Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sanggar, Efektivitas Komunikasi dan Pengambilan Keputusan dengan Kinerja Pamong Belajar SKB di Sulawesi Selatan

Main Author: Muhammad Fahruddin; Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Willem Mantja, M.Pd., (II) Prof. Dr. Salladien.
Format: PeerReviewed
Bahasa: ind
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/889
Daftar Isi:
  • Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan syarat mutlak dalam mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan SDM adalah melalui penyelenggaraan pendidikan. Penyelenggara-an pendidikan ditempuh melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Tenaga kependidikan pada jalur pendidikan formal disebut guru dan dosen sedangkan pada jalur pendidikan nonformal disebut pamong belajar, instruktur, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator. Sebagai tenaga kependidikan pada jalur nonformal khususnya pamong belajar diharapkan memiliki kinerja yang baik, karena peran dan tanggungjawabnya sangat besar dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan nonformal di dalam masyarakat sebagai bagian integral dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa secara keseluruhan. Pamong belajar sebagai tenaga pendidik pendidikan nonformal merupakan tenaga fungsional pada Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang memiliki peran, tugas dan tanggung jawab yang sangat besar dalam rangka meningkatkan kualitas dan mutu layanan pendidikan nonformal. Oleh karena itu peningkatan kinerja pamong belajar perlu mendapat perhatian yang serius, khususnya dari pimpinan lembaga dalam hal ini kepala sanggar. Dengan terus meningkatnya kinerja pamong belajar yang tidak terlepas dari peran kepemimipinan kepala sanggar maka tugas dan tanggungjawab yang emban pamong belajar dapat dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan paparan singkat di atas, maka dapat dirumusan permasalahan penelitian ini sebagai berikut: (1) apakah ada hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sanggar dengan kinerja pamong belajar SKB di Sulawesi Selatan?, (2) apakah ada hubungan yang signifikan antara efektivitas komunikasi dengan kinerja pamong belajar SKB di Sulawesi Selatan?, (3) apakah ada hubungan yang signifikan antara pengambilan keputusan dengan kinerja pamong belajar SKB di Sulawesi Selatan?, (4) apakah ada hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sanggar, efektivitas komunikasi dan pengambilan keputusan secara bersama-sama dengan kinerja pamong belajar SKB di Sulawesi Selatan?. Penelitian ini menggunakan rancangan yang didasarkan pada model survey design yang bersifat korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pamong belajar Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Sulawesi Selatan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 97 orang pamong belajar dari 6 SKB dari dua tipe (A dan B). Data penelitian dijaring dengan menggunakan teknik angket/kuesioner tertutup. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa: (1) tingkat gaya kepemimpinan kepala SKB di Sulawesi Selatan berada pada kategori baik yaitu (83,55%); (2) tingkat efektivitas komunikasi kepala SKB di Sulawesi Selatan berada pada kategori tinggi (81,44%); (3) pengambilan keputusan kepala SKB di Sulawesi Selatan berada pada kategori baik (82,47%); (4) kinerja pamong belajar SKB di Sulawesi Selatan berada pada kategori tinggi (90,72%); (5) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sanggar dengan kinerja pamong belajar SKB di Sulawesi Selatan; (6) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara efektivitas komunikasi dengan kinerja pamong belajar SKB di Sulawesi Selatan dan (7) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengambilan keputusan dengan kinerja pamong belajar SKB di Sulawesi Selatan. Dari hasil temuan tersebut maka disampaikan beberapa saran berikut ini: (1) kepala SKB sebagai pimpinan hendaknya selalu memperhatikan dan berupaya secara terus-menerus untuk meningkatkan kinerja pamong belajarnya; (2) kepala SKB sebagai pemimpin unit pelaksana teknis dinas pendidikan Kabupaten/Kota, hendaknya dapat menerapkan dengan efektif gaya kepemimpinan yang tepat, menjalin komunikasi yang efektif dan dapat mengambil keputusan yang tepat dan adil karena variabel-varibel tersebut memberi kontribusi bagi peningkatan kinerja pamong belajar dan (3) bagi peneliti yang tertarik melanjutkan penelitian ini hendaknya mengkaji variabel-variabel lain yang lebih luas dan lebih mendalam. (4) kepada Dinas Pendidikan Provinsi maupun Kabupaten/Kota agar memberikan pembinaan kepada kepala Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dalam bentuk pelatihan dengan penekanan pada materi kepemimpinan agar mereka dapat memiliki pemahaman dan kemampuan memimpin yang diharapkan dapat berdampak pada perilaku kepemimpinannya.