RANCANG BANGUN MESIN PEMARUT EMPON-EMPON UNTUK EFISIENSI DAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAMU TRADISIONAL JAWA
Main Author: | Mohammad Ja’far Sodiq, dkk |
---|---|
Format: | PeerReviewed eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA UM
, 2009
|
Online Access: |
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/pkm/article/view/2190 |
Daftar Isi:
- RINGKASAN LAPORAN RANCANG BANGUN MESIN PEMARUT EMPON-EMPON UNTUK EFISIENSI DAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAMU TRADISIONAL JAWA BIDANG KEGIATAN: PKMT Disusun oleh: Mohammad Ja'far Sodiq Ahmad Fauzy Zainul Arifin Aba 304512373700/2004 904413473446/2004 306531304914/2006 UNIVERSITAS NEGERI MALANG MALANG 2008 RANCANG BANGUN MESIN PEMARUT EMPON-EMPON UNTUK EFISIENSI DAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAMU TRADISIONAL JAWA Disusun oleh: Mohammad Ja'far Sodiq Ahmad Fauzy Zainul Arifin Aba 304512373700/2004 904413473446/2004 306531304914/2006 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN Malang ABSTRAK Daerah-daerah di pulau jawa masih banyak dijumpai pengusaha Jamu Tradisional Jawa. Jamu ini sangat ramai di pasaran. Jamu tradisional pada umumnya diambil dari sari empon-empon (jahe, kunir, kencur, dan tanaman jenis akar tinggal lainnya). Untuk mendapatkan sari yang maksimal, maka empo-empon harus diparut. Untuk memenuhi tuntutan konsumen, para produsen harus memproduksi jamu tradisional Jawa dalam jumlah yang relatif besar. Dalam usaha mencapai keuntungan yang banyak, pengusaha tidak mungkin mengunakan alat konvenional yang memerlukan banyak pegawai. Kebanyakan gedung pengusaha sangat sempit dan dikelola sendiri tanpa ada pegawai yang sering dinamakan home industri. Berawal dari permasalahan di atas maka usaha yang dilakukan untuk mengatasinya adalah memberikan solusi dengan membuat suatu alat pemarut yang berdimensi kecil, ringan, mudah dibawa, dan gampang disimpan. Mesin pemarut empon-empon ini didesain dengan dimensi panjang, lebar, dan tinggi secara berurutan adalah 25 x 21 x 22 cm. Alat ini digerakkan dengan motor berdaya input 120 Watt, 220 V, dan menghasilkan putaran 8000 rpm. Dengan demikian berapapun daya pada rumah dapat menggunakan alat ini. Hal ini sesuai dengan kondisi para pengusaha yang kebanyakan mempunyai daya listrik rumah 450 W. Kata kunci: Pemarut, Empon-empon, Berdimensi kecil. PENDAHULUAN Latar Belakang Daerah pedesaan masih banyak ditemui jamu tradisional yang bahan dasarnya adalah parutan dari akar tanaman obat (empon-empon) seperti lengkuas, kencur, kunir. Kebanyakan hasil parutan diperoleh dari proses dengan alat tradisional yang kemungkinan besar dapat melukai tangan atau tidak sesuai dengan prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Selain itu bila kita tidak biasa memarut sendiri tetapi menggunakan jasa pemarut dengan mesin yang sudah ada, maka kita tidak bisa menggunakannya ketika kita perlu dengan waktu yang mendesak misalnya waktu pagi hari atau waktu malam hari ketika jam-jam sudah tutup. Inilah kendala yang sangat sering timbul di lingkungan pada umumnya. Sedangkan untuk memiliki mesin pemarut yang sudah ada memerlukan biaya yang besar dan tempat yang lebih mengingat ukuran mesin yang cukup besar. Sehubungan dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tersebut, maka pengenalan teknologi baru yang aplicable (memenuhi kelayakan teknis, kelayakan sosial dan kelayakan ekonomis) akan memberikan sarana dalam rangka mempercepat proses pengembangan produksi di suatu usaha komersiil maupun nonkomersiil. Dalam usaha komersiil banyak ditemui tuntutan pengusaha yaitu mendapatkan keuntungan yang besar dengan modal yang sedikit. Usaha jamu tradisional banyak dijumpai di daerah Jawa