IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA-4 SMAN 8 MALANG TAHUN AJARAN 2007-2008

Main Author: Utaminingsih, dkk
Format: PeerReviewed eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA UM , 2009
Online Access: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/pkm/article/view/2103
Daftar Isi:
  • RINGKASAN LAPORAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA-4 SMAN 8 MALANG TAHUN AJARAN 2007-2008 BIDANG KEGIATAN: PKMP Oleh: Utaminingsih 103321465004/ 2003 Eko Susilowati 103341465129/ 2003 Novi Fajariyanti 205311479978/ 2005 UNIVERSITAS NEGERI MALANG MALANG 2008 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA-4 SMAN 8 MALANG TAHUN AJARAN 2007-2008 Utaminingsih, Eko Susilowati, Novi Fajariyanti Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Malang ABSTRAK Berdasarkan pengamatan di kelas XI IPA-4, 5 dan 6 SMAN 8 Malang tahun ajaran 2006/2007, tampak bahwa selama proses pembelajaran fisika berlangsung suasana kelas terkesan sepi, siswa pasif, tidak dapat menafsirkan grafik dan menarik kesimpulan dari hasil percobaan, serta banyak siswa yang salah dalam mengerjakan soal. Hal ini mengindikasikan keterampilan proses sains siswa rendah. Keadaan ini secara umum ditemukan pada ketiga kelas yang diamati, namun yang paling parah adalah kelas XI IPA-4. Dari hasil ulangan materi kinematika gerak, nilai rata-rata kelas XI IPA-4 paling rendah, yaitu 5,49, sedangkan kelas lain 5,94, dan 6,03. Nilai yang diperoleh siswa kelas XI IPA-4 ini mengindikasikan bahwa prestasi belajar fisika siswa rendah. Rendahnya keterampilan proses sains dan prestasi belajar fisika di kelas XI IPA-4 ini diatasi dengan mengubah model pembelajaran yang digunakan, dari pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran konstruktivis model siklus belajar. Model siklus belajar yang digunakan memiliki tiga tahap yang membentuk fondasi untuk pengurutan pelajaran sains, yaitu eksplorasi (menggali pengetahuan awal siswa melalui inkuiri), invensi (pengenalan konsep) dan aplikasi (penerapan dan pengembangan konsep). Dampak pembelajaran model siklus belajar terhadap peningkatan keterampilan proses sains dan prestasi belajar fisika siswa diteliti dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I materi gesekan dan siklus II materi elastisitas bahan dan gaya pegas. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah skenario pembelajaran, LKS, dan media pembelajaran. Instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi keterampilan proses sains, tes prestasi berbentuk soal obyektif, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar, dan angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu terjadi peningkatan aspek keterampilan proses sains siswa pada siklus I dan siklus II. Prestasi belajar fisika siswa juga mengalami peningkatan sebesar 3,07 pada siklus I dan 3,48 pada siklus II. Kata kunci: konstruktivis, siklus belajar, keterampilan proses sains, prestasi belajar PENDAHULUAN Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fisika SMAN 8 Malang, diperoleh informasi bahwa keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa di kelas XI IPA masih rendah. Hal ini diindikasikan oleh masih banyak siswa yang salah dalam menarik kesimpulan dari kegiatan praktikum, siswa mengalami kesulitan dalam membuat grafik dan menganalisis hasil praktikum, serta masih banyak siswa yang belum bisa menyusun hipotesis dengan tepat dari hasil pengamatan gejala yang disajikan. Selain itu, juga diperoleh informasi bahwa siswa kelas X yang pada tahun ajaran 2007-2008 naik ke kelas XI, memiliki prestasi belajar fisika yang masih rendah. Hal ini ditandai dengan hasil skor ulangan blok akhir mata pelajaran fisika yang dicapai oleh siswa kelas X pada semester genap tahun ajaran 2006-2007 rata-ratanya hanya berkisar di bawah 5,50. Hasil ini lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai bidang studi IPA yang lain yaitu kimia 6,39 dan biologi 6,32. Hasil skor ulangan blok tersebut masih jauh dari harapan, karena