Kontribusi Keterampilan Hubungan Manusiawi Kepala Sekolah, Iklim Sekolah, Uji Kompetensi dan Sertifikasi Guru terhadap Semangat Kerja guru di SMA Negeri Kabupaten Gorontalo
Main Author: | Muhammad Polinggapo; Jurusan Manajemen Pendidikan, Progam Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Willem Mantja, M.Pd., (II) Prof. Dr. H. Hendyat Soetopo, M.Pd. |
---|---|
Format: | PeerReviewed |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/902 |
Daftar Isi:
- Keterampilan hubungan manusiawi merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin atau kepala sekolah. Oleh karena dalam men-jalankan fungsi kepemimpinannya dia berada ditengah-tengah komunitas sekolah yang serba heterogen, unik dan bervariabel, artinya setiap indivu (personal) sekolah memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sekolah sebagai suatu organisasi harus dapat menciptakan iklim yang mendorong peningkatan profesionalisme guru. Sekolah harus mencerminkan tata hubungan sosial dalam proses interaksi antara sesama anggota atau warga sekolah dalam hal ini guru dengan guru, guru dengan kepala sekolah, guru dengan karyawan dan guru dengan peserta didik.Terciptanya iklim sekolah yang akomodatif dan kondusif akan menimbulkan kepuasan dan semangat kerja guru yang akan berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pendidikan. Iklim sekolah memberi dukungan terhadap pencapaian hasil kerja individu dan hasil kerja orgnisasi. Dengan terciptanya iklim sekolah yang positif, kepala sekolah dapat me-motivasi para guru untuk meningkatkan semangat kerja yang berimplikasi terhadap peningkatan kinerja mereka dengan kesadaran yang timbul dari dirinya sendiri. Dari beberapa uraian di atas jelaslah bahwa iklim sekolah mempunyai dampak positif dan juga bisa negatif tergantung kepada komitmen dari pihak kepala sekolah maupun guru. Iklim sekolah akan berdampak positif terhadap kinerja sekolah apabila ada komitmen dari kepala sekolah, guru, staf administrasi untuk menciptakan, me-melihara dan melestarikan nilai-nilai moral dan etika yang diwujudkan dalam sikap, prilaku, komunikasi (verbal/non verbal) dan tindakan sehari-hari. Di samping itu aspek uji kompetensi dan sertifikasi guru juga turut menentukan semangat guru dalam pelaksanaan tugas. Untuk mengungkapkan kelima variabel di atas maka permasalahan dalam pe-nelitian ini adalah (1) Apakah ada kontribusi keterampilan hubungan manusiawi kepala sekolah terhadap semangat kerja guru SMA Negeri di Kabupaten Gorontalo. (2) Apakah ada kontribusi iklim sekolah terhadap semangat kerja guru SMA Negeri di Kabupaten Gorontalo.(3) Apakah ada kontribusi uji kompetensi terhadap semangat kerja guru SMA Negeri di Kabupaten Gorontalo. (4) Apakah ada kontribusi sertifikasi terhadap semangat kerja guru SMA Negeri di Kabupaten Gorontalo. (5) Apakah ada kontribusi keterampilan hubungan manusiawi kepala sekolah, iklim sekolah, uji kompetensi dan sertifikasi secara bersama-sama terhadap semangat kerja guru SMA Negeri di Kabupaten Gorontalo. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa (1) Terdapat kontribusi ke-terampilan hubungan manusiawi kepala sekolah terhadap semangat kerja guru yang bersifat nyata dan berbentuk liniear. Besarnya kontribusi keterampilan hubungan manusiawi kepala sekolah terhadap semangat kerja guru adalah 45,7%. Hasil ini menunjukkan bahwa sebanyak 45,7% variansi yang terjadi pada variabel semangat kerja dapat dijelaskan oleh variabel keterampilan hubungan manusiawi kepala sekolah, sedangkan sisanya sebesar 54,3% dapat dijelaskan oleh faktor yang lain. (2) Kontribusi iklim sekolah terhadap semangat kerja bersifat nyata dan linear. Besarnya kontribusi adalah 45%, sehingga hasil pengujian ini memberikan makna bahwa sebanyak 45% variansi yag terjadi pada variabel semangat kerja dapat dijelaskan atau ditentukan oleh variabel iklim sekolah, sedangkan sisanya sebesar 55% dapat dipengaruhi oleh faktor yang lain. (3) Kontribusi uji kompetensi terhadap semangat kerja guru diperoleh sebesar 42,2% bersifat nyata dan berbentuk liniear. Hal ini ber-arti sebanyak 42,2% variansi yang terjadi pada variabel semangat kerja dapat di-jelaskan oleh uji kompetensi guru dan sisanya sebesar 57,8% dapat dijelaskan oleh sebab – sebab yang lain. (4) Kontribusi hasil pengujian kontribusi sertifikasi guru ter-hadap semangat kerja diperoleh sebesar 48,5% bersifat nyata dan berbentuk liniear. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa sebanyak 48,5% variansi yag terjadi pada variabel semangat kerja dapat dijelaskan oleh pelaksanan setifikasi guru, sedangkan sisanya sebesar 51,5% dapat dijelaskan oleh faktor yang lain. (5) Kontribusi secara bersama-sama keterampilan hubungan manusiawi kepala sekolah, iklim sekolah, uji kompetensi dan sertifikasi guru terhadap semangat kerja diperoleh sebesar 49,7%, bersifat nyata dan berbentuk liniear. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa sebesar 49,7% variansi yang terjadi pada variabel semangat kerja guru dapat dijelaskan secara bersama-sama melalui keterampilan hubungan manusiawi kepala sekolah, iklim sekolah, uji kompetensi dan sertifikasi guru sedangkan sisanya 50,3% dapat di-jelaskan oleh faktor yang lain.