Peran Kyai dalam Supervisi Pengajaran Al Qur’an Studi Kasus Pesantren Ilmu Al Qur’an Singosari Malang
Main Author: | Muhammad Amin; Program studi Manajemen Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. H. Imron Arifin, M. Pd., (II) Prof. Dr. H. Hendyat Soetopo, M. Pd. |
---|---|
Format: | PeerReviewed |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/901 |
Daftar Isi:
- Supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan-pertumbuhan guru baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. Dalam Dictionary of Education (dalam Sahertian, 2007) menjelaskan bahwa pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran. Pusat perhatian supervisor adalah perkembangan dan kemajuan guru. Karena itu, usahanya pada peningkatan kemampuan professional guru dengan aspeknya seperti perbaikan metode dan teknik mengajar serta pengembangan kurikulum. Pengadaan alat peraga pengajaran, perbaikan cara dan prosedur penilaian dan menciptakan kondisi yang layak bagi kesejahteraan guru. Pesantren dalam menggapai visi dan misi pendidikan perlu ditunjang oleh kemampuan kyai dalam menjalankan roda kepemimpinannya. Meskipun pengangkatan kyai tidak dilakukan secara formal seperti pengangkatan kepala-kepala unit satuan pendidikan, melainkan pengangkatan seoran kyai dilakukan oleh anggota masyarakat luas. Dalam pelaksanaannya pekerjaan kyai merupakan pekerjaan berat yang menuntut kemampuan ekstra baik yang bersifat material maupun spiritual. Kyai merupakan komponen penting yang amat menentukan keberhasilan pendidikan di pesantren. Selain itu tidak jarang kyai adalah pendiri dan pemilik pesantren itu atau keluarga keturunannya. Dengan demikian pertumbuhan dan perkembangan suatu pesantren amat bergantung pada figure kyai itu sendiri. Sehingga pertimbangan utama seorang santri yang akan memasuki suatu pesantren adalah berdasar pada kebesaran dan kemasyhuran nama yang disandang oleh kyai itu. Keunikan dari pesantren ini adalah pada sisi kwalitas pembelajaran Al Qur’an, karena banyak pesantren atau guru-guru Al Qur’an yang merujuk atau menjadikan pesantren ini menjadi barometer pada bidang studi pembelajaran Al Qur’an. Hal itu tidak terlepas dari peran kyai Basori selaku pendiri dan pengasuh pesantren dalam mengelola dan membina guru-guru Al Qur’annya dengan penuh semangat dan dedikasi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mendalam tentang peran seorang Kyai dalam menyelenggarakan pengajaran Al Qur’an di Pesantren Ilmu Al Qur’an Singosari dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dari latar yang alami (natural setting) sebagai sumber data langsung. Pemaknaan terhadap data tersebut hanya dapat dilakukan apabila diperoleh kedalaman atas fakta yang diperoleh. Penelitian ini diharapkan dapat menemukan sekaligus mendeskripisikan data secara menyeluruh dan utuh mengenai peranan Kyai dalam pembinaan guru Al Qur’an di PIQ. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat membangun suatu teori secara induktif dari abstraksi-abstraksi data yang dikumpulkan berdasarkan temuan makna dalam latar yang alami. Temuan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Kyai Basori disamping sebagai pendiri dan pengelola juga berperan sebagai supervisor atau pembina bagi guru-guru Al Qur’an. Dalam hal kegiatan pembinaannya kyai Basori dibantu oleh santri-santri senior yang terstruktur dalam suatu organisasi yang disebut Muharriq Al Qur’an. (2) Guru-guru Al Qur’an yang ada di PIQ merasa termotivasi dengan adanya kegiatan pembinaan baik yang dilakukan oleh Kyai Basori sendiri maupun oleh anggota dewan Muharriq Al Qur’an. (3) Pengaruh pembinaan guru-guru Al Qur’an yang dilaksanakan di PIQ secara efektif dan efesien membawa dampak positif bagi perkembangan PIQ selanjutnya. Terbukti dengan usianya yang masih relatif muda dibandingkan dengan pesantren-pesantren di Jawa Timur, PIQ sudah menjadi rujukan dalam hal pengajaran Al Qur’an. (4) Dalam hal pelaksanaan pembinaan guru-guru Al Qur’an Kyai Basori menggunakan beberapa model yaitu kunjungan kelas langsung, bersamaan dengan pengajian Tafsir guru, bersamaan dengan pengajian kitab-kitab kuning, pembinaan guru-guru pemula oleh Muharriq Al Qur’an, dan pembinaan rutin mingguan dan bulanan. Berdasarkan temuan penelitian d iatas dapat disarankan (1) kepada Kyai Basori untuk lebih mengoptimalkan kegiatan pembinaannya dengan cara pengadministrasian kegiatan supervisi secara bagus dan efektif. (2) kepada guru-guru Al Qur’an PIQ hendaknya mengikuti apa yang disampaikan atau disarankan oleh supervisor yang dalam hal ini adalah Kyai Basori atau Muharriq Al Qur’an. (3) kepada pembina-pembina guru Al Qur’an yang lain agar mengikuti jejak langkah Kyai Basori dalam hal membina guru-guru Al Qur’annya. (4) kepada Depag RI yang dalam hal ini dipercayakan pada DirPeka Pontren seyogyanya harus lebih proaktif dalam membina pesantren-pesantren agar lebih berkwalitas dan professional. (5) kepada peneliti lain guna memperluas wawasan pengetahuan dan keterampilan bidang supervisi pengajaran Al Qur’an.