dan sangat ramai di pasaran. Oleh karena itu pengusaha harus memproduksi jamu-jamu tradisional Jawa tersebut dalam jumlah yang besar setiap harinya demi pelanggan setianya. Untuk mendapatkan produk yang besar dan keuntungan yang besar pengusaha tersebut sangatlah tidak mungkin bila menggunakan alat konvensional/ tradisional dengan banyak pegawai. Pengusaha harus menggunakan sebuah mesin pemarut untuk mendapatkan produk yang besar dalam waktu singkat dan dengan keuntungan yang besar pula. Berangkat dari permasalahan tersebut, tim penyusun proposal tertarik untuk mencari solusi cantik, yaitu dengan membantu merancang sebuah alat pemarut dengan ukuran yang relatif kecil dan mempunyai nilai ekonomis yang mempunyai harga yang murah. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dimunculkan beberapa permasalahan antara lain: Rancang bangun Mesin Pemarut Empon-Empon untuk Efisiensi dan Peningkatan Produktivitas Jamu Tradisional Jawa ini mempunyai beberapa tujuan diantaranya: 1. Dapat melakukan desain rancang bangun dari Mesin Pemarut Empon-empon. 2. Dapat merencanakan daya motor pada Mesin Pemarut Empon-empon dengan menggunakan perhitungan teknik. 3. Dapat menentukan diameter dan bahan poros pada Mesin Pemarut Empon-empon. 4. Dapat menentukan perbandingan besar diameter pulley penggerak serta pulley yang digerakkan dan sabuk pulley pada Mesin Pemarut Empon-empon. 5. Dapat merencanakan dan memilih bantalan yang digunakan pada Mesin Pemarut Empon-empon untuk keamanan kerja mesin. 6. Dapat merencanakan rangka dari Mesin Pemarut Empon-empon. Tujuan Perencanaan Rancang bangun Mesin Pemarut Empon-Empon untuk Efisiensi dan Peningkatan Produktivitas Jamu Tradisional Jawa ini mempunyai beberapa tujuan diantaranya: 1. Dapat melakukan desain rancang bangun dari Mesin Pemarut Empon-empon. 2. Dapat merencanakan daya motor pada Mesin Pemarut Empon-empon dengan menggunakan perhitungan teknik. 3. Dapat menentukan diameter dan bahan poros pada Mesin Pemarut Empon-empon. 4. Dapat menentukan perbandingan besar diameter pulley penggerak serta pulley yang digerakkan dan sabuk pulley pada Mesin Pemarut Empon-empon. 5. Dapat merencanakan dan memilih bantalan yang digunakan pada Mesin Pemarut Empon-empon untuk keamanan kerja mesin. 6. Dapat merencanakan rangka dari Mesin Pemarut Empon-empon. Luaran yang Diharapkan Di akhir kegiatan ini luaran yang diharapakan adalah terwujudnya sebuah mesin pemarut empon-empon yang mempunyai nilai ekonomis dan efisiensi dengan bentuk ukuran yang relatif kecil dan hemat energi. Alat ini sangat dibutuhkan masyarakat yang menginginkan segala sesuatu yang praktis. Sehingga dengan alat ini masyarakat baik individual maupun pengusaha tidak perlu khawatir akan keterikatan waktu dengan pihak lain dalam hal ini adalah pengusaha jasa pemarut. Kegunaan Program Program ini diharapkan berguna untuk: 1. Masyarakat a. Meningkatkan produktivitas, efektivitas, tenaga dan efisiensi waktu dalam proses pembuatan makanan. b. Meningkatkan kuantitas produk makanan yang dihasilkan dalam waktu yang singkat daripada menggunakan alat konvensional. c. Mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. 2. Mahasiswa a. Menjadi langkah awal untuk pengembangan teknologi yang lebih baik. b. Sebagai salah satu aplikasi disiplin ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah dan wujud nyata dari pelaksanaan salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian mahasiswa kepada masyarakat yang berbasis teknologi. 