Standar Kelulusan Minimal (SKM) yang ditetapkan SMAN 8 Malang untuk mata pelajaran fisika adalah 7,5 dengan kriteria kelulusan 75 %. Rendahnya keterampilan proses sains dan prestasi belajar fisika ini perlu segera dicari solusinya. Dari hasil wawancara dan diskusi yang dilakukan dengan guru fisika SMAN 8 Malang, masalah rendahnya keterampilan proses sains dan prestasi belajar fisika ini mungkin disebabkan oleh kurang tepatnya model pembelajaran yang diterapkan untuk pelajaran fisika. Proses pembelajaran fisika di SMAN 8 Malang selama ini cenderung dilakukan dengan pembelajaran konvensional, yaitu model ceramah. Dengan tidak adanya kegiatan praktikum pada model ceramah yang diterapkan dapat menyebabkan keterampilan proses sains siswa tidak berkembang dengan maksimal. Akibatnya, keterampilan proses sains siswa menjadi rendah. Selain itu, dalam pembelajaran model ceramah siswa ditempatkan pada posisi belajar pasif yaitu mendengar dan mencatat. Kondisi kelas seperti ini dapat membuat siswa bosan dan semakin enggan untuk belajar fisika. Sehingga dampak akhirnya prestasi belajar fisika siswa menjadi rendah. Oleh karena itu, yang menjadi masalah sekarang adalah bagaimana upaya guru untuk membawa siswa bersemangat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Serta bagaimana guru dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan prestasi belajar siswa. Adapun salah satu alternatif yang dapat dilakukan guru adalah menggunakan desain dan strategi pembelajaran inovatif. Misalnya pembelajaran penemuan (discovery learning), pembelajaran siswa aktif (student active learning), pembelajaran quantum (quantum learning), dan pembelajaran kontekstual (contekstual teaching and learning). Salah satu konsep pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif solusi untuk masalah rendahnya keterampilan proses sains dan prestasi belajar fisika siswa adalah pembelajaran kontekstual (Contekstual Teaching and Learning). Pada bidang sains pembelajaran kontekstual lebih mendapat perhatian serius, karena dapat membantu guru mengaitkan kegiatan dan bahan ajar dengan situasi nyata. Hal ini dapat memotivasi siswa untuk menghubungkan pengetahuan dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari siswa (Purwaningsih, 2002). Pembelajaran pendekatan konstruktivis memiliki beberapa model pembelajaran, salah satu diantaranya adalah model siklus belajar. Pembelajaran model siklus belajar sangat selaras dengan filosofi teori belajar konstruktivis (Sutopo, 2003). Berdasarkan uraian di atas permasalahan rendahnya keterampilan proses sains dan prestasi belajar Fisika siswa akan diatasi dengan menggunakan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi beberapa pihak terkait diantaranya: 1). Bagi Siswa, melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda, serta dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan prestasi belajar fisika bagi siswa yang terlibat dalam kegiatan penelitian; 2). Bagi Guru, kegiatan dalam penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan wawasan baru dalam proses pembelajaran konstruktivis dengan model siklus belajar dan penelitian tindakan kelas; serta 3). Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang positif bagi pengembangan sekolah, utamanya untuk peningkatan kualitas siswa dan proses pembelajaran di sekolah. METODE PENDEKATAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA-4 SMAN 8 Malang yang beralamat di jalan Veteran nomor 37 Malang. Penelitian dilaksanakan pada semester genap 2007-2008 selama 4 bulan, yaitu mulai bulan Februari sampai Mei 2008. Penelitian ini dilaksanakan untuk 2 siklus, SIKLUS I pada materi gesekan dan siklus II pada materi elastisitas bahan dan gaya pegas. