Penggunaan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) Untuk Meningkatkan Percaya Diri (Self-Confidence) Siswa SMP Negeri 6 Malang (Studi Pra-Eksperimental). (Tesis)
Main Author: | Rumidhatus Sakdiyah |
---|---|
Format: | PeerReviewed |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/1484 |
Daftar Isi:
- REBT merupakan salah satu pendekatan konseling yang berorientasi pada aspek kognitif. Siswa SMP Negeri 6 Malang yang mengalami percaya diri rendah perlu mendapat layanan konseling khususnya (kuratif), agar menjadi manusia yang memiliki kepribadian dengan aspek emosional yang matang dalam menghadapi masa remajanya yang penuh dengan konflik yang disebut dengan masa "Strom & Stress". Hal ini penting dilakukan penelitian guna memproses pembentukan kepercayaan diri dalam diri seseorang sejak dini dengan melibatkan semua pengalaman hidupnya sejak pertama kali ia berhubungan dengan "orang lain" (ibunya sendiri) sampai saat sekarang dia berada. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) efektif untuk menigkatkan percaya diri siswa SMP Negeri 6 Malang?" Untuk menjawab permasalahan tersebut, digunakan teknik DIBS (Dispute Irrational Beliefs) untuk dapat meningkatkan percaya diri siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas terapi REBT dapat meningkatkan percaya diri siswa SMP Negeri 6 Malang. Penelitian ini menggunakan metode studi pra-eksperimental dengan rancangan the one-group pretest-postest design. Subyek penelitian diambil sampel sebanyak 10 orang dari siswa kelas VIII tahun ajaran 2008/2009, yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan Skala Rasa Percaya Diri dalam bentuk skala Likert. Adapun materi perlakuan teknik DIBS ini terdiri dari empat tahap yaitu : (1) Tahap I; Membangun hubungan interpersonal (rapport), (2) Tahap II; Empirical Disputing, (3) Tahap III; Logical Disputing, dan (4) Tahap IV; Pragmatical Disputing. Terjadi perubahan yang signifikan pada siswa antara sebelum diberi perlakuan dengan sesudah mendapat perlakuan teknik DIBS. Ini dapat terlihat dari hasil pretest dan posttest yang dilakukan siswa, dimana siswa yang kategori percaya dirinya rendah dari 6 siswa (60%) berkurang menjadi 2 siswa (20%), kategori percaya diri sedang yang sebanyak 3 siswa (30%) meningkat menjadi 5 siswa (50%) dan kategori percaya diri tinggi sebanyak 1 siswa (10%) meningkat menjadi 3 siswa (30%). Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan tes analisis Wilcoxon. Hasilnya menunjukkan mean percaya diri sesudah terapi (1600) lebih besar dari mean percaya diri sebelum terapi (1417) sehingga terjadi perbedaan skor antara pretest dan posttest sebesar 183 atau terjadi peningkatan sebesar ±153,03%. Hasil uji Z, ternyata z hitung lebih besar dari z tabel (zhitung [ -2,599 ] > ztabel -1,96 ), dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima pada taraf kesalahan 0,025. Kesimpulan, terapi REBT efektif (berhasil) untuk meningkatkan percaya diri siswa yang rendah. Saran-saran, (1) Untuk mengatasi masalah pribadi yang terjadi pada siswa, khususnya rendahnya percaya diri, maka pendekatan terapi REBT disarankan untuk digunakan oleh konselor, karena praktis, efektif dan terapi ini tidak terlalu menggunakan waktu yang relatif lama, sehingga terapi ini dapat diterapkan dengan mudah pada siswa setingkat sekolah menengah; (2) Konselor melalui pelatihan-pelatihan/workshop untuk menambah wawasan dan keterampilan konseling dalam mengefektifkan layanan konseling kepada siswa, terutama layanan konseling yang bersifat prefentif dan kuratif terhadap masalah-masalah pribadi sosial khususnya percaya diri; (3) Para teorisi dan pengembang dalam bidang bimbingan dan konseling perlu mengadakan penelitian dalam metode pengembangan atau tindakan lain untuk dapat mengujicobakan terapi konseling lain dalam konteks yang lebih beragam dan populasi yang lebih luas.