Daftar Isi:
  • Kemampuan representasi matematis adalah salah satu standar proses yang perlu ditumbuhkan dan dimiliki siswa. Standar proses ini hendaknya disampaikan selama proses belajar matematika. Karakteristik Pendidikan Matematika Realistik (PMR) berpotensi dapat membelajarkan siswa menciptakan dan menggunakan representasi. Penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada kemampuan representasi matematis siswa SD kelas IV melalui pendidikan matematika realistik pada konsep pecahan dan pecahan senilai. Permasalahan yang akan dicari jawabannya adalah: Apakah kemampuan representasi matematis siswa SD kelas IV melalui pendidikan matematika realistik pada konsep pecahan dan pecahan senilai?” Tempat penelitian, di SD Negeri Sumbersari III Malang. Subyek penelitian sebanyak 4 siswa, diambil masing-masing satu siswa peringkat tinggi, dua siswa peringkat sedang, dan satu siswa peringkat rendah. Penelitian dilakukan dalam dua tindakan pembelajaran. Dari hasil analisis data yang berhasil dijaring selama penelitian ditemukan: (1) siswa peringkat tinggi (S1), sejak awal tindakan I sampai akhir tindakan II, senang belajar kelompok/berpasangan. Pada tindakan I persentase kemampuan representasi matematisnya terhadap skor maksimal ideal adalah 100% baik pada saat mengerjakan LKS maupun pada tes akhir tindakan I. Modus level kemampuan representasinya berada pada level 4 (menciptakan dan menggunakan representasi dengan tepat), (2) siswa peringkat sedang (S2 dan S3), senang bekerja dalam kelompok. Rata-rata persentase pencapaian skor kemampuan representasi matematis oleh S2 mengerjakan LKS adalah 94% dan pada tes akhir tindakan adalah 100%. Persentase pencapaian skor kemampuan representasi matematis oleh S3 mengerjakan LKS adalah 99,5% dan pada tes akhir tindakan adalah 96%. Modus level kemampuan representasi matematis S2 dan S3 adalah berada pada level 4, (3) siswa peringkat rendah (S4), senang bekerja sendiri. Rata-rata persentase pencapaian skor kemampuan representasi matematis oleh S4 mengerjakan LKS 72% dan pada tes akhir tindakan 78%, (4) siswa senang mempelajari materi konsep pecahan dan pecahan senilai melalui pendidikan matematika realistik. Penggunaan alat peraga model roti untuk konsep pecahan dan konsep pecahan senilai membuat siswa aktif bekerja secara berpasangan dan senang mengikuti pembelajaran, (5) siswa mampu menggunakan alat peraga untuk memecahkan masalah, (6) siswa mampu memanipulasi gambar untuk memecahkan masalah. Dalam pembelajaran konsep pecahan dan pecahan senilai, peneliti menyarankan kepada para guru untuk menggunakan (1) pendekatan Pendidikan Matematika Realistik, (2) bahan manipulatif, (3) LKS yang memberi kesempatan bagi siswa menciptakan dan menggunakan representasi dengan benar.