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, dilakukan pretes sebelum tindakan pada tiap siklus. Sedangkan pada akhir pelaksanaan tindakan dilakukan postes untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Terdapat tiga hal yang diamati dalam penelitian ini, yaitu peningkatan keterampilan proses sains, peningkatan prestasi belajar, dan teknis pelaksanaan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan prestasi belajar. Langkah-langkah secara lengkap prosedur penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 1 Prosedur Penelitian A. Observasi awal Tujuan pelaksanaan kegiatan observasi awal adalah untuk memperoleh informasi mengenai keadaan kelas penelitian saat kegiatan belajar mengajar. Selain melakukan pengamatan secara langsung, peneliti juga mengadakan wawancara dengan guru mata pelajaran fisika untuk memperoleh informasi tentang perkembangan belajar fisika siswa dan permasalahan-permasalahan yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi awal kemudian dilakukan identifikasi terhadap permasalahan yang dihadapi siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar fisika. Hasil dari refleksi observasi awal ini digunakan sebagai acuan untuk menyusun rencana tindakan pada siklus I. B. Siklus I 1) Rencana tindakan I Tindakan yang direncanakan pada siklus I adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar fisika melalui observasi awal. 2. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari skenario proses pembelajaran, LKS, serta media pembelajaran. 3. Penyusunan alat perekam data yang berupa lembar observasi keterampilan proses sains, soal tes prestasi belajar, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar, lembar catatan lapangan, dan angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran. 4. Melaksanakan pembelajaran siklus belajar sesuai skenario proses pembelajaran yang telah disusun. 2) Pelaksanaan Tindakan I Pada tahap ini tindakan dilaksanakan sesuai yang sudah direncanakan, yaitu: 1. Melakukan refleksi dan analisis terhadap permasalahan-permasalahan temuan observasi awal. Hasil refleksi dan analisis ini kemudian digunakan sebagai acuan untuk menyusun perangkat pembelajaran dan alat perekam data. 2. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari skenario proses pembelajaran, LKS, serta media pembelajaran. 3. Menyusun alat perekam data yang berupa lembar observasi keterampilan proses sains, soal tes prestasi belajar, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar, lembar catatan lapangan, dan angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus belajar. 4. Melaksanakan pembelajaran siklus belajar materi gesekan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. 3) Observasi I Pada tahap ini dua orang pengamat melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan guru dan aktivitas serta keterampilan proses sains siswa secara kontinu dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar, lembar observasi keterampilan proses sains, dan lembar catatan lapangan. 4) Analisis dan refleksi I Berdasarkan hasil pengamatan seluruh kegiatan yang sudah dilakukan selanjutnya dilakukan analisis, pemaknaan, penjelasan dan penyimpulan data. Hasil kesimpulan yang didapat berupa tingkat keefektifan rancangan pembelajaran yang dibuat dan daftar permasalahan serta kendala-kendala yang dihadapi di lapangan. Hasil ini kemudian dijadikan dasar untuk melakukan perencanaan pada siklus II. Analisis dilakukan secara deskripsi terhadap data pengamatan, yaitu dengan menghitung persentase skor indikator yang muncul dari aspek-aspek yang diukur. C. Siklus II a) Rencana Tindakan II Rencana kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menentukan alternatif pemecahan masalah untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I dan mengembangkan perangkat pembelajaran pada siklus I yang dinilai sudah cukup baik. Kegiatan ini meliputi: (1) Merevisi format skenario pembelajaran siklus I sesuai hasil refleksi I. (2) Menyusun LKS siklus II atau merevisi LKS siklus I sesuai hasil refleksi I. (3) Menyusun alat evaluasi berupa soal pretes dan postes. (4) Melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario yang sudah direvisi sesuai hasil refleksi siklus I. b) Pelaksanaan Tindakan II Langkah-langkah