Manifestasi Tindak Tutur Pembelajaran Among dalam Wa-cana Kelas. (Disertasi)
Main Author: | Heri Suwignyo |
---|---|
Format: | PeerReviewed |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/1442 |
Daftar Isi:
- Pembelajaran among memiliki dasar yang kokoh untuk diterapkan dalam praktik pembelajaran di sekolah-sekolah di Indonesia. Namun, data empiris ten-tang wujud komunikasi pembelajaran among dalam wacana kelas sampai saat ini sepengetahuan peneliti belum ada. Atas dasar itu, penelitian Manifestasi Tindak Tutur Pembelajaran Among dalam Wacana Kelas ini dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan (1) manifestasi tindak tutur substansi pembelajaran among, (2) manifestasi tindak tutur kepemimpinan pembelajaran among, dan (3) fungsi edukatif pembelajaran among dalam wacana kelas. Tuturan tindak pembelajaran merupakan fenomena alamiah penggunaan bahasa dalam konteks budaya. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan pe-nelitian kualitatif dengan ancangan pragmatik dan etnografi komunikasi. Peng-gunaan ancangan pragmatik berimplikasi pada pemaknaan tuturan tindak pem-belajaran yang lebih menekankan pada konteks atau prosesnya di samping tetap mempertimbangkan koteks atau produknya. Penggunaan ancangan etnografi ko-munikasi berimplikasi pada pemaknaan manifestasi pembelajaran among dalam tindak tutur secara emik Subjek penelitian ini adalah dua pamong dan siswa kelas X-XI Taman Madya Malang. Data penelitian terdiri atas dua jenis, yakni data tuturan dan data catatan lapangan. Kedua jenis data tersebut dikumpulkan dengan teknik obser-vasi dan teknik wawancara. Data terpilih dianalisis dengan model interaktif. Da-lam penelitian ini analisis dilakukan dalam empat tahap, yakni tahap (1) pe-ngumpulan data, (2) reduksi data, (3) tahap penyajian data, (4) penyimpulan dan verifikasi temuan hasil penelitian. Keempat tahap tersebut dilakukan secara inter-aktif. Berdasarkan analisis data diperoleh 3 kelompok temuan penelitian, yakni temuan manifestasi tindak tutur substansi, tindak tutur kepemimpinan, dan fungsi edukatif pembelajaran among dalam wacana kelas. Pertama, temuan tindak tutur cipta, rasa, dan karsa sebagai manifestasi substansi pembelajaran among (SPA). Temuan tindak tindak tutur cipta berupa (i) tindak menyatakan dan tindak mem-beritahukan memanifestasikan SPA ketenangan penalaran (neng), (ii) tindak memperkirakan dan tindak menegaskan memanifestasikan SPA kejernihan pena laran (ning), (iii) tindak menyimpulkan dan tindak meyakini memanifestasikan SPA ketenangan dan kejernihan penalaran (neng-ning), dan (iv) tindak menye-tujui, tindak mengakui, dan tindak menolak memanifestasikan SPA kekuatan pe-nalaran (nung). Temuan tindak tutur rasa berupa (i) ungkapan rasa syukur dan rasa eling, memanifestasikan SPA keyakinan atau kepercayaan (ngandel), (ii) ungkapan kesenangan dan kekecewaan memanifestasikan SPA keberanian (kendel), (iii) ungkapan pemberian maaf dan permintaan maaf memanifestasikan SPA kedewasaan rasa (kandel). Temuan tindak tutur karsa berupa (i) tindak ber-janji dan mangajak memanifestasikan SPA kemauan tekad (purun), (ii) tindak berusaha, menawarkan, menjamin, dan mengancam memanifestasikan SPA ke-mantapan tekad (mantep). Kedua, temuan tindak tutur depan-tengah-belakang sebagai manifestasi kepemimpinan pembelajaran among (KPA). Temuan tindak tutur depan berupa (i) tindak memerintah, menginstruksikan, mengatur dan mengekang atau mem-batasi memanifestasikan KPA modus mengendalikan, (ii) tindak menuntun, men-dikte, dan mensyaratkan memanifestasikan KPA modus mengarahkan. Temuan tindak tutur tengah berupa (i) tindak meminta, mengajak, mengundang, dan bertanya memanifestasikan KPA modus membimbing, (ii) tindak menyarankan, menasihati, dan mengingatkan memanifestasikan KPA modus membombong. Temuan tindak tutur belakang berupa (i) tindak mengakui, dan menyetujui me-manifestasikan KPA modus mempercaya, serta (ii) tindak membolehkan, me-ngijinkan, dan membiarkan memanifestasikan KPA modus meleluasakan Ketiga, temuan fungsi pembiasaan, pelibatan, dan pemandirian sebagai manifestasi fungsi edukatif pembelajaran among (FEPA). Temuan fungsi pembi-asaan berupa (i) penanaman ketertiban, kedisiplinan, dan tanggung jawab me-manifestasikan FEPA pembiasaan laku wajib dan laku peduli terhadap diri, ling-kungan, bangsa, dan negara (nilai trihayu), (ii) penanaman kejujuran dan ke-sopanan memanifestasikan FEPA pembiasaan laku hormat dan laku utama (nilai triaji). Temuan fungsi pelibatan berupa (i) aktivitas tanya-jawab-latih memanifes-tasikan FEPA penumbuhan laku aktif, (ii) kreativitas berpendapat, berkeinginan, dan berkomentar memanifestasikan FEPA penumbuhan laku kreatif, (iii) kerja-sama dalam berdiskusi memanifestasikan FEPA penumbuhan laku toleran (nilai trias). Temuan fungsi pemandirian, berupa (i) pengembangan rasa yakin dan rasa berani memanifestasikan FEPA pemandirian rasa diri, (ii) pengembangan tanggap tringa memanifestasikan FEPA pemandirian tanggap diri, dan (iii) pe-ngembangan laku merdeka dan laku leluasa memanifestasikan FEPA pemandiri-an laku diri. Berdasarkan deskripsi temuan manifestasi tindak tutur pembelajaran among, disimpulkan bahwa pembelajaran among merupakan bagian integral dari komunikasi among. Aspek substansi pembelajaran among dalam tindak tutur cipta, rasa, dan karsa memanifestasikan kearifan kognitif, emotif, dan konatif pa-mong terhadap siswa. Aspek kepemimpinan pembelajaran among dalam tindak tutur depan, tengah, belakang memanifestasikan kearifan kepemimpinan pem-belajaran figuratif, partisipatif, dan emansipatoris pamong terhadap siswa. Aspek fungsi edukatif pembelajaran among (FEPA) untuk fungsi pembiasaan-pelibatan-pemandirian memanifestasikan kearifan kepedulian dan keutamaan, kearifan motivasional, dan kearifan regulasional oleh pamong terhadap siswa dalam tran-saksi isi dan interaksi proses pembelajaran. Bedasarkan temuan dan simpulan hasil penelitian, direkomendasikan ke-pada penentu kebijakan (BSNP) agar mempertimbangkan (i) tiga temuan kearif-an (SPA-Ca-Ra-Ka) sebagai dasar untuk mengukur dan menentukan keutuhan standar kompetensi siswa, (ii) kearifan (KPA-De-Te-Be) sebagai dasar penen-tuan keutuhan model komunikasi pembelajaran, dan (iii) tiga kearifan (FEPA-P3) sebagai dasar penentuan keutuhan fungsi edukatif pembelajaran pada umum-nya.