Pemetaan Variasi Genetik Kerbau Lokal Tana Toraja Berbasis Restriction Fragment Lenght Polymorphisms- DNA (RFLPDNA) sebagai Sumber Belajar Di Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi. (Tesis)
Main Author: | Sitti Saenab |
---|---|
Format: | PeerReviewed |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/1052 |
Daftar Isi:
- Penelitian mengenai Pemetaan Variasi Genetik Kerbau Lokal Tana Toraja Berbasis Restriction Fragment Lenght Polymorphisms-DNA (RFLP-DNA)sebagai Sumber Belajar Di Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi inibertujuan untuk mengetahui (1) keragaman/variasi fenotip kerbau lokal TanaToraja (2) keragaman/variasi genotip kerbau lokal Tana Toraja berbasis RFLP(3) pemetaan variasi genetik kerbau lokal pada berbagai wilayah di Tana Torajadan (4) implikasi hasil penelitian sebagai usulan sumber belajar biologi padaSekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi.Penelitian ini adalah penelitian eksploratif untuk mengungkap keragamanfenotip kerbau lokal Tana Toraja dengan mengkaji variasi genetiknya melaluianalisis DNA dengan teknik RFLP dan mengkaji hubungan Variasi fenotip danvariasi genotipnya pada berbagai wilayah di Tana Toraja. Teknik RFLP yangdilakukan melalui tahapan isolasi DNA, pengukuran konsentrasi dan kemurniandengan menggunakan spectrophotometer, pemotongan DNA denganmenggunakan enzim HaeIII dan PstI serta elektroforesis gel agarosa untukanalisis DNA secara kualitatif. Hasil RFLP tersebut dianalisis denganmenggunakan software Multivariate Statistical Package (MVSP) dan untuk jarakgenetik kedelapan sampel dari berbagai wilayah ditampilkan dalam bentukdendogram dengan menggunakan metode Unweighted Pair Group method witharichmatic Avarage (UPGMA).Hasil Penelitian menunjukkan bahwa 1) keanekaragaman/variasi fenotipkerbau lokal Tana Toraja relatif tinggi yang ditunjukkan dengan adanya beberapavariasi kerbau yaitu Belang, kerbau Pudu dan kerbau Sambao2) keanekaragaman/variasi genotip kerbau lokal Tana Toraja relatif tinggi yangditunjukkan dengan jumlah fragmen yang polimorfik berkisar 5 s/d 21 fragmen,frekuensi alel berkisar antara 22% s/d 83% dan rata-rata polimorfisme berkisar2,5 s/d 10,5 3) Pemetaan variasi genetik kerbau lokal pada berbagai wilayah diTana Toraja tergambar dengan keragaman genetik dan jarak genetik. Keragamangenetik kerbau lokal Tana Toraja relatif tinggi yang ditunjukkan dengankeragaman pita fragmen DNA sampel dalam satu wilayah. Jarak genetik (geneticdistance) menunjukkan bahwa secara umum kedelapan sampel terbagi menjadi 2cluster baik dengan menggunakan HaeIII maupun dengan menggunakan PstI.Hasil analisis dendogram dengan menggunakan enzim HaeIII dibagi dalam duacluster. Cluster I terdiri dari sampel 2 yang memiliki nilai similarity denganvicluster II sebesar 1, 9%. Cluster II yang terdiri dari sampel 1, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8Begitupun dengan menggunakan enzim PstI dibagi ke dalam 2 cluster besar,cluster I terdiri dari sampel 4 dan 6. Cluster II yang terdiri dari sampel 1, 2, 3, 5, 7dan 8. Dengan menggunakan enzim HaeIII terlihat nilai similarity tiap sampelberkisar antara 1, 9% s/d 46, 2%. Sedangkan dengan menggunakan enzim PstInilai similarity berkisar antara 8, 3% s/d 46, 2%. Dengan menggabungkan duaenzim HaeIII dan PstI dendogram dibagi menjadi dua cluster yaitu; Cluster Iterdiri dari sampel 2 dengan nilai similarity dengan cluster II sebesar 9, 1%.Sedangkan cluster II terdiri yang dari sampel 1, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8. Dari hasilanalisis dendogram ini didapatkan bahwa pada dasarnya kedelapan sampel dariberbagai wilayah tersebut masih mempunyai jarak genetik yang relatif dekat.Selanjutnya, dari jarak genetik tersebut diketahui bahwa kerbau Sambao dengankerbau Pudu memiliki hubungan kekerabatan yang paling dekat yang ditunjukandengan nilai similarity sebesar 37% dengan demikian, subspesies Sambao danPudu dipertimbangkan untuk tidak disilangkan (Breeding) karena meningkatkangen yang homozigot. Sebaliknya dianjurkan persilangan antara subspesies Belangdengan Pudu atau persilangan antara Belang dengan Sambao karena kemungkinanmunculnya gen homozigot lebih kecil sehingga gen heterozigot semakin seringmuncul yang nantinya akan berakibat tingginya keanekaragaman genetik dalampopulasi.Implikasi dari penelitian ini adalah menghasilkan 2 jenis produk yangyaitu modul pembelajaran biologi dengan judul "Keanekaragan Hayati KabupatenTana Toraja" untuk tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) danproduk yang kedua adalah penuntun pelaksanaan praktikum biologi molekulerpada Perguruan Tinggi (PT). Diharapkan modul pembelajaran yang dihasilkandalam penelitian ini dapat diuji coba di SMA dan PT.