pelaksanaan tindakan pada siklus II ini sesuai dengan rencana tindakan II, yaitu: (1) Merevisi format skenario pembelajaran siklus I sesuai hasil refleksi I. (2) Menyusun LKS siklus II atau merevisi LKS siklus I sesuai hasil refleksi I. (3) Menyusun alat evaluasi berupa soal pretes dan postes. (4) Melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario yang sudah direvisi sesuai hasil refleksi siklus I. c) Observasi II Pada tahap ini tiga pengamat melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan guru dan aktivitas serta keterampilan proses sains siswa secara kontinu dengan menggunakan pedoman lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar, lembar observasi keterampilan proses sains, dan lembar catatan lapangan. d) Analisis dan refleksi II Berdasarkan hasil pengamatan seluruh kegiatan yang sudah dilakukan selanjutnya dilakukan analisis, pemaknaan, penjelasan dan penyimpulan data. Analisis terhadap peningkatan keterampilan proses sains dilakukan dengan membandingkan persentase skor tiap aspek keterampilan proses sains yang diamati pada siklus I dan siklus II. Sedangkan analisis peningkatan prestasi belajar dilakukan dengan: 1) membandingkan hasil pretes postes siklus I dan pretes postes siklus II, 2) membandingkan nilai pretes dan postes pada tiap siklus, dan 3) membandingkan ketuntasan siswa pada tiap siklus. Hasil analisis dan refleksi digunakan untuk menentukan kesimpulan akhir dari kegiatan pada siklus II. 4. Data dan Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah guru fisika dan siswa kelas XI IPA-4 yang mengikuti proses belajar mengajar. Pada penelitian ini ada 3 variabel yang diamati, yaitu keterampilan proses sains, prestasi belajar, dan pelaksanaan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar. Sumber data keterampilan proses sains dan prestasi belajar adalah siswa. Sedangkan sumber data tentang pelaksanaan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar adalah guru dan siswa. 5. Instrumen Penelitian Instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah: 1) lembar observasi keterampilan proses sains, 2) tes prestasi, 3) lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar, dan 4) angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran sebelum dan selama tindakan dilakukan. 1. Instrumen lembar observasi keterampilan proses sains digunakan sebagai pedoman pengamatan keterampilan proses sains siswa selama pembelajaran berlangsung. Aspek keterampilan proses sains yang diamati meliputi: a. mengamati, b. meramalkan, c. menafsirkan pengamatan, d. menggunakan alat dan bahan, e. menerapkan konsep, f. merencanakan penelitian, g. berkomunikasi, dan h. mengajukan pertanyaan. Penyusunan lembar observasi keterampilan proses sains mengacu pada uraian dari Semiawan (dalam Purwaningsih, 2002), dengan beberapa penyesuaian terhadap kondisi kemampuan siswa kelas XI IPA-4. Kegiatan penyusunan butir-butir indikator tiap aspek keterampilan proses sains yang diamati dilakukan oleh guru dan peneliti. 2. Instrumen tes prestasi berbentuk tes obyektif dengan pertanyaan yang mengacu pada indikator pembelajaran. Tes dilaksanakan sebanyak 4 kali, yaitu: 1) sebelum tindakan I dilakukan, untuk mengetahui prestasi awal siswa, 2) sesudah pelaksanaan tindakan siklus I, dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa, 3) sebelum tindakan II dilakukan, dan 4) sesudah pelaksanaan tindakan pada siklus II, dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa sebagai dasar penarikan kesimpulan akhir. Bobot soal serta waktu yang disediakan untuk mengerjakan pretes dan postes pada siklus I dan II dibuat sama agar kualitas tes pada siklus I dan II setara, sehingga hasilnya bisa diperbandingkan. 