Pembelajaran Perkalian Bilangan dengan Strategi Interaksi Sebagai Upaya Membangun Kemampuan Koneksi Matematika Siswa kelas II SDN 6 Panarung Palangkaraya

Main Author: Orhan Orhan; Program Studi Pendidikan Matematika SD, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. Pembimbing : (I) Prof. H. Akbar Sutawidjaja, M.Ed, Ph.D., (II) Dr. Edy Bambang Irawan,M.Pd
Format: PeerReviewed
Bahasa: ind
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/917
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah yang dihadapi siswa SDN 6 Panarung Palangka Raya dalam belajar perkalian bilangan di kelas II, yaitu hasil belajarnya tidak mencapai ketuntasan belajar dan siswa tidak dapat melakukan koneksi metematika terutama menghubungkan penjumlahan berulang dengan perkalian, dan tidak dapat menggunakan perkalian bilangan dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain dalam pembelajaran perkalian bilangan guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan, siswa mendengarkan penjelasan guru, mencatat, disuruh menghapal, dan mengerjakan soal-soal yang guru tuliskan di papan tulis. Oleh karena itu penelitian ini berupaya membangun kemampuan koneksi matematika siswa dalam pembelajaran perkalian bilangan dengan strategi interaksi. Penelitian ini bertujuan untuk dapat menghasilkan langkah-langkah pembelajaran perkalian bilangan dengan strategi interaksi yang dapat membangun kemampuan koneksi matematika siswa kelas II SDN 6 Panarung Palangka Raya. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut digunakan penelitian kualitatif jenis penelitian tindakan kelas. Pembelajaran perkalian bilangan dengan strategi interaksi yang memungkinkan terjadinya negosiasi, intervensi, kolaborasi, dan evaluasi dalam belajar dilaksanakan di dalam dua siklus. Pada siklus pertama pembelajaran dilaksanakan dua kali pertemuan dan di siklus kedua satu kali pertemuan. Masing-masing pertemuan langkah pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahap pembelajaran, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan mencakup : (1) orientasi pembelajaran, (2) pengorganisasian siswa, (3) penyampaian topik dan tujuan pembelajaran, (4) pembangkitan motivasi belajar dan apersepsi. Kegiatan pada tahap inti pembelajaran adalah : (1) siswa diintervensi dengan pemberian masalah belajar dalam lembar kerja siswa (LKS), (2) siswa dan guru bernegosiasi tentang bagaimana belajar dengan LKS, (3) siswa melakukan kolaborasi, saling evaluasi dan negosiasi mengerjakan tugas-tugas belajar menggunakan LKS secara berpasangan, (4) secara klasikal siswa saling evaluasi dan negosiasi untuk memahami konsep yang dipelajari, (5) siswa mengerjakan tugas-tugas tambahan untuk lebih memahami konsep yang dipelajari. Kegiatan penutup mencakup : (1) siswa dan guru bernegosiasi membuat rangkuman atau simpulan topik yang dipelajari, dan (2) guru melakukan evaluasi dengan memberikan tugas mandiri. Selama pembelajaran siswa berinteraksi dengan guru, sesama siswa, dan dengan bahan ajar yaitu LKS atau bahan serta alat belajar lainnya untuk melakukan koneksi matematika pada pembelajaran perkalian bilangan. Setelah siswa mulai terbiasa belajar dengan strategi interaksi dimana siswa lebih banyak melakukan aktivitas belajar siswa merasa lebih senang dan antusias dalam belajar perkalian bilangan. Hasil belajar siswa untuk perkalian bilangan juga i ii dapat memenuhi ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 90 % siswa telah memperoleh skor 65 atau lebih. Dari tes hasil belajar dan wawancara juga diketahui bahwa pembelajaran perkalian bilangan dengan strategi interaksi dapat membangun kemampuan koneksi matematika siswa kelas II SDN 6 Panarung Palangka Raya. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada guru matematika untuk menerapkan strategi interaksi dalam belajar matematika agar lebih aktif dan kreatif mendesain dan membuat bahan ajar berupa lembar kerja siswa yang memungkinkan siswa lebih banyak melakukan aktivitas interaksi dalam belajar. Pengaturan jumlah siswa dalam satu kelas hendaknya tidak terlalu besar atau tidak melebihi 26 siswa, agar kegiatan interaksi dalam belajar dapat berjalan secara epektif.