Hubungan Persepsi Siswa Tentang Disiplin Guru Dan Pelibatan Siswa Dalam Penetapan Peraturan Tata Tertib Sekolah Dengan Disiplin Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kabupaten Tulungagung
Main Author: | Imam Hanafi; Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Kusmintardjo, M.Pd., (II) Prof. Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd. |
---|---|
Format: | PeerReviewed |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/870 |
Daftar Isi:
- Perilaku dan pribadi guru sangat berpengaruh terhadap perkembangan perilaku anak-anak. Guru yang berlaku negatif dan berpribadi belum matang atau tak terintegrasi akan mengakibatkan anak-anak melakukan hal yang sama, karena selama bersekolah, terjadi transaksi yang terus menerus antara anak dan gurunya dengan cara peniruan, identifikasi dan penyesuaian. Oleh karena itu dalam membicarakan kedisiplinan siswa tidak bisa terlepas dari figur guru. Guru merupakan figur sentral dalam proses pendidikan yang berlangsung di sekolah. Tugasnya sebagai pendidik akan lebih mudah tercapai bila ia bisa menempatkan dirinya sebagai figur keteladanan bagi anak didiknya. Sehingga ada ungkapan Guru diartikan digugu dan ditiru. Tapi disebabkan oleh derasnya desakan ekonomi yang kuat dalam masyarakat modern turut menggeser konsep dan citra guru tersebut. Keinginan untuk menambah pendapatan berdampak pada penelantaran terhadap anak didiknya, yang seharusnya mendapat perhatian penuh dari guru. Hal ini, akhirnya dijadikan alasan pembenaran siswa terhadap perilakunya yang tidak berdisiplin. Apalagi siswa yang berada dalam usia remaja atau diambang kedewasaan sangat mencari dan merindukan keteladanan dan tokoh identifikasi yang akan ditiru dan diikuti langkahnya. Faktor lain yang melatarbelakangi ketidakdisiplinan siswa adalah siswa tidak memahami peraturan tata tertib dan alasan tentang keberadaan suatu peraturan. Salah satu strategi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan ini yaitu dengan melibatkan siswa dalam menetapkan peraturan tata tertib sekolah. Ada indikasi bahwa sekolah akan memperoleh keuntungan ketika siswa diberi peran dalam pengembangan kebijakan yang berhubungan dengan tata tertib sekolah. Siswa adalah manusia yang mempunyai sifat-sifat dan kebutuhan sebagaimana manusia pada umumnya. Dari teori kebutuhan diketahui bahwa setiap manusia memerlukan “pengakuan atas eksistensi diri dan penghargaan”. Dengan diikutsertakannya mereka dalam menelorkan peraturan dan tata tertib, maka mereka akan mengganggap bahwa peraturan tata tertib tersebut adalah hasil karyanya, miliknya. Jika ada teman siswa lain yang tidak mau melaksanakan peraturan tata tertib mereka akan merasa tersinggung dan selanjutnya akan mengamankan berlakunya. Tentu tidak dapat disangsikan lagi, bahwa para siswa sekurang-kurangnya yang terlibat dalam kegiatan penyusunan, akan dengan sukarela melaksanakannya. Dengan memperhatikan pemaparan diatas, penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana persepsi siswa tentang disiplin guru? (2) Seberapa jauh pelibatan siswa dalam penetapan peraturan tata tertib sekolah, (3) Seberapa tingkat disiplin siswa, (4) Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang disiplin guru dengan disiplin siswa? (5) Apakah terdapat hubungan antara pelibatan siswa dalam penetapan peraturan tata tertib sekolah dengan disiplin siswa? (6) Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang disiplin guru dan pelibatan siswa dalam penetapan peraturan tata tertib sekolah dengan disiplin siswa? Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangannya korelasional. Ada 270 siswa yang dijadikan sampel penelitian yang diambil dari 3 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Tulungagung . Sampel ini diambil dengan teknik Proportional Random Sampling dari populasi yang terdiri dari 3 MAN di Tulungagung dengan jumlah keseluruhan siswa 916. Penelitian ini menggunakan angket sebagai instrumen dalam pengumpulan data. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa (1) Tingkat disiplin guru MAN se kab. Tulungagung menurut persepsi siswa cenderung berada dalam kategori tinggi, (2) Tingkat pelibatan siswa dalam penetapan peraturan tata tertib madrasah/ sekolah di MAN se kab. Tulungagung cenderung berada dalam kategori rendah, (3) Tingkat disiplin siswa MAN se-kab. Tulungagung cenderung berada dalam kategori tinggi, (4) Terdapat hubungan yang positip dan signifikan antara persepsi siswa tentang disiplin guru dengan disiplin siswa, (5) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pelibatan siswa dalam penetapan peraturan tata tertib madrasah dengan disiplin siswa, (6) Terdapat hubungan yang positip dan signifikan antara persepsi siswa tentang disiplin guru dan pelibatan siswa dalam penetapan peraturan tata tertib sekolah dengan disiplin siswa. Memperhatikan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: (1) Kepala Madrasah seyogyanya senantiasa memotivasi Bapak/ Ibu guru supaya meningkatkan disiplin dalam menjalankan tugas-tugas yang telah dibebankan kepadanya. Karena kedisiplinan guru akan memberi dampak pada kedisiplinan siswa. (2) Kepala Kandepag kabupaten Tulungagung hendaknya mendorong Kepala Madrasah agar lebih melibatkan siswa dalam penetapan peraturan tata tertib madrasah. (3) Bapak/ Ibu guru seyogyanya meningkatkan disiplin diri, karena hal itu akan memudahkannya dalam mendisiplinkan siswa. (4) Didalam penelitian yang penulis lakukan ternyata SE-nya hanya 20,1 %. sehingga masih ada 79,9 % faktor lain yang mempengaruhi masalah disiplin siswa. Misalnya, pengaruh teman sebaya, perhatian ortu, pengajaran miskin strategi dan lain-lain. Sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk lebih melengkapi usaha-usaha mengatasi permasalahan masalah ketidakdisiplinan siswa.