3. Instrumen lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar digunakan sebagai pedoman dalam mengamati pelaksanaan pembelajaran siklus belajar yang diterapkan oleh guru, serta perilaku siswa yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar. Adapun kisi-kisi lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Tahap Eksplorasi a. Guru melakukan demonstrasi dan memotivasi siswa agar menggali masalah dari gejala yang mereka amati. b. Siswa mampu menemukan permasalahan dari demonstrasi yang disampaikan melalui pertanyaan/jawaban/pendapat. c. Siswa merumuskan hipotesis berdasarkan gejala yang disajikan. d. Siswa membuktikan kebenaran hipotesis melalui praktikum. b. Tahap Invensi a. Siswa menemukan konsep melalui praktikum yang dilakukan. b. Guru mengembangkan konsep dari temuan siswa. c. Tahap Aplikasi a. Guru memberikan permasalahan baru untuk diselesaikan. b. Siswa mengaplikasikan konsep untuk menyelesaikan masalah. 4. Angket respon siswa digunakan sebagai instrumen tambahan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap tindakan yang dilakukan. Kegiatan penyusunan butir-butir angket dilakukan oleh guru dan peneliti, dengan rincian kisi-kisi sebagai berikut. a. Motivasi siswa dalam mempelajari fisika. b. Keaktifan siswa dalam belajar fisika. c. Kemudahan yang didapat siswa dalam mempelajari fisika. d. Pendapat siswa tentang pelajaran fisika. 5. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, tes, dan angket. Teknik observasi digunakan untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan keterampilan proses sains siswa dan penerapan model pembelajaran siklus belajar. Teknik tes digunakan untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa. Sedangkan teknik angket digunakan untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran model siklus belajar. 6. Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Terhadap data hasil pengamatan keterampilan proses sains, analisis dilakukan dengan mencari persentase skor tiap aspek keterampilan proses sains siswa, Kemudian membandingkan persentase skor tiap aspek keterampilan proses sains yang diamati pada siklus I dan siklus II. 2. Terhadap data hasil tes prestasi belajar siswa, dilakukan analisis dengan menentukan rata-rata nilai tes, peningkatan (gain) dari pretes dan postes pada siklus I dan II, serta jumlah (persentase) siswa yang tuntas belajar pada siklus I dan II. Kemudian membandingkan hasil yang diperoleh pada siklus I dan II. 3. Terhadap data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus belajar dilakukan analisis kualitatif, yaitu memfokuskan hal-hal pokok dan penting yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus belajar. Hasil observasi dideskripsikan dalam paparan data secara naratif. Analisis kualitatif ini memperoleh data penelitian yang berupa indikator-indikator perilaku guru dan siswa dalam proses pembelajaran konstrukitivis model siklus belajar yang dapat menyumbang besar pada peningkatan keterampilan proses sains dan prestasi belajar siswa. 4. Terhadap data hasil angket respon siswa tentang pelaksanaan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar dilakukan analisis dengan memfokuskan hal-hal pokok dan penting yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus belajar. Analisis ini memperoleh informasi tentang tanggapan dan kendala-kendala yang dihadapi siswa selama pelaksanaan pembelajaran siklus belajar. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Paparan Data Siklus I Observasi terhadap keterampilan proses sains siswa dilaksanakan pada setiap pertemuan dalam siklus I. Adapun aspek keterampilan proses sains yang diamati meliputi aspek keterampilan mengamati, menafsirkan pengamatan, meramalkan, menggunakan alat percobaan, menerapkan konsep, merencanakan penelitian, berkomunikasi dan bertanya/berpendapat. Kegiatan eksperimen siswa pada siklus I ini dibagi menjadi 5 kegiatan, yaitu: 1) Menentukan hubungan antara kekasaran permukaan bidang dengan besarnya gaya gesek, 2) Menentukan hubungan antara normal bidang dengan besarnya gaya gesek, 3) Menentukan hubungan antara sudut arah gaya dengan besarnya gaya gesek, 4) Menentukan besarnya koefisien gesek statis dan kinetis, dan 5) Membandingkan besarnya koefisien gesek statis dan kinetis. Sehingga pada akhir