3. Pemanfaatan IPTEK Penggunaan alat pemarut sebagai sarana untuk membantu proses produksi industri catering makanan. Alat ini selain bagus untuk digunakan oleh usaha catering juga bagus untuk dimiliki oleh tiap rumah tangga mengingat ukurannya yang relatif kecil dan juga harganya yang sangat terjangkau, dengan demikian diharapkan alat ini dapat digunakan sebagai sarana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. TINJAUAN PUSTAKA Pemarut Masyarakat dunia mengenal alat pemarut sudah sejak zaman kuno. Hal ini terbukti dengan adanya menu-menu makanan dan minuman baik di Indonesia maupun di negara dunia lainnya yang kebanyakan menggunakan ampas dari suatu bahan yang mempunyai serat misalnya: kelapa, empon-empon (kunir, kencur, temu lawak, dan tanaman sejenis lainnya), ketela pohon, dan lain-lain. Di Indonesia hampir setiap makanan menggunakan bahan yang diparut antaralain: utri, timus, lepet, dan masih banyak lagi resep lain yang menggunakan bahan parutan kelapa. Di samping makanan, terdapat minuman menyehatkan yang dianggap sebagai minuman khas suatu daerah. Minuman ini diberi nama jamu tradisional Jawa. Dua macam jamu tradisional Jawa paling terkenal dan digemari masyarakat karena rasanya adalah jamu beras kencur (terbuat dari sari kencur dan beras yang dihaluskan) dan jamu kunir asem (terbuat dari sari kunir yang dihaluskan dan asem). Minuman ini dipercaya dan sudah terbukti secara ilmiah dapat mengobati berbagai penyakit seperti pencuci darah, penghilang bau badan, penambah stamina, dan penawar penyakit yang lainnya. Jamu tradisional Jawa (kunir asem dan beras kencur) dibuat dari sari empon-empon (kunir dan kencur) dan bahan tambahan lainnya. Untuk mengambil sari dari empon-empon, maka harus dilembutkan/dihaluskan. Masyarakat biasanya menghaluskan empon-empon dengan menumbuk. Setelah halus, empon-empon dicampur dengan bahan tambahan seperti beras halus ditambahkan pada kencur untuk jamu beras kencur dan asem ditambahkan dengan kunir untuk jamu kunir asem. Kemudian masing-masing campuran tadi dimasak dengan air sampai mendidih. Untuk mengonsumsi jamu ini, maka harus diambil sarinya dengan cara diperas dan disaring. Minuman sari dari empon-empon ini tidak bisa bersih bila diperoleh dari hasil empon-empon yang ditumbuk. Hasil tumbukan akan berupa beberapa bagian kasar dan beberapa bagian sangat halus. Sehingga bagian yang kasar masih menyimpan sari-sari dan bagian yang halus akan ikut tersaring. Minuman yang terdapat ekstrak lembut ini akan mengganggu kenyamanan tenggorokan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam hal pengambilan sari-sari empon-empon dan kenyamanan tenggorokan peminum, maka pelembutan empon-empon harus dilakukan dengan cara diparut terlebih dahulu seperti halnya memarut kelapa dalam kesatuan proses pembuatan santen kelapa. Dengan hasil parutan daging ini, maka sari yang diambil akan maksimal dan aman dari ekstrak yang sangat lembut untuk ikut tersaring. Masyarakat lebih memilih menumbuk daripada memarut karena alasan keamanan. Mereka takut tangannya terluka akibat terkena alat parut manual. Sedangkan jasa pemarut yang ada hanya menerima parut kelapa bukan parut empon-empon. Hal ini sangat mengganggu kelancaran produksi suatu usaha maupun produksi keluarga. Alat pemarut yang tersedia sekarang ini memiliki berbagai jenis mulai dari konvensional sampai ke tingkat yang canggih yaitu menggunakan mesin. Berikut ini adalah beberapa contoh gambar berbagai jenis alat pemarut: Gambar 1 Alat Pemarut Tradisional Gambar 2 Mesin Pemarut Elektrik Berdimensi Besar Masyarakat-baik pedesaan maupun perkotaan-sekarang ini sudah sangat jarang menggunakan pemarut tradisional. Mereka kebanyakan meng-gunakan jasa pemarut yang menggunakan mesin pemarut dengan motor bensin sebagai tenaga penggeraknya. Mesin pemarut ini mempunyai dimensi ukuran yang besar + 100x50x100 cm sehingga menghabiskan banyak tempat, harganya mahal, dan tidak cocok untuk usaha kecil maupun