Perebedaan Karakter Fenotip dan Genotip Sapi Peranakan Ongole antara Pejantan di BBIB Singosari dengan Induk dan Anak di UPA Pasuruan dan Penyusunan Bahan Ajar Mata Kuliah Genetika Molekuler. (Tesis)
Main Author: | Mariana Rengkuan |
---|---|
Format: | PeerReviewed |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/1125 |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perbedaan karateristikfenotipe dan genotipe serta untuk mengetahui variasi genetik dan hubungankekerabatan antara pejantan unggul di BBIB Singosari dengan Induk dan anaksapi peranakan ongole di UPA Pasuruan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulanNovember 2008 hingga bulan Februari 2009, yang bertempat di BBIB Singosaridan UPA Pasuruan untuk pengambilan data karakter kualitaif dan kuantitaif.Pengamatan genotipe dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler FakultasMIPA Universitas Brawijaya Malang. Penelitian dilakukan pada induk dan anaksapi peranakan ongole di UPA Pasuruan yang telah disurvei dan diambilsampelnya secara purposive sampling, masing-masing sebanyak 4 ekor, sebagaistandart atau pembanding adalah sapi peranakan ongole dari BBIB Sigosarisebanyak 2 ekor. Sampel darah diambil kemudian diisolasi DNA dari limfositnyadengan metode salting out. Kemudian diukur kemurniannya dan ditentukanjumlah pasangan basanya. Isolat DNA kemudian dipotong dengan enzim EcoR1,Pst1, HindIII dan HaeIII melalaui metode RFLP. Fragmen DNA hasil RFLPkemudian menjadi indikator dalam penentuan varisi genetik dan melihathubungan kekerabatan atara ke 10 sampel menggunakan metode Unweigted PairGroup Methode with Arichmatic Avarage (UPGMA).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) terdapat kesamaan padakarakter fenotip antara sapi pejantan peranakan ongole di BBIB Singosari denganinduk dan anak di UPA Pasuruan, kecuali pola warna pada anak sapi PO di UPAPasuruan, ini disebabkan karena anak sapi PO di UPA Pasuruan merupakan hasilpersilangan antara induk sapi PO di UPA Pasuruan dengan sapi BrahmanAmerican, 2) terdapat persamaan potensi genotip antara pejantan unggul dariBBIB Singosari dengan induk sapi PO dari UPA Pasuruan dengan tingkatkesamaan antara 50% sampai dengan 92,31%.Terdapat persamaan potensi genotipantara pejantan unggul dari BBIB Singosari dengan anak sapi PO dari UPAPasuruan dengan tingkat kesamaan antara 50% sampai dengan 53,8%, 3) terdapatkontribusi yang tinggi dari pejantan dalam pewarisan potensi genetik kepada anakpada enzim Pst1, HindIII dan HaeIII, berbeda pada hasil RFLP denganmenggunakan enzim EcoR1 terdapat kontribusi yang sama antara induk danpejantan kepada anaknya, 4) variasi genetik tertinggi terdapat pada pejantanunggul sapi PO di BBIB Singosari dengan rata-rata polimorfisme adalah 7 padaenzim Pst1, 6 pada enzim EcoR1, 6,5 pada enzim HindIII, dan 8 pada enzimretriksi HaeIII. Kemudian diikuti oleh induk dengan rata-rata polimorfismesebagai berikut: 2,5 pada enzim Pst1, 2 pada enzim EcoR1, 5,5 pada enzim HindIII dan 5,75 pada enzim retriksi HaeIII. Polimorfisme yang terendah terdapatpada anak, yaitu rata-rata polimorfime pada masing-masing enzim sebagaiberikut: 2,5 pada enzim Pst1, 2,75 pada enzim EcoR1, 4 pada enzim HindIII dan3,75 pada enzim retriksi HaeIII, 5) terdapat hubungan kekerabatan antara indukdan anak sapi PO di UPA pasuruan senilai 40% pada enzim Pst1 dan EcoR, 20%pada enzim HindIII dan tidak ditemukan hubungan tersebut pada enzim HaeIIIdari keseluruhan sampel, sementara hubungan kekerabatan antara pejantan daninduk sangat bervariasi dan tidak terlihat suatu hubungan sebagai induk dan anak.Penelitian ini menghasilkan bahan ajar pada mata kuliah genetika lanjut yangdilengkapi media belajar, dan penuntun praktikum genetika molekuler padatingkat perguruan tinggi. Berdasarkan hasil analisis ahli isi, bahan ajar beradapada kualifikasi baik sehingga tidak perlu direvisi lagi.Berdasarkan kesimpulan dia atas disarankan untuk dilakukan seleksi yangketat dalam mendapatkan parental stock dengan fenotipe yang unggul dalampopulasi sapi tersebut sebelum dialkukan perkawinan. Untuk meperoleh potensigenetik yang lebih spesifik maka analisa genotipe perlu dilajutkan menggunakanprimer dan PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk melihat variasi genetik sapiPO ke tingkat nukleotida. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini, berupabahan ajar, penuntun praktikum dan VCD untuk perguruan tinggi, perlu dilakukanpenelitian pengembangan untuk paket pembelajaran yang lebih lanjut.