NASIONALISME WARGA EKS-TIMOR LESTE DALAM FILM TANAH AIR BETA
Main Authors: | Noorkartika, Ayu Pramudhita, Lukmantoro, Triyono, Widagdo, M Bayu, Santosa, Hedi Pudjo |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro
, 2014
|
Online Access: |
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/5706 https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/5706/5492 |
Daftar Isi:
- Film tidak sekadar sebagai media yang sangat komunikatif, namun juga mampumenghadirkan kembali realitas yang ada ke dalam sebuah karya seni. Selain itu,film juga digunakan sebagai alat propaganda yang diyakini cukup efektif. TanahAir Beta merupakan sebuah film propaganda dari sineas dan tim untuk mengajakmasyarakat Indonesia menilik dan mengukur rasa cinta terhadap tanah air.Penelitian ini bertujuan mengetahui representasi nasionalisme warga eks-TimorLeste dalam film Tanah Air Beta. Teori yang digunakan dalam penelitian iniadalah teori representasi dari Stuart Hall dan teori nasionalisme dari BenedictAnderson. Tipe penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif dengan analisissemiotika Roland Barthes yang berusaha mengungkapkan makna yangtersembunyi di balik sebuah tanda, untuk meneliti dan mengkaji tanda-tanda didalam film.Temuan penelitian ini menunjukan bahwa Tanah Air Betamerepresentasikan nasionalisme sebagai sebuah bangsa yang pada hakekatnyaterbatas dan bangsa yang dibayangkan menjadi komunitas. Hal-hal tersebut dapatdilihat melalui tanda-tanda seperti dialog, kostum, penampilan, dan gambar yangberada di dalam film. Nasionalisme yang dikemas rapih dalam konteks keluargaini menunjukkan bahwa perbedaan etnis tidak menghalangi pencapaian cita-citauntuk kesatuan dan persatuan bangsa. Namun di sisi lain, nasionalisme dalam filmini juga ditunjukkan sebagai sebuah proses panjang yang harus dilalui, hargamahal yang harus dibayar, dan nasionalisme juga dibentuk melalui sebuahhukuman.Disarankan kepada para pembuat film untuk lebih mengembangkankonsep dan cara penyampaian nasionalisme dengan lebih variatif. Sehingga,mampu menggugah hati masyarakat untuk peduli terhadap bangsa.Kata Kunci: Representasi, Nasionalisme, Referendum Timor Leste, dan Anakanak.