untuk perabot rumah tangga. Di samping itu mesin ini juga memiliki kelemahan antara lain: - digerakkan dengan motor tempel yang berbahan bakar premium sehingga bisa masuk dalam kategori tidak ramah lingkungan yaitu timbulnya polusi udara akibat pembakaran. Selain itu juga tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi akhir jaman yang menginginkan teknologi yang hemat BBM atau dengan bahan bakar alternatif mengingat semakin menipisnya persediaan minyak bumi (bahan tambang). - suaranya yang sangat nyaring sehingga menimbulkan polusi suara. Selain itu ada juga mesin pemarut dengan tenaga motor listrik tetapi dengan ukuran besar. Hal ini juga dapat menghabiskan banyak tempat dan juga belum ada di pasaran. Memperhatikan berbagai permasalahan di atas dan untuk menjawab tuntutan teknologi akhir jaman, maka akan lebih menarik lagi bila terdapat mesin pemarut yang mempunyai ukuran kecil dan tidak menggunakan BBM. Mesin yang sesuai dengan teknologi akhir jaman ini adalah mesin pemarut elektrik yang berdimensi 25x21x22 cm. Dengan dimensi yang kecil ini alat tersebut tidak menghabiskan banyak tempat dan dapat disimpan di dalam almari. Alat baru ini memiliki kelebihan antara lain: - Suaranya halus. - Hemat energi karena hanya menggunakan tenaga listrik dengan daya tegangan yang relatif kecil. - Ringan, sehingga mudah dibawa kemana-mana. - Mudah pengoperasiannya. - Harganya lebih murah bila dibandingkan dengan mesin-mesin pemarut yang telah ada. - Konstruksinya yang sangat kokoh, sehingga tidak menimbulkan khawatir bila secara tidak sengaja tertumpuk benda lain. Mesin pemarut yang berukuran kecil ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana. Seperti pada mesin umumnya, pemarut ini tersusun atas: motor elektrik, poros, pulley dan sabuk (belt), kerangka, dan rol parut. Poros Poros (shaft) merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin yang biasanya terpasang elemen mesin seperti roda gigi, pulley, roda gila (flywheel), dan elemen pemindah daya lainnya (Joseph E. & Shigley, 1994:262). Poros sebagian besar mempunyai peran sebagai penerus daya. Karena hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama putaran melalui poros (Hagendoorn J. J. M., 1992:205). Tabel 1 Klasifikasi Baja Untuk Pembuatan Poros Standar dan Macam Baja Lambang Perlakuan Panas Kekuatan Tarik (Kg/mm2) Keterangan Baja karbon konstruksi mesin (JIS G 4501) S30C S35C S40C S45C S50C S55C Penormalan 48 52 55 58 62 66 Batang baja yang difinish dingin S35C-D S45C-D S55C-D 53 60 72 Ditarik dingin, digerinda, dibubut, atau gabungan antara hal-hal tersebut (Sumber: Sularso, 1997:3) Bantalan Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan dapat bertahan lama. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja secara semestinya. Jadi bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung. Sabuk (Belt) Pemindah daya yang paling sederhana adalah belt (sabuk). Belt digunakan untuk mentransmisikan putaran dari motor ke elemen mesin putar. Pada saat beban berlebih atau overload sangat memungkinkan adanya slip. Dengan adanya slip ini maka motor penggerak yang digunakan terjamin keamanannya. Selain itu jarak antara dua poros sering tidak memungkinkan transmisi dengan roda gigi, oleh karena itu sistem transmisi yang digunakan adalah belt. Menurut Shigley (1986:332) umumnya bentuk penampang dan bahan dasar sabuk terbuat dari kain. Perencanaan mesin dengan menggunakan sabuk V mempunyai alasan bawa sabuk ini mampu menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah (Sularso, 1983:164) Pulley Pulley digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros satu ke poros yang lain melalui sabuk. Pulley dipakai untuk mendapatkan putaran sesuai dengan yang diinginkan. Pulley dapat dibuat dari besi cor, baja atau baja tekan. Pulley dari bahan cor mempunyai gesekan lebih baik dibandingkan dengan bahan lain. METODE PELAKSANAAN PROGRAM Metode yang digunakan dalam perancangan mesin pemarut adalah sebagai berikut: 1. Observasi Observasi ini dilakukan langsung di industri kecil dengan tujuan untuk mencari data spesifikasi dan keterangan yang berhubungan dengan konstruksi mesin yang akan dirancang. 