihnya strategi pemetaan pikiran karena alasan: secara teori dan berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu strategi ini terbukti dapat meningkatkan keterampilan berbahasa siswa, sampai saat penelitian ini dilaksanakan belum ditemukan penggunaan strategi pemetaan pikiran untuk meningkatkan keterampilan menulis cerita siswa, dan strategi pemetaan pikiran didasari pada teori yang memudahkan dan menyenangkan anak unuk mengembangkan pengetahuan dan pengalaman yang ada pada pikirannya dalam bentuk tulisan. Untuk pelaksanaan strategi pemetaan pikiran dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas IV SD Negeri 11 Mataram, masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut, “Bagaimanakah proses dan hasil implementasi strategi pemetaan pikiran dalam meningkatkan kemampuan menulis cerita siswa kelas IV SD Negeri 11 Mataram pada tahap pemunculan gagasan, pengembangan gagasan, penulisan dan penyajian ?” Untuk menjawab permasalahan tersebut, digunakan pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas. Dalam pelaksanaannya, tindakan diberikan kepada semua siswa kelas IV SD Negeri 11 Mataram. Tetapi, hasil yang dianalisis difokuskan pada sembilan siswa yang diambil secara acak dari 36 siswa kelas IV SD Negeri 11 Mataram. Instrumen utama pengumpul data dalam penelitian ini adalah peneliti dibantu guru kolaborator dengan menggunakan lembar pengamatan, pedoman wawancara, dan tes (tes menulis). Kriteria keberhasilan dari pembelajaran menulis pada penelitain ini adalah 75% siswa mendapat nilai sesuai dengan SKBM yaitu 70. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menulis dengan strategi pemetaan pikiran dapat meningkatkan kemampuan menulis cerita siswa kelas IV SD Negeri 11 Mataram dari aspek proses dan produk pembelajaran. Proses peningkatan kemampuan menulis cerita yaitu berupa meningkatnya motivasi siswa mengikuti proses pembelajaran. Proses peningkatan tahap pemunculan gagasan, dilakukan dengan: guru memeragakan beberapa gambar, mengarahkan siswa untuk mengamati dan mengungkapkan isi gambar, meminta siswa memilih salah satu gambar untuk pemunculan gagasan, mengarahkan siswa mengamati gambar yang dipilih, mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang menarik dari gambar. Proses peningkatan tahap pengembangan gagasan dilakukan dengan: guru meminta siswa, menuliskan gagasan pokok di tengah-tengah kertas (LKS) dilingkari dan diberi warna atau digambar, meminta siswa mengembangkan gagasan pokok dengan menceritakan hal-hal yang menarik dari gagasan pokok dan menuliskannya pada LKS dengan membuat cabang-cabang (garis nonlinier) pada gagasan pokok, sehingga terbentuk gambar peta pikiran, lalu dilengkapi warna dan gambar. Pada tahap penulisan, proses peningkatan dilakukan dengan: guru mengarahkan siswa untuk membuat judul cerita sesuai dengan gagasan pokok, menyusun kata-kata kunci dengan urutan ke bawah berdasarkan peta pikiran yang sudah dibuat, mengembangkan kata-kata kunci menjadi kalimat, menata kalimat menjadi paragraf dan karangan, merevisi draft cerita secara berpasangan, menulis ulang hasil revisi. Proses peningkatan tahap penyajian dilakukan dengan: guru mengarahkan siswa untuk tampil membacakan cerita dengan lafal, intonasi serta ekspresi yang tepat, sementara siswa lain memberi komentar dan masukan, meminta siswa memajang cerita di mading kelas dan sekolah secara bergilir dimulai dari hasil karya yang terbaik. Hasil implementasi strategi pemetan pikiran dalam meningkatkan kemampuan menulis cerita siswa kelas IV SD Negeri 11 Mataram cukup signifikan. Pada tahap pemunculan gagasan 46 % dari jumlah siswa mampu memunculkan gagasan (siklus 1) dan meningkat 100 % (siklus 2). Pada tahap pengembangan gagasan 60 % dari jumlah siswa mampu mengembangkan gagasan, dan meningkat menjadi 98 % (siklus 2). Pada tahap penulisan 59 % (siklus 1) dari jumlah siswa mampu menyusun cerita dan meningkat menjadi 85 % (siklus 2). Pada tahap penyajian 59 % (siklus1) dari jumlah siswa mampu menyajikan cerita dan meningkat menjadi 81 % (siklus 2). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari rerata hasil peningkatan yang pada siklus 1 mencapai 64,7 (cukup), meningkat menjadi 81,8 pada siklus 2 (sangat baik). Berpijak pada hasil penelitian tersebut, dapat diajukan beberapa saran untuk kepentingan penelitian berikutnya. Pertama, kepada para kepala sekolah dasar disarankan agar memberikan peluang kepada guru untuk menerapkan strategi pemetaan pikiran pembelajaran keterampilan menulis cerita. Kedua kepada para guru sekolah dasar, disarankan agar hasil penelitian ini dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran keterampilan menulis cerita atau dicobakan untuk pembelajaran keterampilan berbahasa yang lain. Ketiga kepada para peneliti berikutnya, disarankan untuk merancang penelitian baru yang berkaitan dengan penerapan strategi pemetaan pikiran dalam pembelajaran keterampilan menulis atau pembelajaran keterampilan berbahasa lainnya di sekolah dasar sehingga siswa diharapkan lebih terampil dalam berbahasa Indonesia.