kegiatan eksperimen diharapkan siswa dapat membangun konsep bahwa = μs , dan = μk serta μs > μk. Data skor keterampilan proses sains siswa yang diajar dengan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar pada siklus I materi gesekan adalah sebagai berikut. Tabel1 Data Persentase Skor Keterampilan Proses Sains Siswa NO Aspek keterampilan proses sains yang diamati SIKLUS I Gesekan (%) 1 Mengamati 72.4 2 Menafsirkan pengamatan 81.8 3 Meramalkan 54.1 4 Menggunakan alat percobaan 72.9 5 Menerapkan konsep 72.4 6 Merencanakan penelitian 78.2 7 Berkomunikasi 68.2 8 Bertanya/berpendapat 35.5 Data prestasi belajar pada siklus I materi gesekan yang diajar dengan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2 Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA-4 Keterangan/Nilai SIKLUS I (Materi gesekan) Pre-tes Pos-tes Gain Jumlah peserta tes 33 34 - Rata-rata 3.10 6.17 3.06 Σ nilai ≥7 0 3 3 2. Paparan Data Siklus II Pembelajaran pada siklus II dengan materi elastisitas bahan dan gaya pegas terdiri dari tiga sub materi, yaitu 1) Hukum Hooke dan gaya pegas, 2) getaran pegas, dan 3) susunan pegas. Di awal kegiatan siklus II ini siswa diberi pretes, untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Sedangkan di akhir pembelajaran pada siklus II, dilaksanakan postes untuk mengetahui penguasaan siswa pada materi yang telah diajarkan. Persentase skor keterampilan proses sains siklus II sebagai berikut. Tabel 3 Data Persentase Skor Keterampilan Proses Sains Siswa NO Aspek keterampilan proses sains yang diamati SIKLUS II Hukum Hooke Getaran Pegas Rangkaian Pegas 1 Mengamati 75.9 79.4 87.1 2 Menafsirkan pengamatan 88.8 95.3 97.6 3 Meramalkan 60.6 71.8 75.3 4 Menggunakan alat percobaan 74.7 78.2 79.4 5 Menerapkan konsep 82.9 84.7 85.3 6 Merencanakan penelitian 79.4 81.2 88.8 7 Berkomunikasi 70 71.2 75.3 8 Bertanya/berpendapat 46 57.1 70.6 Data prestasi belajar fisika siswa pada siklus II materi elastisitas bahan dan gaya pegas dengan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4 Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA-4 Materi : Elastisitas Bahan Dan Gaya Pegas Keterangan/Nilai SIKLUS II Pre-tes Pos-tes Gain Jumlah peserta tes 33 34 - Rata-rata 3.30 6.78 3.48 Σ nilai ≥ 7 0 16 16 Persentase skor keterampilan proses sains yang dicapai siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5 Rekapitulasi Data Persentase Skor Keterampilan Proses Sains Siswa NO Aspek keterampilan proses sains yang diamati Persentase tercapai (%) SIKLUS I SIKLUS II Gesekan Hukum Hooke Getaran pegas Rangkaian pegas 1 Mengamati 72.4 75.9 79.4 87.1 2 Menafsirkan pengamatan 81.8 88.8 95.3 97.6 3 Meramalkan 54.1 60.6 71.8 75.3 4 Menggunakan alat percobaan 72.9 74.7 78.2 79.4 5 Menerapkan konsep 72.4 82.9 84.7 85.3 6 Merencanakan penelitian 78.2 79.4 81.2 88.8 7 Berkomunikasi 68.2 70 71.2 75.3 8 Bertanya/berpendapat 35.5 46 57.1 70.6 Peningkatan keterampilan proses sains siswa tiap aspek dapat digambarkan pada diagram batang berikut. Gambar 2 Diagram Batang Persentase Keterampilan Proses Sains Siswa Peningkatan keterampilan proses sains siswa melalui pembelajaran konstruktivis model siklus belajar ini selaras dengan hasil penelitian Hasanah (1999) dan Hilmiyatul (2005). Adapun data prestasi belajar fisika siswa yang diajar dengan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6 Rekapitulasi Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA-4 Keterangan/Nilai SIKLUS I (Materi Gesekan) SIKLUS II (Materi Elastisitas Bahan dan Gaya Pegas) Pretes I Postes I Gain Pretes II Postes II Gain Jumlah peserta tes 33 34 - 33 34 - Rata-rata 3,10 6,17 3,07 3,30 6,78 3,48 Σ nilai ≥ 7 0 3 3 0 16 16 Nilai rata-rata pretes dan postes di siklus I dan siklus II dapat dilihat pada grafik diagram batang berikut. Gambar 3 Diagram Batang Nilai Rata-Rata Pretes dan Postes Siswa pada Siklus I dan Siklus II Perbandingan peningkatan prestasi belajar di siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram berikut ini. Gambar 4 