2. Studi Literatur Adapun yang dipelajari dalam studi literatur ini adalah: a. Proses kerja mesin pemarut yang sudah ada.. b. Pemilihan komponen-komponen mesin sebagai acuan dalam perancangan kontruksi mesin. 3. Observasi Observasi ini dilakukan langsung di industri kecil. 4. Desain Komunikasi a. Rancangan mesin digambar dengan menggunakan program AutoCad Mechaninal Dekstop. b. Desain dibuat sesederhana mungkin. 5. Analisis Alat Kerja a. Alat diusahakan tidak mengalami kendala dalam kurun waktu tertentu. b. Alat dapat dioperasikan dengan mudah oleh siapa pun. c. Alat dapat memenuhi standar keselamatan kerja d. Perawatan dan perbaikan ringan. 6. Uji Mesin Uji Mesin yaitu mesin yang telah selesai dirancang diuji untuk menyesuaikan data dengan kondisi mesin. PEMBAHASAN Sebuah perencanaan mesin pemarut serbaguna dengan konstruksi yang sangat sederhana menggunakan motor penggerak yang biasa digunakan pada mesin jahit dengan daya 120 watt dan putaran motor 8000 rpm. Mesin ini didesain untuk membantu dalam hal pemenuhan kebutuhan rumah tangga sehingga dirancang dengan dimensi yang relatif kecil, yaitu ukuran panjang, lebar, dan tinggi secara berturut-turut adalah 230 x 200 x 200 mm. Gambar 3 Model Perencanaan Mesin Pemarut Ukuran Skala Rumah Tangga Spesifikasi Motor Daya yang ditransmisikan 0,12 kW (0,16 HP) putaran poros 8000 rpm Perencanaan Pulley Diameter Pulley Transmisi Dp . n2 = dp n1 (Sularso, 1991:166) Keterangan: Dp : Diameter pulley yang digerakkan (pulley besar) (mm) n2 : putaran poros pulley yang digerakkan (rpm) dp : diameter pulley penggerak = 15 mm n1 : putaran motor (rpm) Dp = = = 56 mm Sabuk V Jarak Poros Penggerak (pada Motor) dengan Poros yang Digerakkan (C) Jarak sumbu poros penggerak dengan poros yang digerakkan harus berkisar antara 1,5 sampai 2 kali besar diameter pulley besar (Sularso, 1991:166). Di lain pihak Jac. Stolk (1994:471) mengatakan bahwa banyak sabuk-V yang didesain untuk jarak sumbu minimum yang besarnya lebih besar atau sama dengan diameter pulley besar. Dalam perencanaan ini jarak yang dipakai adalah 2 dari diameter pulley besar. C = 2 . Dp C = 2 . 56 mm = 112 mm Panjang Sabuk (L) L = 2C + (dp + Dp) + (Sularso, 1991:170) L = (2 . 84) + + = 224 + 101,108 + 9.2575 = 334,37 mm Ukuran sabuk berdasarkan perhitungan sangat sulit ditemukan di pasar. Oleh karena itu sabuk yang dipilih harus disesuaikan dengan yang tersedia di pasar yaitu nilai yang mendekati adalah sabuk-V no. 13 dengan L = 330 mm. Jarak Antar Sumbu Poros yang Direkomendasikan (C) C = (Sularso, 1991:170) b = 2L - 3,14 (Dp + dp) (Sularso, 1991:170) b = (2.330) - (3,14 (56 + 8,4)) = 660 - 202,216 = 457,784 mm C = = = 111,92 mm » 112 mm Jumlah Sabuk (N) N = (Sularso, 1991:173) Keterangan: Pd : Daya rencana (0,168 kW) Po : Daya transmisi sabuk-V (12,37 kW) Kq : factor koreksi sabuk-V = 0,91 (Sularso, 1991:174) N = = 0,0152 » 1 buah sabuk-V Perencanaan Poros Gambar 4 Dimensi Poros Beserta Beban Gambar 5 Diagram Tegangan dan Momen Arah Horisontal Gambar 6 Diagram Tegangan dan Momen Arah Vertikal Pemilihan Bahan Poros Bahan yang digunakan S45C, Mempunyai kekuatan tarik sB = 58 (Sularso, 1991:3) Sf1 = 6 ; Sf2= 2 (Sularso, 1991:8) Keterangan: Sf : faktor keamanan Tegangan Lentur yang Diijinkan (ta) ta = (Sularso, 1991:8) = = 4,83 Diameter Poros (ds) ds = (Sularso, 1991:18) ds = = = = 9,44 mm » 9,5 mm Meskipun dengan diameter 9,5 mm poros sudah mencapai titik keamanan yang cukup, tetapi untuk mencapai titik keamanan yang lebih, maka diameter poros yang digunakan adalah 17 mm. Hal ini dilakukan mengingat pembebanan yang terjadi saat melakukan pemarutan, tekanan yang diterima poros tidak tentu. Biaya Operasional Untuk menentukan besar biaya operasional acuan yang digunakan adalah pemarutan kelapa mengingat jasa pemarutan yang umum adalah pemarutan kelapa yang nantinya digunakan sebagai pembanding. Pengusaha jasa pemarut kelapa pada umumnya menetapkan upah jasa untuk satu buah kelapa dengan tarif sebesar Rp 250,- (dua ratus lima puluh rupiah). Setelah dilakukan uji coba mesin pada proses pemarutan kelapa, menghasilkan data bahwa 1 buah kelapa dapat diselesaikan dalam waktu 5 menit. ̈ Energi listrik yang diperlukan untuk memarut satu buah kelapa: jam x 0,12 kWatt = 0,01 kwattjam = 0,01 kWh Tabel 2 Biaya Oprasional Pemarutan 1 Buah Kelapa (5 menit) Golongan Daya untuk Keperluan Rumah Tangga Tarif Per-kWh pada pemakaian Blok I : 0 s/d 30 kWh Perhitungan Biaya Oprasional 450 watt Rp 172 0,01 kwh x Rp 172 Rp 1,72 900 watt Rp 310 0,01 kwh x Rp 310 Rp 3,10 1300 watt Rp 395 0,01 kwh x Rp 395 Rp 3,95 2200 watt Rp 400 0,01 kwh x Rp 400 Rp 4,00 KESIMPULAN Dengan memperhatikan hasil pembahasan atas permasalahan yang ada, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain: 1. Mesin pemarut mepon-empon ini berbentuk persegi dengan dimensi 25 x 21 x 22 cm. 2. Motor yang digunakan adalah motor pada mesin jahit dengan diameter pulley sebesar 8,4 mm, putaran poros 1200 rpm, dan daya 120 watt. Dengan daya yang reltif kecil ini, maka semua rumah yang terpasang jaringan listrik dapat menggunakannya. 3. Poros yang digunakan pada konstruksi ini adalah baja S45C yang mempunyai batas kekuatan tarik 58 dan berdiameter 17 mm. 4. Untuk penggerak rol pemarut ini diperlukan pulley dan sabuk-V yang diperlukan untuk melakukan reduksi putaran dari input 8000 rpm menjadi output 1200 rpm. 5. Sabuk-V yang digunakan adalah sabuk-V untuk sudut lebar dengan panjang keliling sabuk sebesar 330 mm. 6. Diameter Pulley besar pada poros yang digerakkan sebesar 56 mm. DAFTAR PUSTAKA Black, Paul H. & Jr., Adams O. Eugene. 1968. Machine Design. Tokyo: McGraw-Hill Kogahusa. LTD. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2003 Tentang Harga Jual Tenaga Listrik Tahun 2004 yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara, (Online), (http://www.indonesia.go.id/id/produk_uu/produk2003/kp2003/kp104'03. html, diakses 18 Desember 2007). Sears, Francis Weston. & Zemansky, Mark W. 1969. Fisika untuk Universitas 1. Terjemahan oleh Soedarjana dan Amir Achmad. 1994. Bandung: Binacipta. Shigley, Joseph Edward. & Mitchell, Larry D. 1983. Perencanaan Teknik Mesin. Terjemahan oleh Gandhi Harahap. 1994. Jakarta: Erlangga. Stolk, Jac. & Kros, C. 1981. Elemen Mesin. Terjemahan oleh H, Hendarsin. & A, Abdul Rachman. 1994. Jakarta: Erlangga. Sularso. & Suga, Kiyokatsu. 1991. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: PT. Pradnya Paramitha. The American Society for Testing and Materials (ASTM). Standart for Use of the International System of Units (SI): The Modern Metric System. 1997. New York: Institute of Electrical and Electronics, Inc. __________. 2007. Menghitung Tarif Listrik, (Online), (http://awalsadja.wordpress.com/2007/08/02/menghitung-tarif-listrik.html, diakses 18 Desember 2007). __________. 2003. Informasi TDL, (Online), (http://www.kdl.co.id/tdl_1.html, diakses 18 Desember 2007). __________. 2007. Tarif Dasar Listrik 2003, (Online), (http://www.plnbabel.co.id/tdl.html, diakses 18 Desember 2007).