Diagram Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Peningkatan persentase jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 7 dapat digambarkan pada grafik berikut. Gambar 5 Diagram Persentase Siswa yang Mendapat Nilai ≥ 7 Berdasarkan hasil dari siklus II, diperoleh bahwa keterampilan proses sains siswa sudah cukup baik dan mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu dengan persentase skor perolehan aspek keterampilan proses sains terendah 70,6%. Hasil prestasi belajar fisika siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu dari 3,06 poin menjadi 3,48 poin. Peningkatan prestasi belajar fisika hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nurhayati (2003). Peningkatan jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 7 juga cukup baik yaitu dari 3 siswa menjadi 16 siswa. Penelitian ini diakhiri hanya sampai pada siklus II saja, karena apa yang menjadi tujuan dari penelitian ini sudah tercapai di siklus II yaitu adanya peningkatan keterampilan proses sains dan prestasi belajar fisika siswa. Selain itu, juga karena keterbatasan waktu peneliti dalam mengadakan penelitian. Untuk mendapatkan hasil keterampilan proses sains dan prestasi belajar fisika yang jauh lebih baik lagi, dapat dilakukan penelitian pelaksanaan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar secara berkelanjutan pada waktu yang akan datang. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan: 1. Setelah diterapkan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar, keterampilan proses sains siswa kelas XI IPA-4 SMAN 8 Malang mengalami peningkatan. 2. Peningkatan prestasi belajar fisika siswa kelas XI IPA-4 SMAN 8 Malang setelah diterapkan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar adalah sebesar 3,06 poin pada siklus I dan 3,48 poin pada siklus II, dengan peningkatan persentase jumlah siswa yang tuntas belajar dari 8,8% pada siklus I menjadi 45,5% di akhir siklus II. 3. Deskripsi teknis pelaksanaan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar di kelas XI IPA-4 SMAN 8 Malang yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan prestasi belajar fisika siswa adalah sebagai berikut. a) Tahap Eksplorasi Pembelajaran diawali dengan demonstrasi untuk menunjukkan gejala fisis yang nyata, sehingga siswa dapat mengamati langsung gejala fisis tersebut. Selanjutnya siswa diminta untuk menggali permasalahan dan menyusun hipotesis berdasarkan demonstrasi. Kemudian siswa menguji hipotesis dengan melakukan eksperimen. b) Tahap Invensi Setelah siswa mendapatkan data dari melakukan eksperimen, tiap-tiap kelompok menyusun laporan hasil eksperimen yang akan dijadikan bahan presentasi pada lembar kertas manila dan selanjutnya ditempelkan di papan tulis. Setelah siswa mendapatkan temuan sendiri dari hasil eksperimen bersama, guru kemudian mengembangkan konsep dengan cara mengaitkan temuan siswa tersebut dengan teori yang sudah ada. c) Tahap Aplikasi Tahap ini dilakukan dengan cara memberi persoalan/permasalahan pada siswa untuk didiskusikan dan diselesaikan dalam kelompok. Hasil kerja kelompok dievaluasi guru dan permasalahan yang tidak bisa diselesaikan oleh kelompok didiskusikan bersama antara guru dengan siswa. Saran 1. Kepada siswa, agar selalu aktif dalam kegiatan praktikum dan diskusi untuk mengembangkan keterampilan proses sains serta prestasi belajar fisika yang dimiliki. 2. Kepada para guru mata pelajaran fisika, agar mencoba menerapkan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar sebagai alternatif untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan prestasi belajar fisika siswa. 3. Kepada pihak sekolah, agar mencoba mengembangkan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar sebagai upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah. 4. Kepada peneliti lain, agar menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pelaksanaan pembelajaran konstruktivis model siklus belajar, sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih maksimal lagi.